Monday, 20 May 2013
Wednesday, 3 April 2013
TERAPI MADU
TERAPI
MADU
Madu adalah
cairan manis alami berasal dari nektar tumbuhan yang diproduksi oleh lebah
madu. Lebah madu mengumpulkan nektar madu dari bunga mekar, cairan tumbuhan
yang mengalir di dedaunan dan kulit pohon, atau kadang-kadang dari madu embun.
Nektar adalah senyawa kompleks yang dihasilkan kelenjar necteriffier dalam bunga, bentuknya berupa cairan, berasa manis
alami dengan aroma yang lembut. Nektar mengandung air (50 - 90%), glukosa,
fruktosa, sukrosa, protein, asam amino, karoten, vitamin, dan minyak serta
mineral esensial. Adapun, madu embun (thoneydew)
adalah zat manis yang lengket seperti tetesan embun di atas daun dan kulit
pohon yang diproduksi oleh beberapa jenis serangga yang mengisap cairan
tumbuhan. Komposisinya mirip nektar, tetapi mengandung lebih banyak mineral.
Biasanya lebah madu mengumpulkan madu embun bila nektar yang ada tidak
mencukupi.
Setelah
mengisap nektar, lebah pandu akan memfermentasikan dalam perutnya dengan
mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruklosa oleh enzim invertase yang
dikeluarkan kelenjar di tenggorokan. Sekembalinya ke sarang, lebah pandu
menyalurkan cairan nektar ke lebah rumah lewat belalainya. Lebah rumah akan
melanjutkan proses fermentasi dengan menelan dan mengeluarkan cairan nektar
berulang kali. Pada saat itu, terjadi proses ekstraksi air dan pembersihan
nektar dari racun, mikroba, penambahan asam amino, lipid, dan elemen lainnya.
Lebah
selanjutnya akan menyimpan nektar yang sudah diproses. Madu disimpan dalam
sel-sel sarang. Kemudian, madu akan mengalami ekstraksi air, pembentukan
monosakarida, dan pengayaan dengan campuran aromatik. Setelah 3-7 hari, lebah
menutup sel tersebut dengan malam yang akan mematangkannya menjadi madu yang
siap dipanen.
Untuk
menghasilkan 1 kg madu, lebah harus terbang 90 ribu hingga 180 ribu kali
mengunjungi bunga. Jika satu kali penerbangan berjarak 3 kilometer, maka total
perjalanan lebah bisa mencapai tujuh kali keliling bumi.
A. Jenis-jenis Madu
Ada banyak jenis
madu menurut karakteristiknya. Yang paling penting adalah membedakan
karakteristik madu berdasarkan sumber nektar, letak geografi, dan teknologi
pemrosesannya. Karakteristik madu disesuaikan dengan sumber nektarnya yaitu
flora, ekstra flora, dan madu embun. Dikenal pula madu monoflora yang artinya
berasal dari satu tumbuhan utama dan poliflora yaitu berasal dari nektar
beberapa jenis tumbuhan bunga. Madu yang berasal dari satu jenis bunga dinamakan
berdasarkan sumber nektarnya misalnya madu bunga matahari, madu kelengkeng,
dan madu jeruk.
Madu
monoflora mempunyai wangi, warna, dan rasa yang spesifik sesuai dengan
sumbernya. Madu poliflora dapat dinamakan sesuai dengan lokasi tempat madu
dikumpulkan misalnya madu Sumbawa, madu Bangka, atau madu Timor.
Lebah cenderung mengambil nektar dari satu jenis tanaman dan barn mengambil
dari tanaman lain bila belum mencukupi.
Madu
juga bisa dicirikan sesuai dengan letak geografis di mana madu tersebut
diproduksi. Misalnya madu Timur Jauh, Bashkirian, Yaman, Cina, Selandia Baru,
dan lain-lain.
Jenis
madu berdasarkan teknologi perolehannya dibedakan menjadi madu peras (strained honey) dan madu ekstraksi. Madu
peras merupakan madu yang diperas langsung dari sarangnya. Adapun madu
ekstraksi adalah Madu yang didapat dari proses sentrifugasi. Berdasarkan sumber
nektarnya, ada beberapa jenis madu yang umum tersedia:
v Madu alfafa
Madu yang
berasal dari bunga ungu alfafa. Warnanya terang dengan wangi dan rasa yang tak
terlalu menyengat
v Madu alpukat
Madu yang
dikumpulkan dari bunga alpukat. Warnanya gelap dan rasanya kaya akan lemak.
v Madu blueberry
Madu yang
diambil dari bunga putih blueberry. Warna madunya kuning kecokelatan muda
dengan rasa yang enak. Di clunia, madu ini diproduksi di Inggris dan Michigan.
v Madu clover
Madu clover
memiliki rasa yang enak dan ticlak terlalu tajam, berasal dari bunga clover.
Warnanya bervariasi dari boning seperti air hingga kuning kecokelatan tua,
tergantung lokasi dan jenis bunga clover yang menjadi sumbernya.
v Madu
eucalyptus
Madu yang
rasanya talk terlalu enak tetapi sangat bernilai karena konon dapat mengobati
penyakit tuberkulosis paru. Madu ini berasal dari banyak pohon berbunga
sehingga warnanya bervariasi dengan rasa yang kuat seperti obat.
v
Madu
jeruk
Seringkali
madu ini merupakan kombinasi dari beberapa bunga jeruk, warnanya terang,
rasanya talk terlalu tajam, dan beraroma jeruk segar.
v
Madu
cengkih
Madu yang
dikumpulkan dari bunga cengkih. Warnanya kuning orange keemasan dengan aroma dan
rasa cengkih yang enak.
v
Madu
kapas
Madu dengan
warna terang, aroma khas, dan rasa yang agak tawar. Madu ini muclah menggumpal
menjadi partikel dan berubah warna menjadi putih.
v
Madu
sage
Madu dengan
warna terang, kental, dan rasanya enak Serta tidak tajam. Jenis madu ini jarang
menggumpal sehingga Bering dicampur dengan madu lain untuk memperlambat
penggumpalan.
v
Madu
bunga bakau (mangrove)
Madu ini
tergolong madu hutan. Di Indonesia, antara lain dapat diternukan di propinsi
Jambi.
v
Madu
kopi
Madu ini
diperoleh dari bunga kopi dan memiliki efek berkebalikan dengan sifat kopi yang
membuat orang tahan kantuk. Madu kopi justru menimbulkan rasa kantuk dan cocok
untuk orang yang kesulitan tidur.
v
Madu
wild flower
Istilah ini
digunakan untuk menggambarkan madu yang bersumber dari bunga-bunga liar yang
beraneka ragam.
v
Madu
campuran
Madu yang
dicampur untuk mendapatkan cita rasa dan warna yang diinginkan. Kebanyakan madu
yang disajikan dalam kemasan merupakan madu jenis ini.
B. Karakteristik Fisis Madu
Madu
mempunyai banyak keunggulan karena karakteristiknya. Sepuluh karakteristik
finis madu sebagai berikut.
1.
Kekentalan
(viskositas)
Madu
yang baru diekstrak berbentuk cairan kental. Kekentalannya tergantung dari
komposisi madu, terutama kandungan airnya. Bila suhu meningkat, kekentalan madu
akan menurun. Beberapa jenis madu mempunyai karakter kekentalan khusus.
Misalnya, madu heather dan manuka sangat kental seperti jelly bila dibiarkan
dan akan mencair jika dikocok.
2.
Kepadatan
(densitas)
Madu
memiliki ciri khas yaitu kepadatannya akan mengikuti gaya gravitasi sesuai berat jenis. Bagian
madu yang kaya akan air (densitasnya rendah) akan berada di atas bagian madu yang
lebih padat dan kental. Oleh karena itulah, madu yang disimpan seperti memiliki
lapisan.
3.
Sifat
menarik air (higroskopis)
Madu
bersifat menyerap air sehingga akan sertambah enter dan akan menyerap
kelembapan udara sekitarnya.
4.
Tegangan
permukaan (surface tension)
Madu
memiliki tegangan permukaan yang rendah sehingga sering digunakan sebagai
campuran kosmetik. Tegangan permukaan madu bervariasi tergantung sumber
nektarnya dan berhubungan dengan kandungan zat koloid. Sifat tegangan permukaan
yang rendah dan kekentalan yang tinggi membuat madu memiliki ciri khas
membentuk busa.
5.
Suhu
Madu
memiliki sifat lambat menyerap suhu lingkungan, tergantung dari komposisi dan
derajat pengkristalannya. Dengan sifat yang mampu menghantarkan panas dan kekentalan
yang tinggi menyebabkan madu mudah mengalami overheating (kelebihan panas)
sehingga pengadukan dan pemanasan madu haruslah dilakukan secara hati-hati.
6.
