KETIKA MUSIBAH MENYAPA
A.Musibah Untuk Hamba.
Allah SWT Dzat yang memberikan
kita kehidupan, setelah menetapkan hidup kita di dunia ini sebagai ujian. Allah
berfirman:
“Dialah yang menciptakan kematian dan
kehidupan untuk mengujimu, siapakah di antara kamu semua yang baik amalnya. (Al
Mulk:2).
“Sungguh, kami pasti akan mengujimu
dengan sebagian dari rasa takut, lapar, serta kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”(Al
baqoroh:155)
Musibah atau bencana adalah bagian dari
kehidupan. Musibah satu berganti bencana yang lain seperti iringan pena
yang menggores kata demi kata sehingga menjadi sebuah puisi kehidupan. Jika
Anda menharap kebahagiaan hakiki di dunia ini maka anda sulit sekali
mendapatkannya karena seakan setiap langkah kita di kehidupan selalu dihadapkan
dengan ujian demi ujian kemudian Allah memberi obat bagi kedukaan:
“(yaitu) Orang-orang yang apabila
ditimpa musibah mereka mengucapkan “Inna lillahi wa inna ‘ilaihi raji’un
(sesungguhnya Kita milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nya kita kembali) Mereka
itulah yang mendapat keberkatan yang semnpurna dan rahmat dari rabb mereka dan
mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk (Al Baqoroh:156-157)
Jujunungan kita Nabi Muhammad SAW.
Membrikan beberapa tips dalam meredam perihnya duka kehidupan:
“Tidak ada seorangpun tertimpa musibah
lantas mengucapkan “innalillahi wa inna ilaihi rajiun, allahuma’ jurni fi
musibati wa aklif li khoiron minha (sesungguhnya kami milik Allah dan
sesungguhnya kepada-Nya kami kembali. Ya Allah berilah aku pahala dalam
musibahku dan berilah pula aku penngganti yang lebih baik darinya) Kecuali
Allah pasti memberikan pahala kepadanya atas musibahnya itu dan memberinya pula
pengganti yng lebih baik darinya (HR Ahmad)
Do’a dalam hadits di atas merupakan obat
bagi kita yng tertimpa musibah. Jika anda merenungi do’a itu maka anda akan
menemui penawar bagi segala macam musibah dan Anda pasti akan merasa terhibur.
Seorang hamba menyadari bahwa dia dan
semua yang dimilikinya di dunia ini adalah pinjaman dari Allah dan ketika
Yang memiliki mengambil pinjamannya maka sudah seharusnya ikhlas
memberikannya. Kepemilikan hamba terhadapnya hanyalah kesenangan yang
dipinjamkan dalam jangka waktu yang sudah ditentukan Nya. Hamba bukanla yang
mengadakan dari ketiadaan dan tidak bisa menjaganya ketika ada dan juga tidak
bisa mengekalkannya dalam kehendaknya sehingga secara hakiki kita tidak
memilkanya . Dalam penggunannya ada batasan-batasan yang membatasi seperti
seorang budak yang dipinjami sesuatu oleh majikannya sehungga tidak bisa
menggunakan semaunya sendiri. Tempat kembali seorang hamba hamba adalah kepada
tuanya yang sejati. Hamba akan dihadapkan kepada-Nya hanya bertemankan amalnya.
Lalu apakah masih pantas seorang budak yang dipinjami sesuatu kemudian diambil
pemiliknya merasa berhak menahannya.
Sesuatu yang telah ditakdirkan memnimpa
dirinya tidak akan dihindari begitu pula apa yang ditakdirkan terhindar darinya
tidak akan menimpanya. Allah SWT berfirman: “Tiada sesuatu bencanapun yang
menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis
dalam kitab (lauh mahfudz) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang
demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu )supaya
kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu dan supaya kamu
jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu.Dan Allah tidak
menytukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.”(Al Hadid:22-23).
Musibah adalah sebuah keharusan dalam
kehidupan kita. Setiap kesenangan kadang akan diikuti musibah yang
bertubi-tubi. Jangan pernah mengeluh karena mengeluh tidak akan mengurangi
kepedihan duka. Bersabarlah! Jangan sampai pahala kesabaran hilang dari hadapan
Anda ketika musibah datang.
“Orang-orang pada hari kiamat
berangan-angan andaikata dulu kulitnya digergaji di dunia karena (besarnya)
pahala orang-orang yang terkena bala’ yang mereka lihat.”(HR Tirmidzi)
Musibah juga merupakan tungku penggodok
untuk memilih siapa hamba yang ridho dan mencintai Allah.”Sesungguhnya ujian
adalah tanda kecintaan Allah pada kita. Yang sebenarnya musibah adalah
kemurkaan Allah.
B.Mengapa Diuji?
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan
masuk surga padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya
orang-orang terdahlu sebelum kamu. Mereka ditimpa oleh malapetaka dan
kesengsaraan serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga
sehingga berkatalah Rosul dan orang-orang yang beriman bersamanya:”kapankah
datang pertolonganAllah?” Ingatr, sesungguhnya pertolongan Allah itru dekat(QS
Albaqoroh:214)
Jika anda ditanya dimana tempat yang
ingin anda tempati diakhirat kelak, pasti anda akan memilih surga sebagai
tempat kembali. Mungkin anda juga masih tetap memeprtanyakan mengapa Anda masih
diuji. Atau Anda akan memilih sabar tanpa menanyakan mengapa karena Anda yakin
takdir Allah adalah takdir terbaik atau Anda melakukan keduanya?
