Tuesday, 26 January 2016

Hal-Hal yang Harus Dilakukan Sahabat Al Quran



Dari Abdillah bin Amr bin 'Ash dari Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, beliau bersabda, "Akan dikatakan kepada shahib Al Qur'an, "Bacalah dan naiklah serta tartilkan sebagaimana engkau dulu mentartilkan Al Qur'an di dunia, sesungguhnya kedudukanmu di akhir ayat yang kau baca." (HR. Abu Daud dan Turmudzi)

Para ulama menjelaskan arti shahib Al Qur'an adalah orang yang hafal semuanya atau sebagiannya, selalu membaca dan mentadabur serta mengamalkan isinya dan berakhlak sesuai dengan tuntunannya.

Dalam Muqodimah Tafsir Al Qurthubi, dalam bab Ma Yambaghi Li Shahib Al Quran an Ya'khudza Nafsahu bihi wala Yaghfulu 'Anhu imam Qurtubhi berkata bahwa 10 hal yang harus dilakukan Shahib Al Quran :
1. Hedaknya ia ikhlas dalam mempelajari Al Quran, semata-mata hanya karena Allah. Hendaknya ia mewajban dirinya sendiri untuk membaca Al Quran di waktu siang maupun malam, di dalam shalat maupun di luar shalat agar tidak sampai lupa.

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إِنِّمَا مَثَلُ صَاحِبِ الْقُرْآنِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْإِبِلِ الْمُعَقَّلَةِ إِنْ عاهَدَهاَ عَلَيْهَا أَمْسَكَهَا وَ  إِنْ أَطْلَقَهَا ذَهَبَتْ -البخاري

Artinya: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,”Sesungguhnya perumpamaan shahib Al Qur`an seperti pemilik onta yang bertali kekang. Jika ia terus-menerus menjaganya (tali) atasnya (onta) ia menahannya dan jika ia melepasnya (tali) maka ia (onta) pergi”. (Riwayat Al Bukhari)

2. Hendaklah ia senantasa memuji Allah mensyukuri nikmat-nikmat Nya, berdzikir, tawakal dan meminta tolong kepadaNya, mencintai Nya, berpegang teguh kepada Nya, selalu mengingat mati dan memohon kebahagiaan kepada Nya.

3. Hendaklah ia  takut akan dosa-dosanya, mengharapkan ampunan Allah, lebih banyak merasa takut saat sehat sebab ia tidak tahu kapan hidupnya ber akhir, lebih megharap rahmat Allah ( raja' ) pada masa-masa mejelang ajal tiba, serta berbaik sangka kepada Allah.

Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

لاَ يَمُوْتَنَّ أَحَدٌ مِنْكُمْ إلاَّ وَهُوَ يُحْسِنُ الظَّنَّ بِاللهِ تَعَالَى

Janganlah salah seorang dari kaliam mati, kecuali dalam keadaan berbaik sangka kepada Allah (HR. Abu Daud dan Muslim).

Maksudnya, berbaik sangka bahwa Allah akan merahmati dan mengampuninya.

4. Hendaknya ia mengetahui ( kecenderungan ) manusia yang hidup pada zamannya, menjaga diri dari penguasa, menjaga kemurnian, kebersihan dan keselamaan jiwanya, berjihad melawan dorongan nafsu sekuat tenaga.

5. Hendaklah ia bersikap wara' terhadap kehidupan dunia dan bertaqwa kepada Allah, mendekatkan diri kepada-Nya dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya.

Ibnu Mas'ud berkata,' Sudah semestinya orang yang hafal Al Qur'an itu dikenali orang, yakni dengan terjaga di saat manusia terlelap oleh malam, dengan berwaspada di saat siang ketika manusia tertawa, dengan diam saat manusia berbicara tiada guna dan bersikap khusyu' ketika manusia sombong.'

