Rasulullah bersabda: Sesungguhnya hamba ditahan
rezekinya karena dosa yang dilakukan (HR. An Nasai dan Ibnu Majah)
jika Rasulullah yang pasti benar perkataanya bersabda demikian, lalu mengapa justru pemegang kekuasaan dunia adalah orang-orang yang banyak berbuat dosa? Qarun yang kafir bahkan butuh banyak orang hanya untuk mengangkat kunci gudang penyimpanan hartanya. Lalu apakah yang dimaksud rizki dalam hadits di atas adalah harta? Atau jika harta, harta yang seperti apa yang dimaksud Rasulullah?
jika Rasulullah yang pasti benar perkataanya bersabda demikian, lalu mengapa justru pemegang kekuasaan dunia adalah orang-orang yang banyak berbuat dosa? Qarun yang kafir bahkan butuh banyak orang hanya untuk mengangkat kunci gudang penyimpanan hartanya. Lalu apakah yang dimaksud rizki dalam hadits di atas adalah harta? Atau jika harta, harta yang seperti apa yang dimaksud Rasulullah?
Rizki yang
dimaksud dari hadits di atas lebih luas dari sekedar harta, akan tetapi lebih
luas dari harta. Kalaupun harta, tentulah bukan harta seperti harta qarun yang
membuatnya makin jauh dari Allah, akan tetapi harta yang berkah.
Kunci-kunci
rizki
Allah
menjadikan beberapa pembuka pintu-pintu rizki yang telah Allah kabarkan melalui
lisan RasulNya baik dalam Al Qur’an maupun Hadits-hadits.
1.Istighfar
(memohon ampun kepada Allah) &taubat kepadaNya dengan melakuakan keduanya
dengan perkataan & perbuatan.
“dan hendaklah
kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (jika kamu
mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik
(terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan
memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan)
keutamaannya. jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya aku takut kamu akan
ditimpa siksa hari kiamat.”(Hud:3)
“dan (dia
berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah
kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan
menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan
berbuat dosa." (Hud :52)
“Maka aku
katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah
Maha Pengampun . niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,dan
membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan Mengadakan untukmu kebun-kebun dan
Mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” Nuh :10-12
Rasulullah
bersabda ,“Barang siapa memperbenyak niscaya Allah menjadikan untuk setiap
kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap kesempitannya kelapangan dan Allah
akan memberinya rizki(yang hallal) dari arah yang tidak disangka-sangka.” (HR.
Abu dawud&ibnu majah)
2. Taqwa,
adalah menjaga diri dari yang menyebabkan dosa atau mentaati perintah-perintah
Allah dan menjauhi larangan-laranganNya atau menjaga diri dari sesuatu yang
menyebabkan siksa, baik dengan melakukan perbuatan atau meninggalkannya.
“dan Sekiranya
mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil dan (Al Quran) yang
diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan
dari atas dan dari bawah kaki mereka. diantara mereka ada golongan yang
pertengahan. dan Alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka.
Al Ma’idah :66
Jikalau
Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya. Al A’raf:96
“apabila mereka
telah mendekati akhir iddahnya, Maka rujukilah mereka dengan baik atau
lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang
adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah.
Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan
hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan
baginya jalan keluar, dan memberinya rezki dari arah yang tiada
disangka-sangkanya.. Ath-Thalaq :2-3
3. Tawakkal,
yaitu menampakkan kelemahan hamba serta bersandar sepenuhnya kepada Allah
semata.
dan Barangsiapa
yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya
Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu Ath Thalaq: 3
Rasulullah bersabda,”
Sungguh seadainya kalian betawakal kepada Allah sebenar-benar tawakal, niscaya
kalian akan diberi rizki sebagaimana rizki burung-burung. Mereka berangkat
pagi-pagi dalam keadaan lapar dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang.”
HR ahmad,tirmidzi &ibnu majah)
Tawakkal yang
benar tidak menafikan usaha manusia, seperti yang diisyaratkan dalam sebuah
hadits,”Amr bin Umayah ra berkata,” aku bertanya ‘wahai Rasulullah, apakah aku
ikat dahulu (tungganganku)lalu aku bertawakkal kepada Allah, atau aku lepaskan
begitu saja lalu aku bertawakkal?,’ beliau menjawab ,’ ikatlah
kendaraan(unta)mu lalu bertawakkallah,’” HR
Asy-Syihab
4. Beribadah
sepenuhnya kepada Allah,yaitu khusyu & bersungguh-sungguh dalam
mengkonsentrasikan hati ketika beribadah kepada Allah.
“ Sesungguhnya
Allah berfirman,’ wahai anak adam, beribadahlah sepenuhnya kepadaKu, niscaya
Aku penuhi(hatimu yang ada) di dalam dada dengan kekayaan dan aku penuhi
kebutuhanmu. Jika tidak kalian lakukan, niscaya Aku penuhi tanganmu dengan
kesibukan dan tidak aku penuhi kebutuhanmu.” HR Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah
&Al Hakim.