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan
masuk surga padahal belum nyata bagi Allah ornag-orang yang berjihad di
antaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar.”(QS Ali Imran:142).
Pembuktian. Mungkin kata itu akan
menjawab pertanyaan Anda. Pembuktian tentang siapa Anda. Pembuktian apa yang
ada pada diri sehingga layakkah anda mendapatkan balasan kemenangan. Sungguh
indah seruan para Mujahid ketika berperang di jalan Allah:
“
Sesungguhnya kemenanganitu hanya hanya membutuhkan kesabaran
sesaat!”
Kesabaranlah yang akan membuktikan siap
yang berdiri terakhir. Gigitlah Alqur’an dan sunnah maka jangan bersedih jika
musibah menimpa anda selama Allah bersama Anda. Kebersamaan (ma’iyyah) Allah
seperti tertuli dalam firman Allah SWT:
“Sesungguhnya Allah bersama orang-orang
yang sabar.”(Al Baqoroh:153)
“sesungguhnya Allah bersama orang-orang
yang bertaqwa dan orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat
baik.”(An Nahl:128)
“Dan sesungguhnya Allah benar-benar
bersama orang-orang yang berbuat baik.”(QS Al ankabut:69)
C.
Yang Tegar
Menghadapi Musibah.
Ibrahim as mengahadapi cobaan yang
berat tetapi dia tetap sabar karena meyakini keesaan Allah dan janji-Nya.
Ketika tubuhnya dilempar ke dalam bara api yang besar , dia berkata: “cukuplah
Allah sebagai penolongku, Dia adalah sebaik-baik pelindung.”
Ketika Allah memerintahkan menyembelih
putranya maka, dengan sabar dia membaringkan Isma’il dan akhirnya diganti oleh
Allah dengan seekor kambing.
Siang dan malam selama 950 tahun Nabi
nuh As Berdakwah baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Tiada
satu kesempatan yang dilewatkan oleh Nabu Nuh As.
Nabi ayub menderita penyakit yang
membuat dia dikucilkan, namun janji Allah membuat dia dikucilkan, namun janji
Allah membuat dia bersabar dan ridho terhadap takdirnya.
Nabi musa mengalami berbagai ancaman
dan gangguan dari kaumnya dan juga kaum fir’aun, tetapi dia tetap bersabar
sampai Nabi Muhammad SAW. memujinya.
“Semoga Allah merahmati Musa
sesungguhnya dia telah disakiti dengan perlakuan yang lebih parah daripada ini
namun dia tetap bersabar.”(HR Bukhari).
Penutup Para Nabi, Muhammad SAW. Sudah
banyak sekali menerima gangguandari kaumnya. Mereka menuduhnya sebagai orang
gila, tukang sihir, pendusta dan berbagai macam gangguan fisik maupun psikis.
Mereka membunuhi sebagian
sahabat-sahabat dan menyiksa sebagian yang lain, bukankah sangat berat ketika
melihat pengikut setianya disiksa dan dibunuh di depan matanya.Belau berjumpa
dengan sebagian dari mereka yang disiksa dan tiada yang bisa dilakukannya
kecuali bersabda:
“Bersabarlah wahai keluarga yasir,
karena sesungguhnya pahala yang dijanjikan untuk kalian nanti di surga “
Beliau tetap sabar menghadapi cobaan
demi cobaan dalam menyampaikan risalah tuhannya. Bahkan setelah hijrah ke
Madinah tetap saja cobaan demi cobaan menghampirinya. Hingga akhirnya Allah
mewafatkannya setelah sempurna risalah islam.
Demikian pula dengan
sahabat-sahabatnya, seperti Bilal, Sumayyah, Shuhaib,’Ammar,Miqdad dan abu
Bakar semoga Allah meridhoi mereka dan mencukupkan mereka dengan limpahan
pahala dan balasan yang setimpal bagi mereka. Bilal disiksa di bawah terik
matahari, sahabat lain yang bernama Habib bin Yazid r.a yang diutus pada
musailamah al kadzab tetapi malah dibunuh lalu menyalibnya. Seorang wanita yang
ditingal syahid oleh ayah, saudara dan suaminya tetap tegar menghadapi hidup
meski begitu berat.
Begitu juga para tabi’in penerus para
sahabat Abu Qibbah termasuk orang yang diuji di tubuh dan agamanya akhirnya
meninggal setelah melarikan diri demi agamanya akhirnya mati dengan seluruh
anggota tubuhnya tak berfungsi. Ahmad bin Nashr al Khuza’iy tetap tegar sampai
dipancung demi mempertahankan keyakinannya. Imam Ahmad dipenjara juga demi
memegang keyakinannya bahwa Al Qur’an adalah kalam Allah.
Semoga kita mendapatkan akhlak mulia
seperti mereka dalam menghadapi ujian kehidupan. Amin
No comments:
Post a Comment