Muqodimah Sulam Taufiq
مُقَدِّمَةُ المُؤَلِّف
بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
الحَمْدُ للهِ رَبِّ العالَمِينَ، وأشْهَدُ أنْ لا إلٰهَ إلّا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهْ، وأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ ورَسُولُهُ، صَلَّى اللهُ عليه وسَلَّمَ وعلى آلِهِ وصَحْبِهِ والتّابِعِين.
أمّا بَعْدُ، فَهٰذا جُزْءٌ لَطِيفٌ يَسَّرَهُ اللهُ تَعالَى، فِيما يَجِبُ تَعَلُّمُهُ، وتَعْلِيمُهُ، والعَمَلُ بِهِ لِلخاصِّ والعامِّ، والواجِبُ ما وَعَدَ اللهُ فاعِلَهُ بِالثَّوابِ، وتَوَعَّدَ تارِكَهُ بِالعِقابِ، وسَمَّيْتُهُ سُلَّمَ التّوْفِيق إلى مَحَبَّةِ اللهِ على التَّحْقِيق، أسأَلُ اللهَ الكَرِيمَ أنْ يَجْعَلَ ذٰلك مِنْهُولَهُ وفِيهِ وإلَيْه، ومُوجِبًا لِلقُرْبِ والزُّلْفَى لَدَيْه، وأنْ يُوَفِّقَ مَنْ وَقَفَ عليه لِلْعَمَلِ بِمُقْتَضاه، ثُمَّ التَّرَقِّي بِالتَّوَدُّدِ بِالنَّوافِلِ لِيَحُوزَ حُبَّهُ ووَلاه.
Pendahuluan Penulis
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.*
Segala puji hanyalah milik Allah yang menjadi tuhan semesta alam.** Dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak untuk disembah dengan sebenar-benarnya kecuali hanya Allah yang maha tunggal yang tiada sekutu baginya.
Dan aku bersaksi bahwa nabi Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. *** Semoga sholawat dan salam Allah senantiasa tercurahkan atas beliau, seluruh keluarga, sahabat, dan para pengikut mereka.**** Selanjutnya, ini adalah sebuah kitab kecil (semoga Allah menjadikannya mudah untuk difaham dan diamalkan) yang menjelaskan tentang hal-hal yang wajib untuk dipelajari dan diajarkan serta diamalkan oleh orang yang berilmu maupun orang awam.
Wajib adalah sesuatu yang telah dijanjikan oleh Allah bagi orang yang mengerjakannya dengan mendapatkan pahala dan telah diancam oleh Allah bagi orang yang meninggalkannya dengan mendapatkan siksa. *****
Dan aku namai kitab ini dengan nama سُلَّمَ التّوْفِيق إلى مَحَبَّةِ اللهِ على التَّحْقِيق “Tangga pertolongan untuk menggapai cinta Allah dengan sebenar-benarnya, "Aku memohon kepada Allah yang maha dermawan agar menjadikan kitab ini semata-mata anugrah dariNya, murni karenaNya, cinta padaNya dan menyampaikan kepada Nua. Dan sebagai pendekat di sisiNya
Dan semoga Allah memberikan pertolongan pada orang yang mempelajari kitab ini untuk bisa mengamalkan isinya (mengerjakan yang wajib dan meninggalkan yang haram).
Kemudian terus meningkat dengan senang mengamalkan kesunahan-kesunahan supaya ia bisa mempeoleh cinta dan pertolongan Allah.******
-----
*Penulis memulai dengan menyebut nama Allah, mengikhlaskan mencari ridho Allah, meminta tolong dan meminta berkah dari Allah sebelum menulis , sambil memohon pertolongan kepada-Nya dalam segala urusanya, sebab
Dialah Allah yang disembah dengan benar
, Yang luas rahmat-Nya, Yang rahmat-Nya meliputi segala sesuatu; Dialah
yang memberi segala kenikmatan, baik
yang besar maupun yang kecil; Dialah yang senantiasa memberikan karunia, rahmat,
dan kemurahan.