Rasulullah
bersabda,”Rabb kalian berkata,”wahai anak adam,beribadahlah kepadaKu
sepenuhnya(dengan penuh kekhusyuan), niscaya aku penuhi hatimu dengan kekayaan
dan Aku penuhi kedua tanganmu dengan rizki. Wahai anak adam , jangan jauhi Aku
sehingga Aku penuhi hatimu dengan kefakiran dan aku penuhi kedua tanganmu
dengan kesibukan.” HR Al Hakim
5. Melanjutkan
haji dengan umrah, maksudnya melakukan salah satunya lalu melanjutkannya dengan
yang lain.
Rasulullah
bersabda,”Lanjutkanlah haji dengan umrah,karena sesungguhnya keduanya
menghilangkan kemiskinan dan dosa, sebagaimana api dapat menghilangkan kotoran
besi,emas dan perak. Dan tidak ada pahala haji mabrur melainkan surga.” HR.
Ahmad, Tirmidzi,An Nasa’i, Ibnu Khuzaimah & Ibnu Hiban.
6.
Silaturrahim, yaitu menyambung tali persaudaraan dengan berbuat baik kepada
kerabat atau keluarga dekat.
Rasulullah
bersabda,”Barangsiapa senang untuk dipanjangkan umurnya dan diluaskan rizkinya
serta dihindarkan dari kematian yang buruk maka hendaklah ia bertaqwa kepada
Allah dan menyambung silaturrahim.” HR Abdullah bin Ahmad, Al Bazzar dan
Ath-Thabrani
Rasulullah
bersabda,”Sesungguhnya keta’atan yang paling disegerakan pahalanya adalah
silaturrahim. Bahkan hingga suatu keluarga yang ahli maksiyatpun, harta mereka
bisa berkembang dan jumlah mereka bertambah banyak jika mereka saling
bersilaturrahim. Dan tidaklah ada suatu keluarga yang saling bersilaturrahim
kemudian mereka membutuhkan (kekurangan) .” HR Ibnu Hibban
7. Berinfak di
jalan Allah,yaitu berinfak untuk sesuatu yang dicintai dan diridhai Allah.
Katakanlah:
"Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di
antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)".
dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, Maka Allah akan menggantinya dan
Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya. Saba’ :39
Rasulullah
bersabda,” Tidaklah para hamba berada di pagi hari kecuali di dalamnya terdapat
dua malaikat yang turun. Salah satunya berdo’s, ‘ya Allah berikanlah kepada
orang yang berinfak ganti( dari apa yang ia infakkan)’ sedang yang lain berkata
,’ya Allah berikanlah kepada orang yang menahan (hartanya) kebionasaan
(hartanya)’.” HR Bukhari
8. Memberi
nafkah kepada orang yang sepenuhnya menuntut ilmu agama.
Dahulu ada dua
orang saudara pada masa Rasulullah, salah seorang darinya mendatangi Nabi dan
saudaranya) yang lain bekerja. Lalu saudaranya yang bekerja mengadu mengadu
kepada Nabi, maka beliau bersabda ,”Mudah mudahan engkau diberi rizki dengan
sebab dia.”HR Tirmidzi & Al Hakim
9. Berbuat baik
kepada orang-orang yang lemah.
Rasulullah
besabda, “Bukankah kalian ditolong dan diberi rizki disebabkan karena
orang-orang lemah di antara kalian.” HR Bukhari
Rasulullah juga
bersabda ,” Carilah (keridhaan)ku melalui orang lemah dia antara kalian. Karena
sesungguhnya kalian diberi rizki dan ditolong dengan sebab orang-orang lemah
diantara kalian.” HR Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi,An Nasa’i, Ibnu Hibban & Al
Hakim
10. Berhijrah
di jalan Allah,keluar dari negeri kafir menuju negeri iman untuk mencari
keridhaan Allah sesuai dengan syariatNya.
Barangsiapa
berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat
hijrah yang Luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan
maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya
(sebelum sampai ke tempat yang dituju), Maka sungguh telah tetap pahalanya di
sisi Allah. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. AnNisa: 100
Disamping kunci-kunci rizki ada 10 hal penghalang rizki juga yang
dikabarkan oleh Rasulullah
1. Melawan Pemberi Rizki
Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah Ini (Ka’bah).
Yang Telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan (QS. Quraisy:3-4) Ayat ini memerintahkan untuk memurnikan ibadah hanya kepada Rabb penguasa Ka’bah sehingga Allah akan memberikan dua rezeki sekaligus, yaitu dicukupkan kebutuhan dunianya dan diberi keamanan diakhirat.
Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah Ini (Ka’bah).