'Abdullah bin 'Umar berkata, 'Tidak sepatutnya penghafal AlQuran itu tercebur dalam keburukan bersama orang-orang yang tercebur, bertindak bodoh bersama orang-orang yang bodoh. Hendaklah ia berjiwa pemaaf dan lapang dada demi hak Al Qur'an, karena di dalam dirinya terdapat kalam Allah.'

6. Hendaklah ia mengambil sikap menjauhi jalan syubhat, sedikit tertawa, sedikit berbicara dalam majlis Al Qur'an dan majlis yang lain dengan pembicaraan yang tidak berfaedah, serta menempatkan diri sebagai orang yang bijak dan lemah lembut.

7. Hendaklah ia bersikap tawadhu' terhadap orang-orang fakir, menjauhi sikap takabur dan ujub, menjaga jarak dengan dunia dan kesenanganya jika khawatir adanya fitnah yang akan menimpa jiwanya, meninggalkan perdebatan dan menempatkan dirinya sebagai orang yang sopan dan beradab.

8. Hendaklah ia menjadi sosok yang orang lain aman dari gangguanya, orang lain mengharapkan kebaikanya, orang lain selamat dari keburukanya , tidak mendengarkan orang di dekatnya yang membicarakan aib orang lain, bergaul dengan orang yang dapat membantunya mengerjakan kebaikan dan menunjukkan pada kejujuran dan akhlak mulia sehingga ia bisa menghiasi diri dengan sifat-sifat terpuji itu, tidak mengacuhkanya begitu saja.

9. Hendaklah ia juga mempelajari hukum-hukum Al Quran ( ilmu fikih ) , sehingga mengetahui maksud-maksud Allah dan hal-hal yang di wajibkan-Nya. Dengan demikian, ia bisa mengambil manfaat dari apa yang ia baca, lalu mengamalkanya. Bagaimana mungkin seseorang mengamalkan sesuatu yang tidak dipahaminya?

Alangkah buruknya jika ia ditanya tentang suatu hukum fikih dan ayatnya ia baca, ternyata ia tidak bisa menjawabnya. Tidak ada perumpamaan yang lebih tepat untuk menggambarkan keadaan orang ini selain khimar yang membawa buku-buku tebal.

10. Hendaknya dia mengetahui mana ayat Makkiyah dan mana ayat Madaniyah, sehingga ia bisa membedakan seruan-seruan Allah untuk para hamba-hamba-Nya di masa awal Islam, hal-hal yang diperintahkan Allah pada mereka di masa akhir Islam, hal-hal yang diwajibkan pada masa awal Islam dan kewajiban-kewajiban lain yang ditambahkan Allah belakangan. Ayat-ayat madaniyah merupakan ayat yang menasakh ayat-ayat makiyah.Tidak mungkin ayat-ayat makiyah yang menasakh ayat-ayat madaniyah, karena mansukh harus turun terlebih dulu sebelum nasikh diturunkan.

Apabila seorang penghafal Al Quran berhasil meraih tingkatan-tingkatan di atas, berarti ia Mahir Al Quran, memahami Al Quran dan menjadi orang yang dekat dengan Allah. Seperti sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَان
ِ
“Orang yang mahir membaca Al-Qur`an, maka kedudukannya di akhirat bersama para malaikat yang mulia lagi baik. Sementara orang yang membaca Al-Qur`an dengan tertatah-tatah dan dia sulit dalam membacanya, maka dia mendapatkan dua pahala.” (HR. Muslim )

Semoga Allah memudahkan kita menjadi salah satu dari sekian banyak sahabat Al Qur'an yang mendapat derajat yang tinggi di sisi Allah. Amin.

Wallahu A'lam
Pundung, 15 Rabiul Akhir 1437 H
Ta' Rouf Yusuf


Al Fatihah Bagian 2

Al Fatihah Bagian 2 ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. ٱلْحَمْدُ Dalam Tafsir At Thabari di k...