Warna
Warna
madu bervariasi dari transparan hingga tidak berwarna seperti air, dari warna
terang hingga hitam. Warna dasar madu adalah kuning kecokelatan seperti gula
karamel. Warna madu dipengaruhi oleh sumber nektar, usia madu, dan penyimpanan.
Madu yang berasal dari pengumpulan banyak nektar dengan proses yang cepat akan
berwarna lebih terang daripada yang prosesnya iambat. Warna madu juga
ditentukan oleh subspesies lebah dan kualitas sarang. Adapun bening tidaknya
madu ditentukan oleh partikel yang tercampur, misalnya ads tidaknya pollen.
Warna madu bisa juga bersifat khusus, misalnya kuning terang pads madu bungs
matahari, keabu-abuan pads madu eucalyptus, dan kehijauan pads madu embun. Pads
madu yang mengkristal, akan terjadi perubahan warna menjadi lebih terang akibat
putihnya kristal glukosa yang dikandungnya. Ada pula madu yang berwarna putih susu saat
mengkristal dan jernih seperti air saat mencair (misalnya madu di Afrika
Timur).
Dalam
dunia industri, warna madu menentukan harga dan kegunaannya. Misalnya madu
yang berwarna gelap lebih sering digunakan untuk industri, sedangkan madu
berwarna terang banyak dipilih sebagai makanan atau minuman.
7.
Aroma
Aroma
khas disebabkan oleh kandungan zat organiknya yang mudah menguap (volatil).
Komposisi zat aromatik dalam madu bisa bervariasi sehingga wangi madu pun
menjadi unik dan spesifik. Aroma madu bersumber dari zat yang.dihasilkan sel
kelenjar bunga yang tercampur dalam nektar dan juga karena proses fermentasi
dari gula, asam amino, dan vitamin selama pematangan madu. Zat aromatik madu
bisa berupa minyak esensial, campuran karbonil (formaldehid, asetaldehid,
propionaldehid, aseton, metil etil keton, dan sebagainya), ikatan alkohol
(propanol, etanol, butanol, isobutanol, pentanol, benzyl alkohol, dan
sebagainya), serta ikatan ester (asam benzoat atau propionat). Aroma madu
cenderung tidak menetap karena zat ini akan menguap seiring waktu, terutama
bila madu tidak disimpan dengan baik.
8.
Rasa
Rasa
madu yang khas ditentukan oleh kandungan asam organik dan karbohidratnya, juga
dipengaruhi oleh sumber nektarnya. Kebanyakan madu rasanya manis dan agak asam.
Manisnya madu ditentukan oleh rasio karbohicrat yang terkandung dalam nektar
tanaman yang menjadi sumber madu. Rasa madu juga sesuai dengan sumber
tanamannya, misalnya madu dandelion bercita rasa kuat, madu bunga matahari
bercita rasa tajam, madu bunga mahoni bercita rasa pahit, dan madu tembakau
memiliki citarasa seperti tembakau. Ada
pula madu yang rasanya agak asin seperti madu jamblang. Madu juga ada yang
beracun, misalnya madu bunga rhododendron. Rasa madu bisa berubah bila disimpan
pada kondisi yang tidak cocok dan suhu yang tinggi yaitu menjadi kurang enak
dan masam.
9.
Sifat
mengkristal (kristalisasi)
Madu
cenderung mengkristal pada proses penyimpanan di suhu kamar. Banyak orang
berpikir bila madu mengkristal herarti kualitas madu buruk atau sudah
ditambahkan gula.
Madu
yang mengkristal merupakan akibat dari pembentukan kristal glukosa monohidrat,
tergantung dari komposisi dan kondisi penyimpanan madu. Makin rendah kandungan
airnya dan makin tinggi kadar glukosanya, makin cepat terjadi pengkristalan.
Contohnya, madu kaliandra lebih mudah mengkristal karena mengandung lebih
banyak glukosa, tetapi pada suhu di atas 250OC ataupun di bawah 5°C,
madu tidak mengkristal. Selama mengkristal, kandungan air dalam madu tidak
terikat dan mencetuskan terjadinya fermentasi madu.
10. Memutar optik
Madu
memiliki kemampuan mengubah sudut putaran cahaya terpolarisasi. Kemampuan ini
disebabkan kandungan zat gula yang spesifik dalam madu.
C. Komposisi Madu
Sebagai produk
alami, komposisi madu sangat bervariasi (Tabel 2).
TABEL 2. KOMPOSISI MADU
Kandungan
|
Rata-rata
|
Kisaran
|
Deviasi
Standar
|
Fruktosa/Glukosa
|
1,23
|
0,76-1,86
|
0,126
|
Fruktosa, %
|
38,38
|
30,91-44,26
|
1,77
|
Glukosa, %
|
30,31
|
22,89-44,26
|
3,04
|
Maltosa, % (sakarida tereduksi
|
7,3
|
2,7-16,0
|
2,1
|
Sukrosa, %
|
1,31
|
0,25-7,57
|
0,87
|
Gula, %
|
83,72%
|
|
|
Mineral (abu), %
|
0,169
|
0,020-1,028
|
0,15
|
Asam bebas (asam giukonat)
|
0,43
|
0,13--0,92
|
0,16
|
Nitrogen
|
0,041
|
0,000--0,133
|
0,026
|
Air, %
|
17,2
|
13,4-22,9
|
1,5
|
PH
|
3,91
|
3,42--6,01
|
‑
|
Total keasaman, meq/kg
|
29,12
|
8,68-59,49
|
10,33
|
Protein, mg/100g
|
168,6
|
57,7-56,7
|
70,9
|
1.
Gula
Komposisi
terbesar madu berupa gula fruktosa dan glukosa (85-95% dari total gula).
Tingginya kandungan gula sederhana dan persentase fruktosa menciptakan
karakteristik nutrisi yang khas untuk madu. Jenis gula lainnya adalah
disakarida (sukrosa, maltosa, dan isomaltosa), trisakarida dan gosakarida
terkandung dalam jumlah sedikit. Madu bunga juga mengandung dekstrin, sejenis
zat tepung yang mudah diserap tubuh. meningkatkan densitas madu dan metambatkan
kristalisasi. Komposisi berbagai gula yang dikandung madu tersebut ditentukan
oleh Amber nektarnya.
2.
Air
Komposisi
terbesar kedua setelah gula adalah air. Keberadaan air dalam madu merupakan hal
penting terutama pada proses penyimpanan. Hanya madu yang mengandung kadar air
kurang dari 18% yang dapat disimpan tanpa khawatir terjadi feimentasi.
Kelembapan udara, jenis nektar, proses produksi, dan penyimpanan akan
mempengaruhi kandungan air.
3.
Kalori
Madu
merupakan salah satu nutrisi alami sumber energi. Satu kilogram madu mengandung
3.280 kalori atau setara dengan 50 butir ayam, 5,7 liter susu, 25 buah pisang,
40 buah jeruk, 4 kg kentang dan 1,68 kg daging.
4.
Enzim
Enzim
adalah sejenis protein yang diperlukan untuk berlangsungnya berbagai proses
biokimiawi dalam tubuh. Madu asli mengandung banyak enzirn yang berasal dari
tumbuhan dan kelenjar ludah lebah. Pada madu embun, enzim juga diperoleh dari
serangga pengisap. Enzim yang terkandung dalam madu adalah invertase, diastase,
katalase, oksidase, peroksidase, dan protease. Enzim invertase berasal dari
kelenjar ludah lebah seat memproses nektar, tetapi sebagian sudah tersedia dalam
nektar. Guna enzim ini adalah memecah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
Enzim diastase berfungsi mengubah zat tepung menjadi dekstrin dan maltose.
Kemampuan enzim mengubah zat tepung ini dipengaruhi suhu. Enzim akan rusak bile
madu dipanaskan pada suhu 60-80° C. Enzim katalase mengubah hidrogen
peroksidase yang menimbulkan efek antibakteria.
5.
Hormon
Hormon
adalah zat kimia yang berfungsi mengatur aktivitas sel atau organ tubuh. Madu
mengandung hormon gonadotropin yang berfungsi menstimulasi kelenjar seksual.
Pada lebah, hormon ini dapat merangsang alat reproduksi lebah ratu dan membantu
proses pematangan telur.
6.
Asam
amino
Madu
mengandung asam amino esensial yang penting untuk tubuh, seperti proline,
tirosin, fenilalanin, glutamin, dan asam aspartat. Namun, kanclungannya sangat
bervariasi dari 0,6 hingga 500 mg dalam 100 gram madu. Sumber asam amino madu
berasal dari kelenjar lebah dan nektar. Pada penyimpanan yang lama, konsentrasi
asam amino pada madu bisa menurun.
7.