Yang Telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan (QS. Quraisy:3-4) Ayat ini memerintahkan untuk memurnikan ibadah hanya kepada Rabb penguasa Ka’bah sehingga Allah akan memberikan dua rezeki sekaligus, yaitu dicukupkan kebutuhan dunianya dan diberi keamanan diakhirat.
2. Dosa
Rasulullah bersabda: Sesungguhnya hamba ditahan rezekinya karena dosa yang dilakukan (HR. An Nasai dan Ibnu Majah)
Rasulullah bersabda: Malaikat Jibril membisikkan di dalam hatiku, bahwa suatu jiwa tidak akan mati hingga telah sempurna rezekinya. Karena itu, bertakwalah kepada Allah dan carilah rezeki dengan cara yang baik dan hendaklah tertundanya rezeki tidak mendorong kalian untuk mencarinya dengan kemaksiatan kepada Allah, karena sesungguhnya keridhaan di sisi Allah tidak akan bisa diraih kecuali dengan ketaatan kepada-Nya (HR Abu Nu’aim, al-Baihaqi dan al-Bazar dari Ibn Mas’ud).
Rasulullah bersabda: Sesungguhnya hamba ditahan rezekinya karena dosa yang dilakukan (HR. An Nasai dan Ibnu Majah)
Rasulullah bersabda: Malaikat Jibril membisikkan di dalam hatiku, bahwa suatu jiwa tidak akan mati hingga telah sempurna rezekinya. Karena itu, bertakwalah kepada Allah dan carilah rezeki dengan cara yang baik dan hendaklah tertundanya rezeki tidak mendorong kalian untuk mencarinya dengan kemaksiatan kepada Allah, karena sesungguhnya keridhaan di sisi Allah tidak akan bisa diraih kecuali dengan ketaatan kepada-Nya (HR Abu Nu’aim, al-Baihaqi dan al-Bazar dari Ibn Mas’ud).
3. Mengingkari Nikmat
Allah Subhanahuwata’ala berfirman: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahim: 7-8).
Dan Allah Telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; Karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat (QS. AN Nahl: 112)
Allah Subhanahuwata’ala berfirman: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahim: 7-8).
Dan Allah Telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; Karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat (QS. AN Nahl: 112)
4. Menyandarkan nikmat kepada pemberi yang
sesungguhnya.
Sebagaimana Qarun berkata: “Sesungguhnya Aku Hanya diberi harta itu, Karena ilmu yang ada padaku”. dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh Telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih Kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka (QS. Al Qhashash: 78). Tidak benar manusia mengatakan aku mendapat rezeki karena ilmu, keahlian, pekerjaan dll yang aku miliki karena semua adalah karunia Allah Ta’ala.
Sebagaimana Qarun berkata: “Sesungguhnya Aku Hanya diberi harta itu, Karena ilmu yang ada padaku”. dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh Telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih Kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka (QS. Al Qhashash: 78). Tidak benar manusia mengatakan aku mendapat rezeki karena ilmu, keahlian, pekerjaan dll yang aku miliki karena semua adalah karunia Allah Ta’ala.
5. Banyak bersumpah dalam jual beli
Abu Hurairah meriwayatkan dari Rasulullah bahwasanya belaiu bersabda: Sumpah itu dapat melariskan dagangan tetapi juga menjadi penghilang berkah (HR. Al-Bukhari & Muslim).
Abdullah bin Abi Aufa Radhiyallahu ‘anhu berkata ada seseorang yang menawarkan suatu barang di pasar, lalu dia bersumpah atas nama Allah bahwa dia telah memberikan harga yang paling rendah yang belum pernah diberikan, agar ada seorang muslim yang terjebak, lalu turunlah ayat.
“Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berbicara pada mereka dan tidak (pula) akan melihat kepada mereka pada hari Kiamat dan tidak (pula) akan menyucikan mereka. Bagi mereka Adzab yang pedih” [Ali-Imran : 77] (HR. Al-Bukhari)
Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, dia bercerita, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda.
“Artinya : Tiga golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Allah, tidak juga dilihat dan di sucikanNya, dan bagi mereka adzab yang sangat pedih ; Seseorang yang mempunyai kelebihan air di sebuah jalanan, dimana dia menghalangi para pejalan dari air tersebut, lalu seseorang membai’at seseorang –dalam sebuah riwayat : seorang imam- yang dia tidak membai’atnya melainkan untuk kepentingan dunia, yang jika orang dibai’atnya itu memberi apa yang dia inginkan, maka dia akan mentaatinya dan jika tidak maka dia tidak mentaatinya, serta seseorang yang menawar barang dagangan orang lain setelah Ashar, lalu dia (penjual) bersumpah dengan menggunakan nama Allah bahwa dia benar-benar telah memperoleh barang tersebut sekian dan sekian, lalu diambillah oleh orang itu” (HR. Ahmad II/253)
Abu Hurairah meriwayatkan dari Rasulullah bahwasanya belaiu bersabda: Sumpah itu dapat melariskan dagangan tetapi juga menjadi penghilang berkah (HR. Al-Bukhari & Muslim).
