Monday, 21 November 2022

Sejarah Singkat Salafi Wahabi Modern di Indonesia

Assalamu'alaikum warohmatulohi wabarakatuh

Afwan ustadz... Izin bertanya... 🙏🙏

Mohon ana ingin tau nama"ulama  dan ustadz" wahabi...

Jawab:

Mantan Perdana Menteri Indonesia Muhammad Natsir mendirikan Dewan Dakwah Islamiyyah Indonesia (DDII) pada tahun 1967. Melalui Ormas inilah dikirim beberapa mahasiswa untuk belajar ke Arab Saudi. Dari beberapa mahasiswa yang dikirim ada yang membawa pulang paham Islam dari Arab Saudi yang kemudian membentuk kelompok salafi di indonesia. Di antaranya adalah Ustad Abu Nida' Chomsaha Sofwan yang kemudian mendirikan Yayasan At-Turots Al-Islamiy dan Islamic Center Bin Baz di bantul Yogyakarta. Ustad Ahmas Faiz Asifuddin yang kemudian mendirikan ponpes Imam Bukhari di Solo. Ustad AUNUR RAFIQ Ghufron yang kemudian mendirikan ponpes Al-Furqon di gresik dan menerbitkan majalah Al Furqon. Mereka adalah generasi awal yang pulang ke indonesia sekitar awal tahun 1980-an.  

Bersamaan dengan itu, di Indonesia didirikan “Lembaga Pendidikan Bahasa Arab” (LPBA) di jakarta yang sekarang berubah nama menjadi “Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Bahasa Arab” (LIPIA), sebuah lembaga pendidikan formal cabang dari Universitas Al-Imam Muhammad bin Saud Al-Islamiyyah di Riyadh, Saudi Arabia.

Generasi kedua yang pulang ke tanah air pada awal tahun 1990-an. dialah Ustad Ja'far Ummat Thalib yang kemudian mendirikan Laskar Jihad dan mendirikan ponpes Ihya’us Sunnah di degolan Yogyakarta, beliau adalah alumni Darul Hadits Yaman pimpinan Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi'i. Ustad Yusuf Utsman Ba'itsa yang kemudian menjadi ketua Perhimpunan Al-Irsyad. Juga Ustad Yazid bin Abdul Qadir Jawaz yang kemudian menjadi penasehat ponpes Minhajus Sunnah bogor.

Ustad Ja’far Umar Thalib memiliki dua murid yang kemudian menjadi da'i wahabi yaitu Ustad Luqman Ba'abduh yang kemudian mendirian ponpes Minhajul Atsar atau dikenal dengan ponpes As-Salafy di jember dan Muhamad Umar A's Sewed yang kemudian mendirikan ponpes Dhiyaus Sunnah di cirebon. Sedangkan Ustad Yazid Bin Abdul Qadir Jawaz menikah dengan wanita sunda yang merupakan kaka dari Ustad Abu Yahya Badrussalam seorang Ustad yang mendirikan Masjid Al-Barkah di cileungsi bogor dengan Radio Rodja sebagai corong dakwahnya. Sedangkan Muhammad Umar As-Sewed adalah saudara sepupu dari Yusuf Utsman Ba’itsa.

Ust. Abu Nida’ Chomsaha Sofwan, Ust. Ahmaz Faiz Asifuddin, Ust. Aunur Rafiq Ghufron, Ust. Ja’far Umar Thalib, Ust. Yazid Bin Abdul Qadir Jawaz tergabung dalam dewan redaksi Majalah AS-SUNNAH yang merupakan majalah kelompok ini yang terbit pertama di Indonesia sebelum kemudian mereka berpecah-belah beberapa tahun kemudian.

Pada tahun 1990 awal tahun 2000-an mereka terpecah. faktor perpecahan mereka ada dua versi:

1. Di utusnya seorang da’i dari yayasan Ihya’ut Turats kuwait bernama Syarif Fuad Hazza yang dianggap sebagai asal mula perpecahan.

2. Pecahnya Konflik ambon.

Syaikh Syarif Fu’ad Hazza’ adalah utusan dari Yayasan Ihya’ut Turats kuwait yang datang memberi dauroh (penataran) para da’i di indonesia yang disambut Ustad Yusuf Utsman Ba’itsa. Ihya’ut Turats adalah yayasan sosial di kuwait yang salah satu pembinanya adalah Syaikh Abdurrahman Abdul Khaliq. Syaikh Abdurrahman Abdul Khaliq adalah murid Syaikh Muhammad Surur Bin Nayif Zainal Abidin. Syaikh Muhammad Surur Bin Nayif Zainal Abidin adalah ulama saudi yang di takdir oleh Syaikh Muqbil yang notabennya guru Ustad Ja’far Umar Thalib. Ustad Ja’far Umar Thalib mengecam Ustad Yusuf Utsman Ba’itsa karena dinilai mengundang/menyambut tokoh Hizbi dan dijadikan narasumber dalam dauroh du’at. kecam-mengecam pun terjadi antara mereka sehingga berujung pada mubahalah.