Vitamin
dan mineral
Madu
kaya akan vitamin A, betakaroten, vitamin B kompleks (lengkap vitamin C, D, E, dan
K. Penelitian di Universitas Florida Departemen Ilmu Makanan dan Nutrisi
Manusia menyimpulkan bahawa madu mengandung banyak nutrisi penting seperti
vitamin B6, riboflavin, thiamin, dan asam pantotenat. Madu mengandung mineral
cukup lengkap namun bervariasi antara 0,01%-0,64%. D. Jarvis meneliti kandungan
mineral madu dan memastikan dari 100% sampel terdapat zat besi, kalium,
kalsium, magnesium, tembaga, mangan, natrium dan fosfor. Zat lainnya adalah
barium, seng, sulfur, klorin, yodium, zirconium, gallium, vanadium, cobalt, dan
molybdenum. Sebagian kecil madu ada yang mengandung bismuth, germanium,
lithium, dan emas. Elemen mineral dalam madu merupakan yang paling lengkap dan
tinggi di antara produk organik lainnya. Biasanya madu yang berwarna gelap
lebih kaya akan mineral. Madu multiflora juca kaya akan mineral.
TABEL 3. KANDUNGAN MINERAL DAN VITAMIN
DALAM MADU
Nutrisi
|
Unit
|
Jumlah rata-rata
dalam 100 gram
madu
|
Rekomendasi
Kebutuhan sehad
(RDA)
|
Kalori
|
kkal
|
304
|
2.800
|
Vitamin:
|
|||
A
|
lU
|
|
5.000
|
131 (thiamin)
|
mg
|
0,004 - 0,006
|
1,5
|
B2 (ribofiavin)
|
mg
|
0,002 - 0,06
|
1,7
|
Asam nikotinat (niasin)
|
mg
|
0,11 - 0,36
|
20
|
B6 (piridoksin)
|
mg
|
0,008 - 0,32
|
2,0
|
Asam pantotenat
|
mg
|
0,02 - 0,11
|
10
|
Asam folat
|
ug
|
|
0,4
|
B12 (sianokobalamin)
|
mg
|
|
6
|
C
|
IU
|
2,2-2,4
|
60
|
D
|
IU
|
|
400
|
E (tokoferol)
|
|
|
30
|
Biotin
|
|
|
0.3
|
Mineral:
|
|||
Kalsium
|
mg
|
4 - 30
|
1.000
|
Klorin
|
mg
|
2 - 20
|
|
\Temljaga
|
mg
|
0,01 - 0,12,0
|
|
Yodium
|
mg
|
|
0,15
|
Besi
|
mg
|
1 - 3,4
|
18
|
Magnesium
|
mg
|
0,7 - 13
|
400
|
Fosfor
|
mg
|
2 - 60
|
1.000
|
Kalium
|
mg
|
10 - 470
|
|
Natrium
|
mg
|
0,6 - 40
|
|
Seng
|
mg
|
0,2 - 0,5
|
15
|
Sesuai
dengan sumber nektarnya, madu dapat mengandung zat obat. Selain itu, sejumlah
kecil zat lemak, seperti asam lemak bebas, trigliserida, fosfolipins, dan
sterol dapat dideteksi dalam madu.
D. Penyimpanan Madu
Proses
peryimpanan akan mempengaruhi kualitas madu. Untuk mempertahankan kualitasnya,
madu harus disimpan dalam wadah kaca (lebih dipilih yang berwarna gelap),
keramik, porselen, kayu tertentu, atau stainless steel. Penggunaan wadah besi,
tembaga, timah, atau campuran logam harus dihindari karena dapat bereaksi
dengan gula dan asam organik madu serta menghasilkan zat beracun.
Wadah
yang berbau juga mempengaruhi cita rasa madu karena dapat diserap madu. Tutup
wadah sebaiknya cukup besar agar madu bisa dikeluarkan apalagi bila sudah ada
pengkristalan. Wadah harus kedap udara dan diletakkan jauh dari panas dan
cahaya. Radiasi sinar ultraviolet dapat merusak enzim glukosa oksidase
(diastase) sehingga mempengaruhi aktivitas antibakterinya. Bila diletakkan di
tempat terbuka, madu dapat kehilangan air dan zat aromatiknya atau sebaliknya
akan terjadi penyerapan aroma dan air dari udara.
Suhu
yang ideal untuk penyimpanan madu adalah sekitar 20°C deg Egan kelembapan
kurang dari 650/b. Penyimpanan di atas suhu 25°C akan menurunkan kualitas yang
disebabkan perubahan enzim dan kimiawi madu.
Madu
murni yang disimpan relatif tahan terhadap bakteri dan jamur. Namun, bila dicampur
dengan makanan lain tetap memerlukan pasteurisasi ataupun zat pengawet agar
tahan lama.
Proses
penyimpanan yang baik pun lama-kelamaan tak akan mampu menahan perubahan madu.
Madu akan tetap berubah, baik warna, rasa, dan aroma, juga zat-zat aktif seperti
enzim dan aktivitas antimikroba. Komposisi gula madu akan berubah dengan
meningkatnya disakarida dan gula kompleks disertai penurunan gula sederhana
(frukrosa, glukosa). Perubahan awal ditandai dengan madu makin asam dan ini
terjadi pada semua madu hatiya waktunya yang berbeda-beda tergantung dari
kondisi awalnya.
E. Membedakan Madu Asli atau Palsu
Saat
ini, banyak beredar madu palsu. Namun, dengan mengerti sifat dan kandungan
madu, dapat dinilai mana madu yang asli dan palsu, serta kualitas madu apakah
baik atau jelek. Secara kasat mata memang sulit dibedakannya, diperlukan
pengujian kuantitatif untuk memastikan keaslian madu. Ada beberapa uji kuantitas untuk menentukan “asli”
atau “palsu” dengan cara pengujian kadar air, pengujian kandungan hidroksi metil
furfuraldehid (HMF), penentuan aktivitas enzim invertase, penentuan enzim
diastase, dan pengujian keasaman madu.
Kandungan
HMF yang merupakan produk pemecahan glukosa dan fruktosa pada madLi asli
maksimal 3 mg/100 gram. Madu asli juga memiliki keasaman (pH) yang tetap
berkisar 3,4-4,5, sedangkan pH madu palsu 2,4-3,3 atau di atas 5. Aktivitas
enzim diastase pada madu asli yang berkualitas minimal 5 dengan rasio kalium
(K) dan natrium (Na) sekitar 4,0. Pada madu palsu, rasionya 0,05-0,1. Madu asli
memiliki sifat khas memutar optik ke kiri yang bisa diperiksa dengan alas
polarimeter.
Diketahui
ada tiga jenis pemalsuan madu yang selama ini beredar, yaitu pemalsuan jumlah,
mutu, dan menyeluruh. Pemalsuan jumlah dilakukan dengan menambah volume madu
"asli" dengan madu "palsu", misalnya mencampurkan gula atau
madu buatan yang relatif lebih murah. Pemalsuan mutu biasanya dilakukan dengan
mengubah kadar air madu yang tadinya tinggi, lalu diturunkan dengan pemanasan.
Adapun pemalsuan menyeluruh adalah madu yang diklaim asli, tetapi sebenarnya
100% buatan, jadi bukanlah madu yang berasal dari lebah dengan komposisi
aslinya.
Lewat
uji kuantitas, madu dapat cliperkirakan dipalsukan atau ditambahkan sesuatu
apabila:
·
kadar
sukrosa madu naik,
·
kadar
enzim naik atau turun,
·
kadar
abu menjadi naik atau turun,
·
daya
hantar listrik naik,
·
kandungan
pollen clalam sedimen turun,
·
kandungan
mineral turun,
·
aroma
dan rasa berubah,
·
kandungan
Hidroksimetil furfuraldehid (HM,11) berubah,
·
kadar
protein turun,
·
warna
terang,
·
madu
mengandung timbal klorida (PbCl,),
·
madu
mengandung timbal sulfas (PbSO4),
·
madu
mengandung anion dan kation.
Secara
sederhana, madu asli dan palsu dapat dibedakan dengan melihat ciri khan finis
madu asli. Cara pertama meneteskan madu pada selembar kertas. Madu palsu akan
mudah terserap oleh kertas karena kandungan airnya tinggi. Cara kedua dengan
mengocoknya. Madu asli akan membentuk gas atau uap air jika dikocok. Cara
ketiga mencampur madu dengan telur ayam atau tel6r bebek.Madu asli yang dikocok
bersama telur akan membentuk gumpalan dan rasa telur berubah menjadi seperti
sudah digoreng. Sayangnya, Saat ini banyak beredar madu palsu yang menyerupai
madu asli hingga cara-cara tersebut sulit dijadikan pegangan.
Tipsnya
adalah dengan membeli madu di tempat yang sudah terpercaya. Bila terpaksa
membeli di tempat lain, bandingkan apakah harganya tidak terlalu beda jauh
dengan madu sejenis dari merek lain. Jika harganya sangat mudah, bisa jadi madu
tersebut adalah madu buatan.
