بِسْمِ اللهِ
الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
“Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”
Ibnu
Utsaimin dalam tafsir Juz Amma menjelaskan bahwa Jar majrur (bi ismi)
di awal ayat berkaitan dengan kata kerja yang tersembunyi setelahnya sesuai
dengan jenis aktifitas yang sedang dikerjakan. Misalnya anda membaca basmalah
ketika hendak makan, maka takdir kalimatnya adalah : “Dengan menyebut nama
Allah aku makan”.
Dalam kaidah bahasa Arab,
jar majrur harus memiliki kaitan dengan kata yang tersembunyi setelahnya,
karena keduanya adalah ma’mul. Sedang setiap ma’mul harus memiliki ‘amil.
Ada dua fungsi
mengapa kita letakkan kata kerja yang tersembunyi itu di belakang:
Pertama : Tabarruk
(mengharap berkah) dengan mendahulukan asma Allah Azza wa Jalla.
Kedua : Pembatasan
maksud, karena meletakkan ‘amil dibelakang berfungsi membatasi makna. Seolah
engkau berkata : “Aku tidak makan dengan menyebut nama siapapun untuk mengharap
berkah dengannya dan untuk meminta pertolongan darinya selain nama Allah Azza
wa Jalla”.
Kata
tersembunyi itu kita ambil dari kata kerja ‘amal (dalam istilah nahwu) itu pada
asalnya adalah kata kerja. Ahli nahwu tentu sudah mengetahui masalah ini. Oleh
karena itulah kata benda tidak bisa menjadi ‘ami’l kecuali apabila telah
memenuhi syarat-syarat tertentu.
Syaikh Utsaimin mengatakan : “Kata kerja setelahnya disesuaikan
dengan jenis pekerjaan yang sedang dikerjakan”, karena lebih tepat kepada yang
dimaksud. Oleh sebab itu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda :
وَمَنْ كَانَ لَمْ يَذْبَحْ فَلْيَذْبَحْ
بِاسْمِ اللَّهِ- عَلَى اسْمِ اللَّهِ-
“Barangsiapa
yang belum menyembelih, maka jika menyembelih hendaklah ia menyembelih dengan
menyebut nama Allah“ Atau : “Hendaklah ia menyembelih atas nama Allah” ( HR
Bukhari - Muslim )
Dalam kitab
tafsir Mariful Qur’an, Mufti Shafi Usmani RA memberikan analisa secara bahasa
tentang makna kata bismillah. Menurut beliau kata bismillah terdiri dari 3 suku
kata ba, ism dan Allah. Kata ba memiliki 3 konotasi dalam
bahasa Arab :
- Mengekspresikan kedekatan antara dua benda yang satu dengan lainnya hampir tidak memiliki jarak.
- Mencari pertolongan dari seseorang atau sesuatu
- Mencari berkah dari seseorang atau sesuatu
Dari pendapat kedua masyayikh di atas dapat kita simpulkan ada 4 fungsi
kata bi yaitu :
1. Tabaruk
2. Pembatasan maksud
3. mengekspresikan kedekatan.
4. Mencari berkah atau
pertolongan.
Kata ism secara sederhana diartikan sebagai nama.
Sedangkan kata Allah merupakan gabungan dari kata Al dan Ilah.
Kata Al mempunya fungsi definitif dalam bahasa Arab yaitu
untuk menunjukkan sesuatu yang khusus sedangkan kata Ilah mengandung
arti sesuatu yang disembah. Kata Allah juga mengacu kepada suatu zat atau
esensi yang tidak bisa dinisbahkan kepada yang lain melainkan hanya kepada
Allah sendiri. Kata Allah juga merupakan bentuk tunggal yang tidak mempunyai
bentuk dual atau jamak hal ini untuk menguatkan makna keesaan pada Allah. Allah
adalah nama yang diperuntukkan untuk sang Rabb alam semesta ini. Dan Allah Azza
wa Jalla sendirilah yang menamai DzatNya dengan Allah. Sebagian ulama
mengatakan ini adalah nama yang paling agung sebab inilah nama yang disifatkan
dengan seluruh sifat kemahasempurnaan. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh
Allah sendiri dalam Al Qur’an :
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ
إِلَّا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ
. هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ
السَّلَامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ
اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ . هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ
الْمُصَوِّرُ لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَوَاتِ
وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Dia-lah Allah
Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib
dan yang nyata, Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dia-lah Allah
Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang
Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha
Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci, Allah dari
apa yang mereka persekutukan. Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan,
Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih
kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana.” (Al Hasyr : 22-24)
Perhatikanlah
bagaimana ayat-ayat ini menunjukkan bahwa
(1) Allah
sendirilah yang menamai dan menyebut DzatNya dengan nama Allah,
(2) nama inilah
yang menjadi nama Allah yang paling agung dan
(3) kepada nama
inilah semua nama dan sifat kemahasempurnaan Allah dinisbatkan.