**Al-hamdu ( الحَمْدُ للهِ) artinya ungkapan pujian
atas perbuatan yang dilakukan secara sukarela. Ia lebih umum dari kata asy-syukr (syukur), sebab syukur dilakukan sebagai imbalan
atas karunia. Kata Allah ( الله ) adalah nama Dzat Yang
Mahatinggi lagi Mahasuci. Arti nama ini adalah
Dzat yang disembah dengan benar. Menurut
sebuah pendapat ia adalah nama Allah yang paling agung, selain Dia tak ada yang memakai nama ini. Rabb (رَبِّ) pemilik, majikan, yang disembah, yang memperbaiki, yang mengatur, yang menambal, yang mengurus. Dalam kata ini terkandung makna ketuhanan, pembinaan, dan kepedulian kepada para makhluk ( العالَمِينَ) adalah bentuk jamak dar عالم yang artinya: segala sesuatu yang ada selain Allah Ta ala. Ia bermacam-macam, seperti: alam manusia, hewan, tumbuhan, debu, Jin. Kata (العالم) adalah ism jins yang tidak punya bentuk tunggal dari kata ini sendiri
*** Syahadatain adalah dua kalimat yang merupakan rukun Islam yang wajib dilakukan oleh setiap muslim. Syahadatain berisi pengakuan tentang keesaan Allah dan keutusan Muhammad sebagai rasul-Nya. Syahadatain juga merupakan simbol keimanan dan kesetiaan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Syahadatain terdiri dari dua bagian, yaitu:
Pertama, Laa ilaaha illallah, yang artinya tidak ada sesembahan yang hak selain Allah. Kalimat ini menegaskan bahwa hanya Allah yang berhak disembah dan menerima ibadah dari manusia. Kalimat ini juga menolak segala bentuk syirik, yaitu menyembah selain Allah atau mengaku sebagai tuhan. Kedua, Anna Muhammadan Rasulullah, yang artinya aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Kalimat ini mengakui bahwa Muhammad adalah hamba Allah yang diutus kepada seluruh umat manusia untuk membawa risalah Islam. Kalimat ini juga mengajarkan untuk mentaati perintah, membenarkan ucapan, menjauhi larangan, dan tidak menyembah selain dengan apa yang disyariatkan.
Syahadatain harus dibaca dengan lisan dan hati dengan penuh khusyuk, ikhlas, dan tulus. Syahadatain harus dibaca dengan benar dan lengkap tanpa ada kesalahan atau kekurangan.
Makna syahadatain harus diamalkan setiap muslim. Tidak hanya diucapkan saja, namun juga diyakini. Syahadat merupakan salah satu rukun Islam yang perlu dipenuhi oleh setiap umat muslim. Bahkan syahadat adalah rukun Islam yang pertama sehingga memiliki hukum wajib untuk dilaksanakan.
**** Syaikh Nawawi Al-Bantani dalam Kasyifatu As-Saja' Syarh Safinah An-Najah berkata bahwa yang dimaksud “shalawat dari Allah” adalah semoga Allah menambahkan kemuliaan. Sedangkan “salam” yang dimaksud adalah semoga Allah memberikan penghormatan yang tinggi dan derajat yang mulia.
***** Hadratu Syaikh KH. Hasyim Asy’ari dalam Kitab Adabul Alim wal Muta’allim menjelaskan agar memulai belajar ilmu fardhu 'ain. Menurut beliau, ada empat pelajaran yang termasuk kategori Fardhu 'Ain.
Pertama, ilmu tentang zat Allah. Dalam disiplin ilmu ini penuntut ilmu cukup meyakini bahwa Allah adalah zat yang wujud, dahulu, kekal, suci dari sifat-sifat kurang dan memiliki sifat-sifat kesempurnaan.