F. Pemanfaatan Madu di Dunia Kesehatan
Dalam
dunia kesehatan, Demanfaatan madu bukanlah hal yang asing. Ada beberapa aturan yang harus diperhatikan
jika Anda mengonsumsi madu untuk tujuan pengobatan, yakni perhatikan dosis dan
efek sampingnya.
1.
Dosis
Dosis
madu yang dianjurkan untuk orang dewasa adalah 100-200 gram sehari, diminum
tiga kali sehari, pagi sebanyak 30-60 gram, Siang 40-80 gram, dan malam 30-60
gram. Disarankan satu jam setengah atau dua jam sebelum makan atau tiga jam
sesudah makan. Untuk anak-anak, dosis madu adalah 30 gram sehari.
Yoirish
menyarankan madu sebaiknya diminum dengan campuran air agar lebih mudah dicerna
dan mencapai peredaran darah, ke jaringan, dan sel tubuh. Lamanya terapi madu
sebaiknya sekitar dua bulan. Karena kadar yulanya yang tinggi, madu tidak boleh
dikonsumsi berlebihan karena pada dosis tinggi dapat menyebabkan darah
kelebihan gula yang akan memperberat kerja hormon insulin.
2.
Efek samping
Madu
merupakan nutrisi alami yang efek sampingnya amat minimal. Sebuah penelitian
Ladas yang dimuat di American Journal of Clinical Nutrition tahun 1995
melaporkan konsumsi madu pada orang normal dapat menimbulkan diare atau
gangguan perut. Hal ini mungkin disebabkan kandungan fruktosa madu yang cukup
tinggi. Kadar fruktosa madu termasuk yang tertinggi sekelompok dengan buah apel
dan pir. Tingginya fruktosa madu pada beberapa orang dapat menyebabkan gangguan
penyerapan yang disebut malabsorbsi fruktosa. Hal ini cukup merepotkan bagi
orang-orang yang sebelumnya punya pencernaan yang sensitif. Namun, menurut
Ladas, hal itu justru menguntungkan untuk orang yang punya keluhan sudah buang
air besar karena efek laksatif madu tersebut.
Madu
sebagai penyebab botulisms mulai menjadi perhatian di Negara Bagian California
karena ditemukan beberapa bayi dengan penyakit tersebut yang sebelumnya diberi
madu. Namun, penelitian lebih lanjut di Inggris tidak melihat ada hubungan
antara keduanya. Riches dalam bukunya MedicalAspectof Bee Keeping menyebutkan
bahwa pemberian label hati-hati untuk bayi di bawah satu tahun pada kemasan
madu tetaplah menjadi perdebatan, tetapi karena madu bagi bayi di bawah satu
tahun belumlah menjadi nutrisi terpenting, agaknya perlu pula berhati-hati
memberi madu pada anak di usia tersebut.
Tidak
semua madu aman dikonsomsi, ada pula jenis madu yang bersifat racun. Telah lama
diketahui madu segar yang berasal dari tumbuhan Rhododendron ponticum
mengandung andromedotoksin yang beracun untuk manusia. Tercatat dalam sejarah
400 SM para tentara romawi mengalami keracunan setelah makan madu yang belum
matang berasal dari tumbuhan tersebut. Tumbuhan lain yang menjadi cumber madu
beracun adalah famili Ericaceae. Namun, untungnya efek beracun madu makin
hilang bila madu telah sepenuhnya matang. Selain itu, industri madu sudah
sangat maju untuk mendeteksi lebih dahulu madu yang beracun hingga talk akan
lolos sampai ke konsumen.
3.
Perawatan luka
dan luka bakar
Penggunaan
madu untuk perawatan luka sudah banyak dilakukan sejak ribuan tahun yang lalu.
Dunia kedokteran modern saat ini telah banyak membuktikan madu sebagai obat
penyembuh luka yang unggul. Sebuah laporan menunjukkan luka yang dibalut dengan
madu menutup pada 90% kasus. Pada luka bakar derajat ringan, penyembuhan dengan
olesan madu berlangsung lebih cepat. Pasien luka bakar berat yang harus
ditransplantasi kulit dipercepat penyembuhannya dengan madu.
Beberapa
contoh kasus misalnya, seorang pasien dengan luka-luka di kedua kakinya
merelakan satu kaki untuk diterapi madu, sedangkan sisi yang lain memakai
balutan fibrinolisin dan calcium alginate. Ternyata sisi kaki yang dibalut madu
lebih cepat membaik. Pasien lain yang mempunyai luka bekas operasi cukup
panjang diterapi sebagian dengan balutan standar dan sembuh dalam 16 hari,
sedangkan. yang memakai madu sembuh dalam 8 hari. Demikian pula dengan pasien
yang dioperasi saat melahirkan, kelompok yang memakai balutan madu mengalami
perawatan lebih cepat yaitu 2-7 hari, sementara luka yang diobati secara
standar dirawat lebih lama, yaitu 16 hari.
Penelitian
yang dimuat di sebuah jurnal beclahtahun 1991 menunjukkan keunggulan madu dibandingkan
salep silver sulfodiazin untuk luka bakar. Sejumlah 104 wanita dan pria dengan
berbagai derajat luka bakar dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama
mendapatkan balutan madu dan kelompok kedua dibalut dengan salep
silversulfadiazin. Adapun perbedaan hasilnya sebagai berikut.
Kondisi luka
|
Kelompok madu
|
Kelompok salep silver
suffadiazin
|
Jaringan
tumbuh rata-rata
|
7,5 hari
|
13,4 hari
|
Luka jika
tidak mengandung kuman
|
91%
|
7%
|
Setelah 15
hari
|
87% sembuh
|
10% sembuh
|
Keluhan nyeri
dan bekas luka
|
lebih sedikit
|
lebih banyak
|
Madu
juga telah diteliti untuk terapi luka infeksi dan sukar sembuh, misalnya pada
gangren diabetik, yaitu luka yang terjadi akibat penyakit diabetes melitus.
Luka ini biasanya bersifat kronis dan sukar sembuh karena mauknya aliran darah
dan persarafan pada penderita diabetes. Madu mempermudah penyembuhan, terbukti
dari 143 luka yang bersifat kronis, hanya satu yang gagal sembuh.
Luka
infeksi yang lain adalah Fourner's gangrene, suatu radang di lapisan otot,
sangat cepat menyebar, dan membuat jaringan tubuh membusuk. Dilaporkan,
penyebaran luka ini dapat dihentikan dengan madu.
Madu
juga cukup aman untuk perawatan luka pada bayi. Ini telah terbukti pada suatu
penelitian terhadap 9 bayi dengan luka operasi bernanah dan terinfeksi. Luka tersebut gagal menutup setelah 14 hari.
Setelah dibalut dengan olesan madu, bekas sayatan tampak merapat dalam 5 hari.
Luka pun menjadi bersih dan steril setelah 21 hari.
Madu
merangsang terbentuknya kulit yang baru dan sehat sehingga jarang membuat bekas
luka yang jelek. Kandungan madu yang kaya nutrisi membuat pasokan zat-zat yang
dibutuhkan untuk penyembuhan luka selalu cukup.
Manfaat
lainnya adalah madu dapat mengurangi peradangan yang ditandai dengan
berkurangnya nyeri, bengkak, dan luka yang mengering. Salah satu penyebabnya
karena madu memiliki csi-nolaritas yang tinggi hingga menyerap air dan
memperbaiki sirkulasi Serta pertukaran udara di area luka. Selain itu, madu
memiliki efek membersihkan. Hal ini dikarenakan madu tidak bersifat lengket
pada luka dan jaringan mati turut terangkat hingga luka menjadi bersih.
Madu
manuka merupakan madu yang terkenal akan efek antibakteri dan antioksidannya.
setelah diteliti, madu tersebut memiliki sifat menghambat radikal bebas. Selain
itu, kandungan hidrogen peroksida dalam madu turut membunuh kuman merugikan.
Madu
berkhasiat meningkatkan daya tahan tubuh karena -dapat meningkatkan jumlah sel
darah putih. Jadi, kemampuan madu untuk menghambat radikal bebas akan
mengurangi kerusakan jaringan, dan kemampuannya merangsang sel darah putih akan
mempercepat penyembuhan. Madu juga membuat lingkungan menjadi lembap yang
mendukung pembentukan kulit baru.
4.
Mengandung
antibiotika
Efek
antibakteri madu pertama kali dikenal tahun 1892 oleh van Ketel. Awalnya, efek
antibakteri ini diduga karena kandungan gula madu yang tinggi, yang disebut
efek osmotik. Namun, penelitian lebih lanjut menunjukkan adanya zat inhibine
yang pada akhirnya diidentifikasi sebagai hidrogen peroksida yang berfungsi
sebagai antibakteri.
Dr.