Dari penjabaran di atas maka makna
kata bismillah dalam kaitannya dengan konotasi kata ba , dapat kita simpulkan:
- Dengan nama Allah Subhanallahu wa Ta’alla
- Dengan hanya karena Allah Subhanallahu wa Ta’alla saya melakukan sesuatu.
- Dengan pertolongan nama Allah Subhanallahu wa Ta’alla
- Dengan berkah nama Allah Subhanallahu wa Ta’alla
Dari sini kita bisa mempunyai gambaran bagaimana kuatnya efek dan
dampak pengucapan kata bismillah secara signifikan dalam segala pekerjaan yang
akan kita lakukan. Dengan mengucapkan bismillah maka kita berharap bahwa Allah Subhanallahu wa Ta’alla akan
bersama sama dengan kita. Selain itu Allah Subhanallahu wa Ta’alla akan menolong dan memberikan
berkah dalam proses pekerjaan yang kita lakukan.
Seorang ulama
besar Sayid Abu Ala Maududi dalam kitab tafsirnya Tafhim Al-Qur’an berpendapat
jika seorang muslim melakukan segala sesuatu dengan nama Allah dengan sadar dan
tulus maka sudah tentu akan menghasilkan 3 hal yang baik yaitu :
- Ia akan terlindungi dari kejahatan atau pengaruh buruk, karena dengan melibatkan nama Allah si fulan akan berpikir apakah segala niat dan tindakannnya sudah sesuai dengan standar kebaikan Allah SWT
- Dengan menyebut nama Allah akan menciptakan sikap yang benar dan mengarahkan si fulan menuju arah yang benar
- Ia akan menerima pertolongan dan berkah dari Allah dan terlindungi dari godaan setan
Kata Ar Rahman dan Ar Rahim merupakan bentukan kata
dari Ar Rahmah (kasih sayang). Dari kata Ar Rahmah inilah kata Ar
Rahman dan Ar Rahim dibentuk untuk menunjukkan bentuk kasih sayang
yang sangat besar. Walaupun kata Ar Rahman memiliki makna kasih sayang
yang lebih tinggi daripada Ar Rahim. Secara tersirat Ibn Jarir Ath
Thabary menyebutkan kesepakatan para ulama dalam masalah ini. Berikut ini beberapa nukilan
perkataan para ulama yang menjelaskan perbedaan antara Ar Rahman dan Ar
Rahim :
1. Ibn ‘Abbas mengatakan : “Kedua nama ini adalah nama (yang
menunjukkan) kelembutan, namun salah satunya lebih lembut dari yang lainnya
–artinya lebih menunjukkan kasih sayang yang lebih besar-.”
2. Abu ‘Ali Al Farisy mengatakan : “Ar Rahman adalah nama
yang mencakup segala bentuk rahmat yang hanya khusus dimiliki Allah Ta’ala,
sedangkan Ar Rahim adalah (untuk menunjukkan) rahmat dari sisi kaum
mu’minin.”
3. Ibn Jarir Ath Thabary meriwayatkan perkataan Al ‘Azramy yang
menyatakan : “Ar Rahman adalah (menunjukkan kasih) yang ditujukan untuk
semua makhluq, sedangkan Ar Rahim adalah khusus untuk orang-orang
beriman.”
Dengan melihat
cakupan Ar Rahman yang lebih luas, maka tidak mengherankan bila nama dan
sifat ini hanya untuk Allah Ta’ala berbeda dengan Ar Rahim yang
terkadang diberikan kepada makhluq seperti ketika Allah menjelaskan bagaimana
kasih Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam kepada kaum beriman, “ wa kaana
bil mu’minina rahima.” Tidak dibenarkan siapapun menyebut
dirinya sebagai Ar Rahman sebab ia adalah kekhususan Allah Ta’ala. Itulah sebabnya, Ar Rahman
secara khusus disebut dalam perintah berdo’a kepada Allah ;
قُلِ ادْعُوا اللَّهَ أَوِ ادْعُوا الرَّحْمَنَ أَيًّا
مَا تَدْعُوا فَلَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا
تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلًا
“Katakanlah: “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama
yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang
terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah
pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu” (Al Isra’
:110)
Dengan mengucap Basmallah
berarti kita telah melibatkan Allah Subhanallahu wa Ta’alla dalam setiap tindakan kita, maka segala tindakan kita akan
selalu berorientasi kepada Allah Subhanallahu wa
Ta’alla
dan hal tersebut diejawantahkan
dari suatu pekerjaan biasa menjadi suatu aktivitas ibadah yang bernilai di mata
Allah Subhanallahu wa
Ta’alla. Disamping itu juga kita mengharap keberkahan atau
berlipatnya kebaikan dari setiap pekerjaan kita dikarenakan ucapan kita membaca
basmallah ketika memulainya.
Di samping hal
itu, seorang muslim yang mengucapkan basmallah, maka dia akan sadar akan
pengawasan Allah. Sehingga dengan hal itu dia akan melakukan pekerjaan dengan
semaksimal mungkin dan tanpa melanggar syariat Allah.
Wallahu A’lam
Ta’ Rauf Yusuf