Thursday, 31 December 2015

Kebaikan-Kebaikan Kecil

Ketika dalam perjalanan pagi saya beserta istri berangkat kerja, tiba-tiba ban sepeda motor saya bocor. Keadaan inimemaksa saya mencari tempat tambal ban. Setelah ijin telat lewat sms, sayamendorong sepeda motor di iringi istri dan anak saya. Akhirnya tibalah saya dirumah sebuah tambal ban. Tambal ban ini terletak di garasi rumah seorang laki-laki yang sudah lanjut usia, dan tukang tambal ban yang menyambut saya adalah anak ke-12 dari sang kakek.

Saya mengenal sang kakek sudah lama, kyai kampung saya pernah mengangkat pecakapan dengan sang kakek dalam pengajian tentang ketidakpercayaan sang kakek akan hal-hal yang ghaib termasuk alam kubur, akhirat dan Allah. Walaupun sang kakek ini ber KTP Islam namun dia tidak pernah melaksanakan ibadah sama sekali. Profesi beliau dulu adalah penjual jajanan keliling ketika ada keramaian.

Namun ketika sang kakek keluar, penampilanya sudah sangat berbeda dengan penampilanya dulu. Bersarung, berpeci putih dan mengenakan baju muslim. Ah.. kontras sekali dengan keadaan terakhir saya bertemu dan dengan apa yang di ceritakan sang kyai saya. Rasa penasaran itu yang membuat saya mendekati beliau dan menjadikan pagi itu menjadi pagi yang luar biasa.

Beliau menceritakan tentang ke 12 anaknya yang beliau asuh dengan penuh susah payah dengan usaha beliau berjualan memikul jajanan dari keramaian satu dengan yang lain. Tapi beliau kini bersyukur bahwa ke 12 anaknya kini sudah mandiri dan sudah menikah semua. Beberapa anaknya bahkan kini telah menjadi pejabat di luar jawa. Dan ternyata setahun yang lalu beliau sudah berhaji di hajikan oleh salah satu anaknya dan setelah haji itulah menjadi titik tolak perubahan dalam diri beliau. Kata beliau setelah berhaji dia tidak pernah tertinggal sholat berjamaah di masjid.


Menurutku ini adalah satu prestasi yang luar biasa. Karena penasaran akhirnya saya bertanya lebih dalam tentang perjalnan hidup sang kakek. Salah satunya beliau menceritakan amalan yang menurut beliau dapat menjadi wasilah dimudahan oleh Allah dalam mendidik anak dan kini di mudahkan dalam beibadah. Amalan itu ialah menyingkirkan gangguan di jalan. Setiap berjalan baik ketika memikuldagangan ataupun tidak dan dia menemukan rintangan yang menghalangi jalan,maka belliau menyempatkan menyisihkan halangan itu. Entah itu duri, kayu, kaca atau apapun yangmenghalangi jalan maka ia ambil dan singkirkan. Amalan inilah yang beliu anggap sebagai wasilah Allah memudahkan kelahiran setiap anaknya, memudahkan membiyayai hajat hidup keluarganya dan memudahkan mendapat hidayah Allah.

Subhanallah, Allah membalas dengan begitu banyak kebaikan dari kebaikan kecil sang kakek. Maka benarlah sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam berikut ini

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ نَـفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُـرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا ، نَـفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُـرْبَةً مِنْ كُـرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَـى مُـعْسِرٍ ، يَسَّـرَ اللهُ عَلَيْهِ فِـي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ، وَمَنْ سَتَـرَ مُسْلِمًـا ، سَتَـرَهُ اللهُ فِـي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ، وَاللهُ فِـي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ ، وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًـا ، سَهَّـلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَـى الْـجَنَّةِ ، وَمَا اجْتَمَعَ قَـوْمٌ فِـي بَـيْتٍ مِنْ بُـيُوتِ اللهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ ، وَيَتَدَارَسُونَـهُ بَيْنَهُمْ ، إِلَّا نَـزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ ، وَغَشِـيَـتْـهُمُ الرَّحْـمَةُ ، وَحَفَّـتْـهُمُ الْـمَلاَئِكَةُ ، وَذَكَـرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ ، وَمَنْ بَطَّـأَ بِـهِ عَمَلُـهُ ، لَـمْ يُسْرِعْ بِـهِ نَـسَبُـهُ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allâh melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan (dalam masalah hutang), maka Allâh Azza wa Jalla memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang Muslim, maka Allâh akan menutup (aib)nya di dunia dan akhirat. Allâh senantiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya. Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allâh akan mudahkan baginya jalan menuju Surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allâh (masjid) untuk membaca Kitabullah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan ketenteraman akan turun atas mereka, rahmat meliputi mereka, Malaikat mengelilingi mereka, dan Allâh menyanjung mereka di tengah para Malaikat yang berada di sisi-Nya. Barangsiapa yang diperlambat oleh amalnya (dalam meraih derajat yang tinggi ), maka garis keturunannya tidak bisa mempercepatnya.” ( HR Muslim )

Kisah sang kakek mirip dengan kisah yang di ceritakan Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallah dan di catat dalam shahih Bukhari bab “Fadhlu Tahjir ila Zhuhri“, no. 652; dan Kitab “Al-Mazhalim“, Bab “Man Akhadzal Ghuzna wama Yu’dzinnas fith Thariq“, no. 2472; juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Kitab “Al-Bir wash-Shilah wal Adab“, no. 1914; dan Kitab “Al-Imarah“, no. 1914.

Ada seorang laki-laki yang sedang berjalan-jalan di sebuah jalan. Ia menjumpai rerantingan yang berduri yang menghambat jalan tersebut, kemudian ia menyingkirkannya. Lalu ia bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala, maka Allah mengampuni dosa-dosanya.

Dalam sebagian riwayat dari Imam Muslim dari sahabat Abu Hurairah pula, beliau berkata bahwa Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Ada seseorang laki-laki yang melewati ranting berduri berada di tengah jalan. Ia mengatakan, ‘Demi Allah, aku akan menyingkirkan duri ini dari kaum muslimin sehingga mereka tidak akan terganggu dengannya.’ Maka Allah pun memasukkannya ke dalam surga.”

Dalam riwayat lain, juga dari sahabat Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Sungguh, aku telah melihat seorang laki-laki yang tengah menikmati kenikmatan di surga disebabkan ia memotong duri yang berada di tengah jalan, yang duri itu mengganggu kaum muslimin.”


Allah membalas kebaikan di dunia dan memudahkan sang kakek mendapat kebaikan di surga.

Ya Allah gerakanah hati-hati kami untuk melakukan kebaikan dalam rangka beribadah kepadamu ya Rabb.

Wallahu a'lam bishawab

Ta'Rouf Yusuf


No comments:

Post a Comment

Al Fatihah Bagian 2

Al Fatihah Bagian 2 ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. ٱلْحَمْدُ Dalam Tafsir At Thabari di k...