WG Sackett, dhli bakteriologi dari Colorado
Agricultural Academy
menemukan secara in vitro, madu dapat mematikan kuman tifus dalam 48 jam. Kuman
penyebab penyakit radang paru-paru mati pada hari keempat bersamaan dengan
kuman penyebab peritonitis, radang selaput paru, dan kuman penghasil nanah.
Adapun bakteri penyebab diare disentri mati hanya dalam 10 jam.
a.
Efek
osmotik
Madu
terdiri dari campuran 84% gula dengan kadar air sekitar 1520% sehingga sangat
tinggi kadar gulanya. Sedikitnya kandungan air dan interaksi air dengan gula
tersebut akan membuat bakteri talk dapat hidup. Tidak ada bakteri yang mampu
hidup pada kadar air kurang dari 17%.
Berclasarkan
efek osmotik ini, seharusnya madu yang diencerkan hingga kadar gulanya menurun
akan mengurangi efek antibakteri. Namun, kenyataannya, ketika madu dioleskan
pada permukaan luka yang basah dan tercampur dengan cairan luka, efek
antibakterinya tidak hilang. Beberapa jenis madu tetap dapat mematikan bakteri
meskipun diencerkan hingga 7-14 kali. Dengan demikian, disimpulkan ada faktor
lain yang menunjang efek antibiotika madu.
b.
Aktivitas
hidrogen peroksida
Selain
efek osmotik, madu menganclung zat lain yang dapat membunuh bakteri yaitu
hidrogen peroksida. Kelenjar hipofaring madu mensekskresi enzim glukosa
oksidase yang akan bereaksi dengan glukosa bila ada air dan memproduksi
hidrogen peroksida. Dulu, hidrogen peroksida dikenal sebagai zat inhibine.
Reaksi kimiawi ini berlangsung sesaat, tetapi dalam jumlah kecil terus
terbentuk hingga madu matang. Bila madu bereaksi kembali dengan air maka
produksi hidrogen peroksida akan meningkat lagi. Konsentrasi hidrogen peroksida
pada madu sekitar 1 mmol/l, 1000 kali lebih kecil jumlahnya daripada larutan
hidrogen peroksida 3% yang biasa dipakai sebagai antiseptik. Meski
konsentrasinya lebih kedl, efe!-tivitasnya tetap balk sebagai pembunuh kuman.
Efek samping hidrogen peroksida seperti rnerusak jaringan akan diatasi madu
dengan zat antioksidan dan enzimenzim lainnya.
c.
Sifat
asam madu
Ciri
khas madu yang lain adalah bersifat asam dengan pH antara 3.2-4,5, cukup rendah
untuk menghambat petumbuhan bakteri yang berkembang biak rata-rata pada pH 7,2 -
7,4.
d.
Faktor
fitokimia
Pada
beberapa jenis madu juga ditemukan zat antibiotik. Zat tersebut disebut faktor
non-peroksida. Madu yang selama ini telah diteliti memiliki faktor tersebut
adalah madu manuka (Leptospermum scoparium) b6rjkkl dari Selandia Baru. Di
Australia, madu dari spesies Leptospermum yang lain, jellybush juga ditenggarai
memiliki zat non-peroksida ini.
e.
Aktivitas
fagositosis dan meningkatkan limfosit
Fagositosis
adalah mekanisme "membunuh" kuman oleh sel yang disebut fagosit,
sedangkan limfosit adalah sel darah putih yang besar perannya dalam mengusir
kuman. Penelitian terbaru memperlihatkan madu dapat meningkatkan pembelahan sel
limfosit, artinya turut memperbanyak pasukan sel darah putih tubuh. Selain itu,
madu juga meningkatkan produksi sel monosit yang dapat mengeluarkan sitokin,
TNF-alfa, interleukin 1, dan interleukin 6 yang mengaktifkan respon daya tahan
tubuh terhadap infeksi. Kandungan glukosa dan keasaman madu juga secara
sinergis ikut membantu sel fagosit dalam menghancurkan bakteri.
Madu
memiliki aktivitas antibakteri yang berbeda-beda tergantung dari
sumber-nektarnya. Aristoteles dan Dioscorides menyatakan madu dari area dan
musim tertentu dapat mengobati penyakit tertentu pula. Secara modern, baru 40
tahun yang lalu diketahui madu punya efek antibakteri berbeda-beda yang dinilai
dari inhibine number, suatu ukuran untuk meniiai aktivitas antibakteri madu.
Molars,
seorang peneliti madu dan ahli biologi dari Universitas Waikato memakai nilai
MIC (minimum inhibition concentration/MIC) untuk menilai aktivitas menghambat
bakteri pada madu yang dinyatakan dalam v/v yaitu 25%-0,25%, >50%-1,5%,
20%-0,6%, dan 50-1,5%. Suatu survei pada madu Selandia Baru yang betasal dari
16 sumber nektar berbeda menemukan 36% dari total sampel punya aktivitas
antibakteri yang rendah atau tidak terdeteksi. Penelitian lain pada 340 sampel
madu Australia
dari 78 sumber nektar berbeda menemukan 68,5% sampel punya aktivitas
antibakteri di bawah nilai yang dapat dideteksi.
Beberapa
hal yang membuat efek antibakteri madu berbeda-beda adalah kandungan hidrogen
peroksida u-n non-peroksida, seperti vitamin C, ion logam, enzim katalase, dan
juga ketahanan madu terhadap suhu dan sensitivitas enzimnya terhadap cahaya.
Yang perlu diperhatikan pula, tiap jenis madu ternyata memiliki keunggulan
untuk kuman yang berbedabeda pula.
Sebaiknya
madu yang akan dipakai sifat antibakterinya sudah melewati uji sensitivitas
kuman di laboratorium dan disimpan pada suhu rendah serta tidak terekspos
cahaya sehingga aktivitas enzimnya tidak hilang.
Pada
dasarnya, semua madu asli punya sifat antibakteri karena kadar gulanya yang
tinggi. Beberapa ahli berpendapat, efek antibakteri madu secara umum memang
akan berkurang bila madu tercampur atau diencerkan. Efek madu sebagai
antibakteri terbaik diperoleh dari penggunaan topikal (dioleskan). Namun,
beberapa penelitian terakhir memperlihatkan madu juga efektif bila ditelan
(misalnya pada infeksi pencernaan atau sakit maag).
5.
Sakit maag
Secara
turun temurun, madu dipakai untuk mengobati sakit maag. Sebuah penelitian
mencoba melihat efektivitas madu terhadap 45 penderita sakit maag yang diminta
mengonsumsi 30 cc madu sebanyak tiga kali sehari sebelum makan. Hasilnya, 37
pasien yang mengeluh buang air besar berdarah akibat sakit maagnya berkurang
menjadi 4 pasien, jumlah keluhan juga berkurang dari 41 menjadi 8 kasus, dan
hasil peneropongan lambung menunjukkan gambaran radang menurun dari 24 kasus
menjadi 15 kasus.
Penelitian
laboratorium menunjukkan madu memiliki efek perlindungan terhadap obat-obatan
yang merusak lambung, seperti aspirin atau indometasin. Madu juga dapat
melindungi lambung dari efek merusak alkohol.
Penelitian
Ali dan kawan-kawan menunjukkan pada pemberian zat zat tersebut, aliran darah
ke selaput lendir lambung menurun sehingga lambung mudah teriritasi. Madu
diduga menyebabkan saraf sensorik di dinding lambung merangsang pelepasan zat
peptida yang mama, meningkatkan aliran darah dan akan melindungi lambung dari
kerusakan. Suatu penelitian melaporkan dengan makin tingginya dosis madu, maka
perlindungan yang diberikan bisa mencapai 80% terhadap konsumsi alkohol. Dengan
catatan, madu diminum 30 menit sebelum minuet alkohol dan tidak boleh
berbarengan.
Beberapa
tahun terakhir, para ahli kedokteran menemukan bahwa sakit maag juga dapat
disebabkan oleh kuman yang disebut Helicobacter pilory. Kuman ini tahan hidup
di lambung dan dapat berkembang biak sertahun-tahun hingga menimbulkan gejala
sakit maag.
Penelitian
laboratorium menunjukkan kuman ini dapat ber'ea% dengan madu, tetapi seberapa
besar reaksinya masihlah belum dapat diperkirakan. Suatu penelitian menunjukkan
dibutuhkan madu berkonsentrasi 20%, penelitian lain memperlihatkan kuman Helicobocter
pilory belum coati pada konsentrasi madu 40%. Konsentrasi tersebut untuk madu
dengan efek antibakteri sedang. Madu manuka, yang memiliki efek antibakteri
cukup paten, dikatakan dapat menghambat pertumbuhan bakteri tersebut pada
konsentrasi 5%, tetapi penelitian ini belum didukung sepenuhnya oleh suatu uji
klinis yang sahih pada manusia.
Secara
turun temurun, umumnya madu dicampurkan dengan susu untuk mengobati keluhan
sakit maag.
