Saturday, 19 January 2019

Nikmat Yang Hakiki ( Tadabur Surat Al Baqarah 151-152 )


 

كَمَا أَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولا مِنْكُمْ يَتْلُو عَلَيْكُمْ آيَاتِنَا وَيُزَكِّيكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُمْ مَا لَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُونَ

 فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلا تَكْفُرُونِ
Sebagai mana Kami telah mengutus kepada kalian Rasul di antara kalian yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kalian dan menyucikan kalian dan mengajarkan kepada kalian Al-Kitab dan hikmah, serta mengajarkan kepada kalian apa yang belum kalian ketahui. Karena itu, ingatlah kalian kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepada kalian; dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kalian mengingkari (nikmat-Ku).  (Al Baqarah 151-152 )
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, ketika menafsirkan surat Al Maidah "Ini merupakan nikmat Allah yang paling besar terhadap umat ini. Yaitu dengan Dia menyempurnakan untuk mereka agama mereka, sehingga mereka tidak lagi membutuhkan agama selain itu dan juga tidak membutuhkan nabi selain nabi mereka, semoga shalawat dan salam terlimpahkan untuk mereka. Karena itu Alalh menjadikannya (Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam) sebagai akhir para nabi dan diutus untuk jin dan manusia. Tidak ada yang halal kecuali apa yang dia halalkan, tidak ada yang haram kecuali apa yang dia haramkan, tidak ada agama kecuali apa yang dia ajarkan. Semuanya telah dia sampaikan. Beliau adalah orang yang benar dan jujur, tidak ada dusta dan penipuan padanya. Sebagaiman firman Allah Ta'ala,
"Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil." (QS. Al-An'am: 115)
Maksudnya adalah benar dalam penyampaiannya dan adil dalam perkara perintah dan larangan. Ketika agama telah disempurkan bagi mereka, maka berarti nikmat telah disempurnakan kepada mereka." (Tafsir Ibnu Katsir, 3/26)
Maka dapat kita simpulkan di antara nkmat Allah yang paling besar adalah nikmat Iman dan taufiq untuk menjalankan syariatnya. Syariat Islam meberikan solusi setiap permasalahan dalam kehidupan manusia, di samping itu syariat ini adalah syariat yang di janjikan Allah jika kita mengkutinya maka akan mengantarkan keselamatan di akhirat kelak.Lalu nikmat apa yang lebih besar dari pada nikmat yang mampu memberi solusi bagi permasalahan manusia yang terbesar yaitu masuk Neraka.   
Hal ini disandingkan pula dengan nikmat yang disebutkan sebelumnya yaitu menghadap ke arah kakbah di dalam sholat. Kabah adalah tempatibadah yang sebenarnya di bangun sejak awal bahan sebelum manusia di ciptakan. Allah mengabarkan dalam Al-Quran: Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia . (QS. Ali Imran : 96).
Konon di zaman Nabi Nuh as, ka’bah ini pernah tenggelam dan runtuh bangunannya hingga datang masa Nabi Ibrahim as bersama anak dan istrinya ke lembah gersang tanpa air yang ternyata disitulah pondasi Ka’bah dan bangunannya pernah berdiri. Lalu Allah swt memerintahkan keduanya untuk mendirikan kembali ka’bah di atas bekas pondasinya dahulu. Dan dijadikan Ka’bah itu sebagai tempat ibadah bapak tiga agama dunia. Dan ketika Kami menjadikan rumah itu (ka’bah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i’tikaf, yang ruku’ dan yang sujud”. (QS. ). Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, (QS. Al-Hajj : 27).
Maka dua nikmat ini menjadi Nikmat yang agung yang di berikan secara sempurna kepada umat Nabi muhammad shalallahu alaihi wa sallam. Dimana Agama yang di berikan adalah penyempurna semua agama sebelumnya kiblatnyapun adalah  tempat ibadah pertama yang di buat untuk beribadah kepada Allah.
Penyebab sempurnanya nikmat ini adalah di utusnya Rasulullah Muhammad shalallahu alaihi wa sallam. Di mana Rasulullah membacakan dan mengaplikasikan syariat paripurna ini. Dan juga menjalananya, dan mengajak para sahabat untu menjalankan syariat ini. Dimana dengan menjalankan syariat ini dengan benar, maka akan membersihkan manusia dari kekotoran-kekotoran baik yang bersifat ruhiyah maupun jasadiyah. Maka dua tugas inilah yang mengantarkan manusia pada puncak paripurnanya sebuah peradaban. Dimana seluruh aspek manusia termanajemen dengan manajemen terbaik sehingga akan didapatkan hasil yang terbaik pula.
Maka satu kunci seseorang mendapatkan kenikmatan yang hakiki ketika seorang menjalankan dengan sempurna syariat Allah ini. Maka kita kemudian di perintahkan untuk banyak mengingat sang pemberi nikmat yang membuahkan ma’rifatullah kemudian bersyukur kepadaNya.
Syukur secara bahasa,

الثناء على المحسِن بما أَوْلاكَهُ من المعروف

“Syukur adalah pujian bagi orang yang memberikan kebaikan, atas kebaikannya tersebut” (Lihat Ash Shahhah Fil Lughah karya Al Jauhari). Atau dalam bahasa Indonesia, bersyukur artinya berterima kasih.
Sedangkan istilah syukur dalam agama, adalah sebagaimana yang dijabarkan oleh Ibnul Qayyim:


الشكر ظهور أثر نعمة الله على لسان عبده: ثناء واعترافا، وعلى قلبه شهودا ومحبة، وعلى جوارحه انقيادا وطاعة

“Syukur adalah menunjukkan adanya nikmat Allah pada dirinya. Dengan melalui lisan, yaitu berupa pujian dan mengucapkan kesadaran diri bahwa ia telah diberi nikmat. Dengan melalui hati, berupa persaksian dan kecintaan kepada Allah. Melalui anggota badan, berupa kepatuhan dan ketaatan kepada Allah” (Madarijus Salikin, 2/244).
Lawan dari syukur adalah kufur nikmat, yaitu enggan menyadari atau bahkan mengingkari bahwa nikmat yang ia dapatkan adalah dari Allah Ta’ala, dimana kekufuran ini akan mengantarkan ke Neraka.
Wallahu a’lam

Temanggung, 19 Januari 2019 M / 13 Jumadil Awwal 140 H
Ta’ Rouf Yusuf

No comments:

Post a Comment

Al Fatihah Bagian 2

Al Fatihah Bagian 2 ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. ٱلْحَمْدُ Dalam Tafsir At Thabari di k...