Pada dasarnya permasalahan air dalam pertanian temanggung adalah merupakan masalah paling utama. Kalau kita melihat realitas di lereng gunung sumbing bagian atas khususnya kecamatan Tlogomulyo bulu dan tembarak. Petani Di sana adalah kebanyakan petani gurem yang memiliki lahan yang tidak luas dengan lahan tegalan tadah hujan. Sudah menjadi langganan bahwa setiap musim kering maka tanaman yang bisa ditanam hanyalah tembakau. sehingga pembeli tembakau yang sangat diuntungkan oleh keadaan ini sehingga mereka mampu memonopoli harga tembakau. Walaupun ada beberapa pembeli tembakau yang membeli tembakau rajangan sebagai pengepul besarnya, tetapi pada prakteknya tetap petani selalu kalah dengan jumlah pembeli yang sedikit ini. Petanipun yang hanya bisa menanam tembakau harus pasrah menerima berapapun harga yang nantinya dikeluarkan pembeli karena hanya panen itulah yang dimiliki dan menjadi andalan. Peran pemerintah dan Asosiasi petanipun seakan-akan tidak begitu berpengaruh dalam penentuan harga tembakau ini. Seandainya petani bisa melakuakan tumpangsari dalam penanaman pada musim kering , tentu harga tembakau yang burukpun tidak begitu berpengaruh (misalnya seperti petani di daerah wonosobo). Beberapa tahun yang lalu saya berdiskusi dengan beberapa pemuda di daerah saya ini, saat itu kami merencanakan beberapa hal untuk berpikir tentang pengairan ini, tapi hampir semua pemikiran kami saat itu belum ada yang berjalan.
Mungkin sebagai awalan dari hal itu marilah kita melihat apa yang dikatakan Al Qur'an dulu tentang siklus air ini, mungkin dengan kembali kepada jalan yang diturunkan oleh Allah ini kita akan menemukan jalan awal kita melangkah tentang masalah ini.
Al-Qur’an telah menyebutkan proses siklus air, dan juga bagaimana terjadinya dengan sangat detail. Penyebutan itu pun sesuai dengan ilmu pengetahuan modern. Pada saat ayat-ayat ini turun, mayoritas orang masih berkeyakinan bahwa yang menurunkannya adalah dewa hujan.
Peran Penting Matahari
Allah swt. berfirman:
Cahaya dan panas matahari bertanggung-jawab dalam menguapkan air ke udara, dan membentuk angin.
Peran Angin
Allah swt. berfirman:
Angin yang menggiring awan, mengawinkan ion-ion dalam awan sehingga bisa turun hujan.
Pembentukan Awan
Allah swt. berfirman:
Cadangan Air Tanah
Allah swt. berfirman:
Air tersimpan dalam bumi ratusan tahun, tapi tidak rusak. Berbeda dengan kalau kita yang menyimpannya.
Distribusi Air
Allah swt. berfirman:
Setelah turun, air tidak hilang begitu saja. Tapi diserap bumi, lalu keluar dalam bentuk mata air. Dedaunan tidak selamanya hijau, air yang dikandungnya harus kembali mengalami siklus. Daun yang kering itu setelah proses ribuan tahun akan berubah menjadi minyak.
Peran Penting Sungai
Allah swt. berfirman:
Sungai yang mensuplai air laut, sumber air terbesar yang diuapkan ke udara. Tanpa adanya sungai, laut pun akan kering, dan tidak akan ada uap air yang terbang ke udara. Dari lautlah air akan diuapkan.
Peran Gunung
Allah swt. berfirman:
Gunung berperan dalam pembentukan awan, sehingga daerah pengunungan adalah daerah yang paling sering disirami hujan. Selain itu, gunung berfungsi dalam menyimpan dan mendistribusikan air.
Hukum Alam yang Akurat
Allah swt. berfirman:
Kata (بقدر) menunjukkan sistem dan akurasi. Semua proses turunnya hujan itu terjadi dengan teori yang sangat akurat. Ada sedikit ketimpangan, akan berpengaruh kepada bencana. Tidak ada istilah curah hujan yang yang terlalu besar. Karena ayat di atas menyebutkan bahwa air yang diturunkan hujan sama dengan air yang diuapkan ke langit. Tidak ada istilah berlebihan, karena semua sudah diukur oleh Allah swt.
Ini adalah awal sebuah pemikiran saya harap ada ide-ide lain yang bermunculan, terutama dari kaum muda petani Temanggung.
Mungkin sebagai awalan dari hal itu marilah kita melihat apa yang dikatakan Al Qur'an dulu tentang siklus air ini, mungkin dengan kembali kepada jalan yang diturunkan oleh Allah ini kita akan menemukan jalan awal kita melangkah tentang masalah ini.