6.
Diare
Dalam
sebuah hadits diriwayatkan Nabi Muhammad SAW menyarankan seseorang untuk
mengobati diarenya dengan madu. Dalam catatan sejarah, Celsius, seorang dokter
Romawi selalu memberikan madu pada pasiennya yang diare.
Madu
dapat dipakai untuk mengatasi diare karena efek antibakterinya dan kandungan
nutrisinya yang mudah dicerna.
Sebuah
penelitian terhadap 169 bayi dan anak yang menderita radang usus
(gastroenteritis) menyimpulkan bahwa madu mengurangi lamanya waktu diare yang
disebabkan bakteri. Efek antiradang madu juga menunjang proses penvembuhan
dinding usus yang rusak akibat kuman.
Manfaat
madu lain adalah membantu dalam penggantian cairn tubuh yang hi!ang akibat
diare. Terapi diare yang utama adalah mengganti cairan yang hilang dengan
memberikan cairan gula garam atau oralit. Gula akan meningkatkan penyerapan garam.
Penggantian gula dengan madu ternyata jauh lebih menguntungkan karena madu
mengandung fruktosa yang meningkatkan serapan air dan menurunkan serapan garam
natrium sehingga mencegah kelebihan natrium dalam tubuh. Selain itu, fruktosa
meningkatkan penyerapan garam kalium, sedangkan gula biasa malah akan
mengurangi penyerapannya.
7.
Sumber
antioksidan
Kehidupan
manusia yang makin sibuk, sempitnya waktu untuk mengonsumsi sumber antioksidan
(buah-buahan dan sayur), tingginya tingkat polusi dan stres meningkatkan kadar
radikal bebas dalam tubuh kita. Radikal bebas banyak berefek buruk karena
sifatnya yang tidak stabil, seperti bereaksi dengan jaringan tubuh sehingga
mencetuskan berbagai penyakit kronis dari alergi, radang, penyakit koroner,
hingga kanker.
National
Honey Board 2005 mengungkapkan kelebihan madu yaitu sebagai sumber antioksidan.
Penelitian menunjukkan madu kaya antioksidan. Jumlah dan kandungan
antioksidannya amat tergantung dari sumber nektarnya. Madu yang berwarna gelap
(seperti madu manuka dan varietal madu buckwheat) terbukti memiliki kadar
antioksidan yang lebih tinggi daripada madu yang berwarna terang, seperti madu
akasia atau clover.
Ahli
dari Universitas Illinois yang meneliti 19 sampel madu berasal dari 14 sumber
tumbuhan makin mengukuhkan bahwa tiap jenis madu memiliki efek antioksidan
berbecla. Dalam penelitian tersebut ditemukan madu bunga buckwheat di Illinois mempunyai kandungan antioksidan 20 kali lebih
banyak daripada madu yang berasal dari daerah California. Barenbaum, seorang peneliti madu
Universitas Illinois
menambahkan, kadar antioksidan madu setara dengan kandungan antioksidan tomat
dengan keuntungan lebih praktis.
Gross
dan kawan-kawan meneliti efek antioksidan madu terhadap radikal bebas yang
berasal dari lingkungan, seperti asap rokok dan zat kimia. Dua puluh lima orang mengonsumsi 1,5
gram madu/kg berat badan atau sekitar 4-10 sendok makan madu selama satu bulan.
Madu bisa dikonsumsi dalam bentuk apapun, tetapi talk boleh dipanaskan. Ada yang mengoleskannya
pada roti sebagai selai, tetapi kebanyakan meminumya langsung. Ternyata,
orang-orang yang mengonsumsi madu mempunyai kadar antioksidan tubuh yang
meningkat. Meskipun demikian, kadar antioksidan madu memang tak bisa menandingi
sayur dan buah yang kaya antioksidan. Namun, penggunaan madu sebagai pengganti
gula tetap memberikan efek yang lebih balk, yaitu sertambahnya antioksidan.
8.
Meredakan
alergi
Seorang
dokter yang banyak memakai produk madu, dr. DC Jarvis, melihat keunggulan madu
dan madu sarang dalam mengatasi keluhan alergi pada para pasiennya. Jarvis
meresepkan madu dan sarang madu untuk keluhan sinusitis, hidung tersumbat dan
berair, ataupun mata perih akibat alergi. Sebanyak dua sendok madu setiap hari
dapat melindun tubuh dari sakit flu, alergi, dan tidak enak badan. Dr. Jarvis
juga menyarankan 2 sendok teh madu ditambah 2 sendok teh sari apel, dan 1/2-1
gelas air yang dikonsumsi sebelum sarapan dan sebelum tidur dapat mengurangi
gejala alergi.
Selama
ini yang telah banyak diteliti adalah efek pollen dalam mengurangi alergi
serbuk bunga.
9.
Mengobati
penyakit paru-paru
Madu
dapat cliberikan dalam bentuk inhalasi atau penguapan, terutama untuk
pengobatan penyakit pernapasan. Penelitian oleh Dr. Y. Kizelstein pada 20
pasiennya dengan keluhan pernapasan akibat alergi menggunakan inhaler berisi
campuran air dan 10% madu asli memberikan hasil memuaskan, 18 orang menunjukkan
perbaikan, hanya dua yang gagal.
Penggunaan
madu untuk mengobati sakit paru-paru konon sudah dimulai sejakdahulu.
Hipocrates sudah mencatat madu dapat mengencerkan dahak dan mengurangi batuk.
Demikian pula dalam Ayurveda yang mengajarkan penggunaan madu untuk sakit
paru-paru, terutama yang disertai dengan kurus kering/kurang gizi. lbnu Sina
merekomenclasikan campuran madu dan bunga mawar yang dikonsumsi pada pagi hari
untuk awal pengobatan sakit tuberkulosis. Selama berabad-abad, madu telah
dikenal sebagai terapi tambahan untuk sakit tuberkulosis paru. Ada yang mencampurnya
dengan susu, lemak binatang, atatipun tumbuhan herbal.
Manfaat
madu dalam pengobatan tuberkulosis adalah untuk meningkatkan daya tahan tubuh
pasien. Penelitian menunjukkan penderita tuberkulosis yang mengonsumsi madu
akan meningkat berat badannya, batuknya berkurang, kadar hemoglobin meningkat,
dan mengalami perbaikan petanda laboratorium lainnya.
10.
Mengatasi
kekurangan kalsium
Suatu
penelitian oleh dr. Berdine Martin pada binatang di Universitas Purdue
menunjukkan konsumsi madu akan menguntungkan karena akan meningkatkan
penyerapan kalsium. Semakin tinggi kadar ma.dunya, semakin meningkat penyerapan
kalsiumnya. Hal ini sangat balk untuk mencegah osteoporosis.
Salah
satu cara mencegah osteoporosis adalah mengonsumsi kalsium. Kalsium merupakan
zat pembentuk tulang dan penyerapannya dapat dihambat atau ditingkatkan oleh
zat lain. Vitamin D, asam amino, dan gula madu diteliti dapat meningkatkan
penyerapannya. Adapun zat logam, fitat, dan oksalat akan menghambat
penyerapannya.
Dalam
penelitian menggunakan tikus tersebut, disimpulkan dalam dua hari setelah
mengonsumsi madu dan kalsium, penyerapan kalsium pada tulang kaki meningkat
25,5-33,6% sesuai banyak.nya madu yang diberikan. Kemungkinan faktor gula yaitu
glukosa, fruktosa, dan raffinosa yang dikandung madu menjadi penyebab
meningkatnya penyerapan kalsium tersebut. Penelitian pendahuluan ini sudah cukup
nyata membuktikan kegunaan madu.
11.
Obat sakit
mata
Manfaat
madu untuk pengobatan penyakit mata ternyata sudah dikenal sejak dulu. Pada
jaman Mesir kuno, madu sudah tercatat efektif untuk mengobati sakit mata.
Aristoteles tahun 350 SM menulis dalam bukunya Historic Animalium bahwa madu
putih baik untuk mengobati sakit mata. Di Mali, madu secara tradisional
dioleskan pada mata penderita penyakit campak untuk mengurangi gejala. Profesor
Hauser pada tahun 1845 sudah menulis dalam bukunya bahwa selain untuk luka
bakar tubuh, madu bisa dipakai untuk luka bakar pada mata. Tahun 1898, di
Rusia, madu sudah diketahui dapat mengobati sakit radang mata.Tahun 1945, madu
lotus India
dilaporkan dapat menyembuhkan semua jenis sakit mata.
Banyak
catatan sejarah tentang kegunaan madu untuk pengobatan penyakit mata. Seorang
dokter bedah mata dari India
menggunakan madu untuk mengobati luka kornea yang terinfeksi, demikian juga
untuk mata belekan, radang kelopak mata, dan radang selaput mata akibat alergi.