Menyikapi gejolak perbedaan ini, akhirnya mereka terpecah menjadi dua kubu besar, yaitu :Kubu Ustad Ja’far Umar Thalib; yang kemudian mendirikan Forum Komunikasi Ahlus Sunnah Wal Jama’ah (FKAWJ) dengan Laskar Jihad sebagai sayap militernya dan Ustad Ja’far Umar Thalib sebagai panglimanya. di dampingi murid-murid sekaligus sahabatnya, yaitu Luqman Ba’abduh, Muhammad Umar As-Sewed, dll.

Sedangkan yang kedua Kubu Ustad Yusuf Utsman Ba’itsa yang kemudian menolak bergabung dengan FKAWJ dan Laskar Jihad. Bersamanyalah Ustad Yazid Bin Abdul Qadir Jawaz, Ustad Ahmaz Faiz Asifuddin, Ustad Abu Nida’ Chamsaha Sofwan, Ustad Aunur Rafiq Ghufran, dll.

Penolakan mereka terhada FKAWJ dan Laskar Jihad membuat Ustad Ja’far Umar Thalib mengeluarkan diri dari redaksi Majalah As-Sunnah dan membuat majalah baru sebagai media dakwahnya bersama kawan-kawannya bernama Majalah SALAFY.

Selama perjalanannya bersama FKAWAJ dan Laskar Jihad, Ustad Ja’far Umar Thalib mendapatkan berbagai rintangan dan cobaan. termasuk peristiwa bersejarah dimana ia merajam anggotanya yang berzina sehingga membuatnya bolak-balik ke pengadilan. ditambah kritikan para Ulama terhadap gerakan Laskar Jihad ini. Maka Laskar Jihad pun resmi dibubarkan lewat Muhammad Umar As-Sewed dan Luqman Ba’abduh.

Ketidak setujuan Ustad Ja’far Umar Thalib atas dibubarkannya Laskar Jihad membuat ia di tinggalkan murid-murid dan kawan setianya. Jajaran kelompok Salafi yang semula menjadi pengikut setianya kini mentahdzirnya dan meninggalkannya. mereka menganggap bahwa Ustad Ja’far Umar Thalib menyimpang dan jauh tersesat.

Ditambah dengan hadirnya Ustad Ja'far Umar Thalib dalam majelis zikir yang di pimpin KH.Muhamad Arifin Ilham di masjid Istiqlal Jakarta yang mereka anggap sebagi ahli bid’ah. Perpecahan yang terjadi di tubuh kelompok Salafi Modern generasi awal ini ternyata melahirkan perpecahan-perpecahan baru yang tak ada habisnya di kemudian hari.

Saat ini paling tidak salafi Indonesia terpecah menjadi tiga kelompok besar. yaitu :

1. Kelompok Halabiyyun, tokohnya adalah Syaikh Ali Hasan Al-Halabi dari yordan. Radio Rodja di cileungsi bogor dan STAI Ali Bin Abi Thalib surabaya adalah diantara corong dakwah gerakan kelompok Salafi Halabi di indonesia. Abu Yahya Badrussalam, Firanda Andirja, Zainal Abidin Bin Syamsuddin, Abu Qotadah tasikmalaya, Abdul Hakim Abdat jakarta, Yazid Bin Abdul Qadir Jawas, Abu Ihsan Al-Medani, Abu Haidar As-Sundawy, Abdurrahman At-Tamimi, Mubarak Bamu’allim, Ali Musri, dll adalah promotornya.

2. Kelompok Madkhaliyyun, tokohnya adalah Syaikh Robi’ Bin Hadi Al-Madkhali dari Mekkah. Promotornya adalah Luqman Ba’abduh, Muhammad Umar As-Sewed, Qomar Su’aidi (Temanggung)Muhammad Afifuddin, Askari Bin Jamal Al-Bugisi, Abu Hamzah Yusuf Al-Atsary, Usamah Faisal Mahri, Dzul Akmal, dll.

3. Kelompok Hajuriyyun, tokohnya adalah Syaikh Yahya Al-Hajuri dari dammaj yaman. Promotornya adalah Abu Mas’ud dkk.

Itulah sejarah singkat perkembangan salafi wahabi di Indonesia. 

Wallahu A'lam

No comments:

Post a Comment

Al Fatihah Bagian 2

Al Fatihah Bagian 2 ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. ٱلْحَمْدُ Dalam Tafsir At Thabari di k...