Al-Qur’an telah menyebutkan proses siklus air, dan juga bagaimana terjadinya dengan sangat detail. Penyebutan itu pun sesuai dengan ilmu pengetahuan modern. Pada saat ayat-ayat ini turun, mayoritas orang masih berkeyakinan bahwa yang menurunkannya adalah dewa hujan.
Peran Penting Matahari
Allah swt. berfirman:
وَجَعَلْنَا سِرَاجًا وَهَّاجًا
“Dan Kami jadikan pelita yang amat terang (matahari).” [An-Naba’: 13].Cahaya dan panas matahari bertanggung-jawab dalam menguapkan air ke udara, dan membentuk angin.
Peran Angin
Allah swt. berfirman:
وَأَرْسَلْنَا الرِّيَاحَ لَوَاقِحَ فَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً
“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuhan, awan) dan Kami turunkan hujan dari langit.” [Al-Hijr: 22].Angin yang menggiring awan, mengawinkan ion-ion dalam awan sehingga bisa turun hujan.
Pembentukan Awan
Allah swt. berfirman:
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُزْجِي سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ
بَيْنَهُ ثُمَّ يَجْعَلُهُ رُكَامًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ
خِلَالِهِ وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ جِبَالٍ فِيهَا مِنْ بَرَدٍ
فَيُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَصْرِفُهُ عَنْ مَنْ يَشَاءُ يَكَادُ سَنَا
بَرْقِهِ يَذْهَبُ بِالْأَبْصَارِ
“Tidakkah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian
mengumpulkan antara (bagian-bagian) nya, kemudian menjadikannya
bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari
celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari
langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung…
maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang
dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya.
Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.”
[An-Nur: 43].Cadangan Air Tanah
Allah swt. berfirman:
فَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَسْقَيْنَاكُمُوهُ وَمَا أَنْتُمْ لَهُ بِخَازِنِينَ
“Dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu
dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya.”
[Al-Hijr: 22].Air tersimpan dalam bumi ratusan tahun, tapi tidak rusak. Berbeda dengan kalau kita yang menyimpannya.
Distribusi Air
Allah swt. berfirman:
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً
فَسَلَكَهُ يَنَابِيعَ فِي الْأَرْضِ ثُمَّ يُخْرِجُ بِهِ زَرْعًا
مُخْتَلِفًا أَلْوَانُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ
يَجْعَلُهُ حُطَامًا إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِأُولِي الْأَلْبَابِ
“Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan
air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi
kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang
bermacam-macam warnanya… lalu ia menjadi kering lalu kamu melihatnya
kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi
orang-orang yang mempunyai akal.” [Az-Zumar: 21].Setelah turun, air tidak hilang begitu saja. Tapi diserap bumi, lalu keluar dalam bentuk mata air. Dedaunan tidak selamanya hijau, air yang dikandungnya harus kembali mengalami siklus. Daun yang kering itu setelah proses ribuan tahun akan berubah menjadi minyak.
Peran Penting Sungai
Allah swt. berfirman:
وَهُوَ الَّذِي مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ هَذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ
وَهَذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَجَعَلَ بَيْنَهُمَا بَرْزَخًا وَحِجْرًا
مَحْجُورًا
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang
ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan
antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” [Al-Furqan: 53].Sungai yang mensuplai air laut, sumber air terbesar yang diuapkan ke udara. Tanpa adanya sungai, laut pun akan kering, dan tidak akan ada uap air yang terbang ke udara. Dari lautlah air akan diuapkan.
Peran Gunung
Allah swt. berfirman:
وَجَعَلْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ شَامِخَاتٍ وَأَسْقَيْنَاكُمْ مَاءً فُرَاتًا
Dan Kami jadikan padanya gunung-gunung yang tinggi, dan Kami beri minum kamu dengan air yang tawar?”[ Al-Mursalat: 77].Gunung berperan dalam pembentukan awan, sehingga daerah pengunungan adalah daerah yang paling sering disirami hujan. Selain itu, gunung berfungsi dalam menyimpan dan mendistribusikan air.
Hukum Alam yang Akurat
Allah swt. berfirman:
وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَسْكَنَّاهُ فِي الْأَرْضِ وَإِنَّا عَلَى ذَهَابٍ بِهِ لَقَادِرُونَ
“Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami
jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar
berkuasa menghilangkannya.” [Al-Mu’minun: 18].Kata (بقدر) menunjukkan sistem dan akurasi. Semua proses turunnya hujan itu terjadi dengan teori yang sangat akurat. Ada sedikit ketimpangan, akan berpengaruh kepada bencana. Tidak ada istilah curah hujan yang yang terlalu besar. Karena ayat di atas menyebutkan bahwa air yang diturunkan hujan sama dengan air yang diuapkan ke langit. Tidak ada istilah berlebihan, karena semua sudah diukur oleh Allah swt.
Ini adalah awal sebuah pemikiran saya harap ada ide-ide lain yang bermunculan, terutama dari kaum muda petani Temanggung.
No comments:
Post a Comment