Hasilnya cukup baik, penyembuhan ini terjadi pada 60% kasus. Profesor E. Fisher
seorang dokter mata puluhan tahun lalu telah menggunakan salep madu untuk
berbagai penyakit kornea, misalnya radang kornea pada sifilis, ulkus kornea,
dan luka bakar pada kornea.
Madu
murni juga dapat menyembuhkan penyakit tuberkulosis kornea (scrofulous
keratitis). Menurut Mozherenkov dan Prokofeva dari Rusia, madu memiliki efek
antiradang, antibakteri, dan antijamur bila dioleskan pada mata. Pengolesan
madu dengan pengenceran 20 —50% cukup untuk mengobati luka bakar mata,
konjungtivitis, dan infeksi kornea. Madu sebagai salep mata juga telah diteliti
pada 102 pasien dengan radang mata dan perbaikan terlihat pada 85% kasus,
sedangkan 15% sisanya tidak sembuh, tetapi juga tidak memburuk. Hanya saja,
beberapa penderita mengeluhkan ada rasa terbakar dan kemerahan pada mata
setelah diolesi madu.
12.
Mencegah
katarak
Madu
dari lebah yang tidak bersengat ternyata memiliki khasiat mencegah katarak.
Katarak adalah mengeruhnya lensa mata yang berakibat penglihatan menurun. Di
negara berkembang, lebih dari 90% kebutaan terjadi akibat katarak.
Sebelum
adanya penelitian modern, madu dari lebah yang tidak bersengat ternyata sudah
dipakai sebagai obat tradisional, seperti yang tertulis di sebuah buku Mayan
Phormacopea. Secara modern, madu yang diambil dari jenis lebah Melipona favosa
favosa dan Trigona angustula angustula clikemas dalam bentuk obat tetes mata
dan banyak digunakan di Venezuela.
Di Meksiko, madu diambil dari spesies M. beecheii dan Scaptotrigona mexicana,
sedangkan di Brazil,
obat tetes mata untuk katarak ini diambil dari spesies Trigona angustula
onaustulo.
Madu
dari lebah tak bersengat ini mengandung luteolin dan flavonoid yang tinggi.
Flavonoid merupakan senyawa fenolik yang bersumber dari tumbuhan dan kemudian
lebah menyarikannya menjadi madu. Senyawa fenolik tersebut dapat menghambat
kerja enzim oldolose reduktase yang menyebabkan katarak.
Golichev
merekomendasikan vitamin C dan tetes mata madu untuk mengobati katarak setelah
penelitiannya pada 108 pasien di Rusia. Pada penelitian di Rumania, 80% dari
2.492 pasien katarak dapat terjaga penglihatannya bila diobati dengan campuran
madu, royal jelly, dan propolis.
Satu
penelitian laboratorium menunjukkan mekanisme bagaimana tetes mata madu dapat
mengobati katarak. Lensa mata binatang dimanipulasi menjadi katarak dan
diamati. Caranya, lensa mata diberi cairan yang kadar gulanya tinggi dan
sebagian lagi diberi cairan berkadar gula rendah. Keduaduanya akan menyebabkan
lensa mata kelamaan menjadi keruh. Selama proses pengeruhan, tetesan madu
berisi tetrametil luteolin dan flavonoid diamati efeknya. Hasilnya, obat tetes
mata madu efektif mer.cegah proses pengeruhan lensa mata. Diduga efek
didapatkan dari perlindungan osmotic zat flavonoid yang terjadi pada tingkat
metabolisme kalsium di lensa mata.
13.
Sumber nutrisi
dan energi
Pada
zaman Romawi dulu, para atlet diwajibkan mengonsumsi madu sebelum beriancling.
Efek madu sebagai "doping" ini mungkin disebabkan nutrisinya lengkap dan
merupakan penghasil energi yang unik. Madu adalah sumber karbohidrat "siap
pakai" yang alami, menyediakan 17 gram karbohidrat dalam satu senclok
makannya.
Komposisi
karbohidrat madu yang unik menjadikannya sebagai nutrisi ideal sebelum
berolahraga. Penelitian yang dipublikasikan dalam The Journal of Applied
Physiology menunjukkan indeks glikemik madu yang rendah dapat mengurangi risiko
kekurangan gula (hipoglikemi) saat latihan dan meningkatkan persediaan
karbohidrat selama latihan. Penelitian lain di Universitas of Memphis Exercise
and Sports Nutrition Laboratory menguatkan madu sama efektifnya dengan glukosa
sebagai pengganti karbohidrat selama latihan yang menuntut stamina tinggi.
Madu
sebagai sumber energi dan nutrisi dibuktikan dengan jumlah energi
yang.dikandungnya, yaitu 3.500 kilokalori/kg madu dan keunggulan lainnya adalah
madu mudah dicerna. Pada orang yang kekurangan enzim pencernaan, seperti
amilase, akan menclapat keuntungan dengan mengonsumsi madu asli karena madu
sudah dicernakan terlebih dahulu oleh lebah.
Madu
juga cocok dikonsumsi bayi atau anak-anak. Suatu penelitian yang clipublikasi
dalam The Journal of Paediatrics membandingkan madu dan gula sebagai sumber
pernanis untuk bayi dan anak. Ini disebabkan madu mengandung levulosa dan
dekstrosa. Gula jenis dekstrosa mudah sekali diserap, sebaliknya levulosa lebih
lambat diserap hingga kombinasi keduanya mampu menstabilkan kadar gula darah.
Dengan demikian, tidak memberatkan metabolisme tubuh.
Madu
cocok dicampurkan pada susu karena sela;n kandungan mineral yang lengkap, madu
juga pemanis yang paling mudah ditoleransi bayi. Bayi yang diberi madu lebih
jarang mengalami kolik. Diduga karena madu lebih mudah diserap hingga tak
sempat difermentasi di usus yang dapat memicu ketidakstabilan pertumbuhan flora
normal dan menimbulkan keluhan pencernaan.
14.
Sumber vitamin
dan mineral
Proses
pemasakan dan penyimpanan dapat menurunkan kandungan vitamin dan mineral pada
sayuran dan buah. Misalnya saja, bayam akan kehilangan 50% kandungan vitamin
C-nya setelah disimpan satu hari. Buahbuahan akan berkurang kadar vitamin
C-nya selama penyimpanan. sayuran akan kehilangan kadar vitamin dan mineralnya
dengan proses pemasakan yang salah.
Dengan
komposisinya yang lengkap, madu dapat menjadi alternatif cumber vitamin dan
mineral yang mudah dimetabolisme tubuh.
15.
Untuk diabetes
dan hiperkolesterolemia
Dalam
The Journal of Medical Food tahun 2004, Waili NS melaporkan penelitian tentang
efek madu terhadap glukosa plasma, C-reactive protein (CRP), dan lipid darah
pada orang yang sehat, pasien diabetes, dan orang yang kelebihan lipid.
Diabetes
mellitus terjadi karena adanya gangguan pada pankreas yang menghasilkan
insulin. Padahal insulin dibutuhkan untuk memasukkan glukosa darah ke dalam
sel. Dengan keadaan ini maka kadar glukosa darah orang diabetes sangat tinggi.
Penelitian
oleh Waili dan kawan-kawan tersebut menunjukkan beberapa hasil. pertama, pada
orang sehat, ternyata gula biasa (dekstrose) meningkatkan kadar glukosa plasma
52% pada satu jam pertama dan 3% pada dua jam, sedangkan madu asli meningkatkan
kadar glukosa plasma 14% pada satu jam pertama dan 10% pada dua jam. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa madu hanya meningkatkan sedikit kadar gula
darah dibandingkan gula lainnya. Kedua, gula biasa dan madu buatan juga
meningkatkan kadar trigliserida, sedangkan madu asli menurunkan trigliserida
dan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL). Ketiga, madu yang dikonsumsi
selama 25 hart ternyata menurunkan kolesterol total dan kolesterol jahat (LDL),
serta meningkatkan kolesterol baik.
Pada
pasien diabetes, madu asli dapat menurunkan kolesterol total, LDL, dan CRP.
Madu dapat dijadikan alternatif pemanis karena selain lebih baik
metabolismenya,juga dapat meningkatkan kadar insulin dibandingkan sukrosa.
Dari
penelitian tersebut, terlihat bahwa madu asli dapat mengurangi kadar glukosa
darah dan mengurangi risiko penyakit jantung pada pasien diabetes sehingga
menggantikan pemanis dengan madu mentah (raw honey) memberikan banyak
keuntungan.
Madu
kaya dengan peptida dan karbohidrat kompleks yang membutuhkan proses enzimatik
agar dapat dibakar sebagai energi. Ini membuat madu menjadi sejenis gula yang
"lambat dibakar" atau memiliki indeks glikemik rendah hingga tidak
memberatkan kerja insulin. Namun, tiap madu ternyata memiliki variasi indeks
glikemik yang cukup besar sehingga perlu diperhatikan jenis madu apa yang
paling cocok untuk diabetes dan gangguan kolesterol.