Kedua, ilmu tentang sifat-sifat Allah. Materi yang wajib diketahui adalah tentang sifat-sifat Allah, bahwa Allah memiliki sifat berkuasa, berkehendak, mengetahui, hidup, mendengar, melihat dan berbicara.
Ketiga, ilmu fiqih. Penuntut ilmu wajib mengetahui dasar-dasar fiqih yang berkaitan dengan keabsahan ibadah sehari-sehari, meliputi shalat, wudhu, mandi janabat, menghilangkan najis, puasa, dan lain sebagainya. Bila memiliki harta, maka ia wajib mengetahui ilmu tentang bagaimana membelanjakan harta dengan benar, bertransaksi yang sah secara syariat. Tidak diperkenankan melakukan aktivitas apapun sampai ia mengetahui hukum Allah di dalamnya.
Dan yang keempat, ilmu tasawuf. Yaitu ilmu yang berkaitan tentang bagaimana menata hati, bujuk rayu nafsu dan yang sejenis dengannya. Ilmu ini penting untuk diketahui sebagai bekal dasar pengetahuannya agar tidak menjadi pribadi yang sombong, angkuh, pendengki dan sifat-sifat tercela lainnya.
Dalam mempelajari ilmu fardhu ain ini beliau merekomendasikan kitab ini dan Bidayatul Hidayah.
****** Jalan Untuk mencapai Cinta Allah
«إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيّاً فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالحَرْبِ. وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِيْ بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ. وَمَا يَزَالُ عَبْدِيْ يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا. وَلَئِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيْذَنَّهُ» رَوَاهُ البُخَارِيُّ.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘slaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman, ‘Barangsiapa yang menyakiti waliku, maka Aku mengumumkan perang kepadanya. Tidaklah hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang paling Aku cintai selain apa yang Aku wajibkan baginya. Hamba-Ku senantiasa mendekat diri kepada-Ku dengan amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Apabila aku telah mencintainya, Aku menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepadaku, pasti aku beri. Jika dia meminta perlindungan kepada-Ku pasti aku lindungi" (HR. Bukhari)
Al-wali secara bahasa berarti al-qarib, artinya dekat. Sebagaimana penyebutan dalam hadits berikut ini,
أَلْحِقُوا الْفَرَائِضَ بِأَهْلِهَا فَمَا بَقِيَ فَهُوَ ِلأَوْلَى رَجُلٍ ذَكَرٍ.
“Berikan bagian warisan kepada ahli warisnya, selebihnya adalah milik laki-laki yang paling dekat dengan mayit.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Makna auliya (أَوْلِيَاءَ) adalah walijah (وَلِيجةُ) yang maknanya: “orang kepercayaan, yang khusus dan dekat” (lihat Lisaanul ‘Arab). Auliya dalam bentuk jamak dari wali (ولي) yaitu orang yang lebih dicenderungi untuk diberikan pertolongan, rasa sayang dan dukungan. Bila dalam bahasa Indonesia makna aulia itu sendiri adalah wali atau orang suci. Jika lafaznya dibaca walayah (dengan fathah) maka berarti memberikan dukungan dan pembelaan, dan kedua jika lafaznya dibaca wilayah (dengan kasrah) maka berarti menyerahkan mandat atau memberi kekuasaan. Demikian menurut ar-Raghib al-Iṣfahani dalam kitab Mufradat Alfaẓ al-Qurʾan.
Jadi wali Allah adalah orang yang dekat dengan Allah. Maka jika merujuk hadits di atas maka langkah yang dilakukan adalah menjalankan kewajiban yang diwajibkan Allah, kemudian menjalankan ibadah sunah hingga Allah mencintainya. Maka jalan ini disebut oleh penulis sebagai سُلَّمَ التّوْفِيق إلى مَحَبَّةِ اللهِ على التَّحْقِيق ( Tangga pertolongan untuk menggapai cinta Allah dengan sebenar-benarnya )