Abdullah bin Abi Aufa Radhiyallahu ‘anhu berkata ada seseorang yang menawarkan suatu barang di pasar, lalu dia bersumpah atas nama Allah bahwa dia telah memberikan harga yang paling rendah yang belum pernah diberikan, agar ada seorang muslim yang terjebak, lalu turunlah ayat.
“Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berbicara pada mereka dan tidak (pula) akan melihat kepada mereka pada hari Kiamat dan tidak (pula) akan menyucikan mereka. Bagi mereka Adzab yang pedih” [Ali-Imran : 77] (HR. Al-Bukhari)
Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, dia bercerita, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda.
“Artinya : Tiga golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Allah, tidak juga dilihat dan di sucikanNya, dan bagi mereka adzab yang sangat pedih ; Seseorang yang mempunyai kelebihan air di sebuah jalanan, dimana dia menghalangi para pejalan dari air tersebut, lalu seseorang membai’at seseorang –dalam sebuah riwayat : seorang imam- yang dia tidak membai’atnya melainkan untuk kepentingan dunia, yang jika orang dibai’atnya itu memberi apa yang dia inginkan, maka dia akan mentaatinya dan jika tidak maka dia tidak mentaatinya, serta seseorang yang menawar barang dagangan orang lain setelah Ashar, lalu dia (penjual) bersumpah dengan menggunakan nama Allah bahwa dia benar-benar telah memperoleh barang tersebut sekian dan sekian, lalu diambillah oleh orang itu” (HR. Ahmad II/253)
6. Mengotori diri dengan harta riba
Allah Subhanahuwat’ala berfirman yang artinya :Orang-orang yang makan (mengambil) ribatidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang Telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang Telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya - Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.
Allah Subhanahuwat’ala berfirman yang artinya :Orang-orang yang makan (mengambil) ribatidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang Telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang Telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya - Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.
Yang dimaksud dengan memusnahkan riba ialah
memusnahkan harta itu atau meniadakan berkahnya. dan yang dimaksud dengan
menyuburkan sedekah ialah memperkembangkan harta yang Telah dikeluarkan sedekahnya
atau melipat gandakan berkahnya.
Ibnu Mas’ud berkata: Pemakan riba, yang memberikan harta riba, penulisnya, dan saksinya dilaknat oleh Muhammad Shalallahu’alaihi wasalam.
Ibnu Mas’ud berkata: Pemakan riba, yang memberikan harta riba, penulisnya, dan saksinya dilaknat oleh Muhammad Shalallahu’alaihi wasalam.
7. Curang dalam usaha
Abu Hurairah berkata bahwasanya Rasulullah Shalallahu’alaihi wasalam suatu saat melewati seonggok makanan yang dijual di pasar. Lalu Rasulullah memasukkan tangannya ke dalam onggokan makanan itu hingga jari beliau menyentuh makanan yang basah. Rasulullah bertanya, “Apa ini wahai penjual makanan?” Penjual makanan menjawab, “Itu kena hujan wahai Rasulullah!” Rasulullah bersabda: “Mengapa tidak kamu letakkan yang basah itu di atas supaya dapat dilihat orang-orang? Barang siapa berbuat curang maka ia bukan golongan kami “(HR Muslim).
Abu Hurairah berkata bahwasanya Rasulullah Shalallahu’alaihi wasalam suatu saat melewati seonggok makanan yang dijual di pasar. Lalu Rasulullah memasukkan tangannya ke dalam onggokan makanan itu hingga jari beliau menyentuh makanan yang basah. Rasulullah bertanya, “Apa ini wahai penjual makanan?” Penjual makanan menjawab, “Itu kena hujan wahai Rasulullah!” Rasulullah bersabda: “Mengapa tidak kamu letakkan yang basah itu di atas supaya dapat dilihat orang-orang? Barang siapa berbuat curang maka ia bukan golongan kami “(HR Muslim).
8. Bakhil
Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. Ali Imran: 180).
Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. Ali Imran: 180).
9. Bekerja sampai melalaikan kewajiban
Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi (QS. Al Munafikun: 9)
Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi (QS. Al Munafikun: 9)
10. Melalaikan dzikir
Dan barangsiapa berpaling dari mengingatKu, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”.(QS. Thaha: 124)
Dan barangsiapa berpaling dari mengingatKu, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”.(QS. Thaha: 124)
Ad Dhahak berkata: Yang dimaksud penghidupan
yang sempit adalah penghidupan yang dipenuhi amal buruk serta rezeki yang buruk
pula.
No comments:
Post a Comment