16.
Mengurangi
ngompol
Ngompol
bukan hanya menjadi masalah pada saat tidur, tetapi juga menyebabkan gangguan
psikologis terutama bila anak-anak telah sekolah. Madu ditengarai dapat menjadi
alternatif terapi ngompol karena dapat menarik air seni, membuat nyenyak
ticlur, dan clapat ditoleransi anak-anak.
Madu
dengan nilai osmotik yang tinggi dapat menahan cairan dalam tubuh dan
mengontrol jumlah air seni saat anak tidur. Memberikan madu satu sendok teh
sebelum anak tidur dapat mencegah ngompol.
17.
Tidak bisa
tidur
Terkadang
kita mengalami sulit untuk ticlur. Sesudah memejamkan mata ataupun relaksasi,
tetap saja kita talk bisa ticlur. Madu memiliki efek seclatif (menenangkan) dan
membuat muclah terticlur sehingga tidur menjadi nyenyak. Satu sendok madu
setelah makan malam clapat dicoba untuk membuat ticlur menjadi nyenyak.
Menurut
Ibnu Sina, madu dalam dosis kecil dapat mengatasi kurang tidur, tetapi dosis
besar madu akan menyebabkan tidak bisa tidur dan tubuh aktif terns menerus.
Selain efek meniclurkan, madu juga bisa mengurangi sakit kepala dan tubuh
menjadi lebih kuat, tidak gelisah, Serta tenang. Konon, efektivitas madu dalam
mengurangi sakit kepala dan membuat tubuh menjadi rileks karena kadar gulanya
yang tinggi.
18.
Mengatasi kejang
otot dan kedutan
Kedutan
di ujung mata atau bibir dapat dihilangkan dengan mengonsumsi madu dua sendok
teh setiap kali makan. Umumnya, gangguan akan hilang dalam waktu satu minggu. Resep
ini dapat club,'p pula untuk mengatasi kram kaki scat tidur. Setelah keluhan
menghilang, sebaiknya konsumsi madu tetap dilanjutkan karena dapat mencegah
serangan Wang di kemudian hari.
19.
Mengusir batuk
Jeruk
lemon bakar ditambah madu adalah resep warisan pengusir batuk yang sudah
dikenal seja!, dahulu. Obat alami yang mudah dibuat ini dapat diterima semua unsur
dan tidak mengganggu pencernaan. Lemon yang dibakar membuat cairan yang diperas
lebih banyak. Peras cairan lemon dan tambahkan madu. Dosisnya disesuaikan
dengan kebutuhan. Bila batuk cukup parah, minum satu sendok ketika bangun
tidur, satu sendok pada siang hari, setelah makan malam, dan sebelum tidur.
Dosis dapat dikurangi bila keluhan batuk reda.
20.
Flu
Flu
kebanyakan dapat sembuh sendiri, tetapi gejalanya cukup mengganggu. Madu secara
turun-temurun dipakai untuk mengobati gejala flu. Madu ditambah susu hangat
atau jus lemon dengan perbandingan 1 lemon/100 gram madu memiliki efek
menenangkan dan sering digunakan sebagai campuran perecla batuk ataupun
penyegar pernapasan. Madu meningkatkan jumlah keringat hingga disarankan selama
sakit flu, pasien tetap istirahat atau di dalam rumah.
21.
Mabuk alkohol
Mabuk
alkohol, disebut hang Over, lebih cepat reda bila diberi penawar madu yang
ditambah jus lemon. Kandungan fruktosa madu mempercepat proses metabolisme
alkohol di hati, sedangkan vitamin C-nya menghilangkan efek minuman beraromatik
yang dipercaya menjadi penyebab mabuk.
22.
Penyakit
jantung
Ibnu
Sina merekomendasikan konsumsi madu setiap hari pada pasien gangguan jantung.
Kandungan gulanya yang balk dapat meningkatkan kerja otot jantung. Pada
penelitian, jantung binatang yang diambil dan diteteskan glukosa dapat tetap
berdenyut hingga empat hari. Konsumsi 50 - 100 gram madu per hari selama 1 - 2
bulan pada pasien dengan penyakit jantung akan memperbaiki kondisinya,
menormalkan komposisi darah, dan meningkatkan kadar hemoglobin, termasuk
memperbaiki dinding pembuluh darah.
23.
Memelihara kulit
dan sebagai kosmetika
Madu
banyak sekali digunakan dalam dunia kosmetika, balk dalam bentuk sabun, masker,
krim pelembut, dan lain-lain. Dalam catatan sejarah, ratu Ceopatra merendam
tubuhnya dalam susu dan madu untuk menjaga kelembutan dan kehalusan kulitnya.
Madu dapat menjaga kelembapan kulit dan memberinya nutrisi yang dibutuhkan.
24.
Anemia dan
thalasemia
Thalasemia
adalah penyakit genetik yang menyebabkan kelainan sel darah merah. Akibatnya,
anak selalu kekurangan darah (anemia) yang ditandai rendahnya kadar hemoglobin.
Pada thalasemia yang berat, anak harus melakukan transfusi darah seumur
hidupnya. Sejenis madu yang disebut madu Vesaja Modhu yang istimewa diteliti
dapat mengurangi kebutuhan transfusi darah pada kasus talasemia EB dan sedikit
pada thalasemia HBE. Lebah yang mengumpulkan madu ini diberi susu, buahbuahan,
tanaman obat, zat seng, selenium, dan kromium. Khan dan kawankawan meneliti I
I I orang dengan 75 orang pasien thalasemia HBE dan 36 orang thalasemia B
dengan usia bervariasi. Sekitar 73,3% pasien thalasemia HBE harus ditransfusi
setiap bulan dan setelah mengonsumsi madu, 61,8% nya mengurangi transfusi.
Untuk kasus thalasemia B, hasilnya tidak terlalu balk, hanya 8,3% yang
mengurangi transfusi. Ternyata, madu Vesaja Modhu menstabilkan atau
meningkatkan kadar hemoglobin hingga kebutuhan transfusi menjadi berkurang.
Madu
dapat mengobati anemia, karena madu mengandung segala zat yang diperlukan untuk
pembentukan hemoglobin, seperti zat besi, asam dan vitamin b 12.
25.
Memerangi
kanker
Sebuah
penelitian yang dilakukan Universitas of Zagreb Croatia
menemukan konsumsi lebah madu dan royal jelly dapat menghentikan perkembangan dan
penyebaran tumor. Tim pimpinan dr. Nada Orsolic ini melakukannya pada tikus
dengan cara menyuntikkan madu dan royal jelly. Dr. Nada meyakini bahwa manfaat
madu ini seharusnya dapat pula diaplikasikan pada manusia dan madu dapat
dijadikan alternatif kemoterapi. Mekanisme mematikan sel tumor memang belum
diketahui, tetapi hal ini bisa jadi amat menjanjikan untuk terapi kanker di
masa depan.
Kesimpulan
Khasiat madu
sudah banyak diakui di dunia kedokteran. Madu dengan kadar gulanya yang tinggi,
kandungan beberapa enzim dan zat terbukti berkhasiat sebagai antibakteri,
antioksidan, dan mempercepat penyembuhan luka. Namun, khasiat ini juga
bervariasi ditentukan dari sumber nektarnya.
Nutrisi madu yang
lengkap dan alami menjadikannya obat berbagai penyakit, di samping bisa
digunakan sebagai pengganti gula atau suplementasi nutrisi bagi mereka yang
sehat.
Hati-hati
dalam memilih madu karena banyaknya madu palsu yang beredar di pasaran.
Memastikan baiknya kualitas madu aKan menentukan efektivitasnya, balk sebagai
obat atau suplemen.
MADU
ASLI & BERKUALITAS
BISA
DIDAPATKAN DI
BASMALLAH Agency
PUNDUNG,
RT. 02 / IV
TANJUNGSARI
- TLOGOMULYO - TEMANGGUNG
HP. 085
328 085 583
Subscribe to:
Posts (Atom)
Pengantar Pendidikan Akhlak Mulia
Pengantar Tujuan utama di utusnya Nabi Muhammad shallahu alaihi wa salla adalah untuk menyempurnakan akhlak mulia. Proses tersebut dilakukan...
-
A. Tadabbur Menurut Bahasa Tadabbur berasal dari kata: تَدَبَّرَ اْلأَمْرَ و َ فِيْهِ : دَبَّرَهُ . Artinya: Tadabbaral Amra wa Fihi : ...
-
Pertanyaan : Ustadz mau tanya hukum lomba burung merpati? Bolehkah? Sapta H Jawab : Di sekitar kita marak sekali lapak balap merpati dan...
-
إِنَّا أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَى قَوْمِهِ أَنْ أَنْذِرْ قَوْمَكَ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (1) قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّي لَ...