Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan
kita agar menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong untuk menghadapi semua
masalah, Dia menyebutkan contoh permasalahan yang patut dihadapi dengan sabar,
yaitu jihad fii sabilillah.
وَلاَ تَقُوْلُوْا لِمَنْ يُقْتَلُ
فِيْ سَبيْلِ اللهِ أَمْوَاتٌ بَلْ أَحْيَاءٌ وَ لَكِنْ لاَّ تَشْعُرُوْن
Dan janganlah
kamu katakan terhadap orang yang terbunuh di jalan Allah bahwa mereka mati.
Bahkan mereka hidup, akan tetapi kamu tidak merasa.( Al Baqarah : 154)
Dalam Tafsir
Munir di sebutkan bahwa ayat ini trun berkenaan dengan aum muslimin yang gugur
dalam perang Badar. Syuhada Badr terdiri dari delapan orang Anshar dan enam
orang dari Muhairin.Sebab turun ayat ini adalah adanya orang-orang yang
mengatakan tentang para muahid inidengan perkataan,” Fulan sudah mati dan tidak
bisa menikmati kesenangan dunia.” Maka turunlah ayat ini. Imam Ibnu Abbas
berkata,” Umair ibnul Hammam gugur dalam perang Badar, dan tentang dirinya
serta rekan-rekanyalah turun ayat ini.
Jihad merupakan
keta'atan badan yang sangat besar dan paling berat bagi jiwa karena membawa
kepada kematian. Manusia memiliki kecenderungan mencintai dunia karena ingin
hidup di sana, bahkan tindakan sehari-hari yang kita lakukan juga bertujuan
agar dapat hidup di sana. Lazimnya hal yang dicintai tidaklah ditinggalkan oleh
orang-orang yang berakal selain untuk memperoleh hal yang lebih dicintai lagi,
maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan bahwa orang yang berperang di
jalan Allah agar kalimat Allah menjadi tinggi dan agar agama-Nya menjadi tegak,
pada hakikatnya ia tidak kehilangan kehidupan yang dicintainya itu, bahkan ia
memperoleh kehidupan yang lebih besar dan lebih sempurna dari apa yang kita
perkirakan. Para syuhada sebagaimana disebutkan dalam surat Ali Imran: 169-171,
adalah orang-orang yang hidup di sisi Allah, memperoleh rezki serta bergembira
karena karunia yang diberikan-Nya dan tidak lagi khawatir dan bersedih.
Kehidupan apa yang lebih baik daripada kehidupan seperti ini; dekat dengan sisi
Allah, memperoleh rezki bagi badan berupa makanan dan minuman yang enak,
memperoleh rezki bagi ruh berupa kegembiraan, hilangnya rasa takut dan
kesedihan. Mereka hidup di alam Barzakh. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
memberitahukan dalam haditsnya bahwa ruh para syuhada berada di perut-perut
burung hijau, di mana burung-burung itu mendatangi sungai-sungai surga dan memakan
buah-buahannya, kemudian pulang ke lampu-lampu yang menempel di 'Arsy. Dalam
ayat ini terdapat anjuran untuk berjihad fii sabilillah dan bersabar di
atasnya. Jika sekiranya orang-orang mengetahui balasan yang diperoleh para
syuhada, tentu tidak akan ada seorang pun yang meninggalkannya. Akan tetapi,
karena tidak adanya ilmu yang yakin akhirnya ia tidak mau berjihad. Bahkan jika
sekiranya manusia memiliki seribu nyawa, lalu masing-masing nyawa itu melayang
satu-persatu tentu tidak akan dapat mengalahkan pahala yang besar ini. Oleh
karena itu, tidak ada yang diinginkan para syuhada' setelah mereka melihat
langsung pahala Allah dan balasannya selain ingin kembali ke dunia agar mereka
terbunuh lagi beberapa kali.
وَ لَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَ الْجُوْعِ وَ نَقْصٍ مِّنَ
الْأَمَوَالِ وَ الْأنْفُسِ وَ الثَّمَرَاتِ وَ بَشِّرِ الصَّابِرِيْنَ
Dan sesungguhnya
akan Kami beri kamu percobaan dengan sesuatu dari ketakutan dan kelaparan dan
kekurangan dari harta benda dan jiwa-jiwa dan buah buahan; dan berilah khabar
yangmenyukakan kepada orang yang sabar. ( Al Baqarah : 155 )
Allah Subhaanahu
wa Ta'aala menerangkan bahwa Dia pasti akan menguji hamba-hamba-Nya agar
terlihat jelas siapa yang jujur hatinya dan siapa yang dusta, siapa yang sabar
dan siapa yang keluh kesah. Ini merupakan sunnatullah yang berlaku pada
hamba-hamba-Nya. Hal itu, karena jika kesenangan senantiasa didapatkan oleh orang
yang beriman dan tidak diuji tentu akan terjadi percampuran antara yang
benar-benar beriman dengan yang tidak. Hikmah Allah yang dharapkan adlah untuk
memisahkan siapa orang yang baik dan siapa orang yang buruk. Inilah tujuan dari
ujian. Bukan untuk menyingkirkan keimanan yang ada pada diri orang mukmin dan
bukan untuk mengeluarkan mereka dari agama, karena Allah tidak akan
menyia-nyiakan keimanan seorang mumin.
اَلَّذِيْنَ
إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ قَالُوْا إِنَّا ِللهِ وَ إِنَّا إِلَيْهِ
رَاجِعُوْنَ
(Yaitu) orang-orang yang apabila menimpa
kepada mereka suatu musibah, mereka berkata: Sesungguhnya kita ini dari Allah,
dan sesungguhnya kepadaNyalah kita semua akan kembali. (Al Baqarah : 156 )
Kiita pada
hakikatnya adalah milik Allah, di bawah pengaturan dan tindakan-Nya, Dia
berbuat kepada milik-Nya apa yang Dia kehendaki, kita tidak memiliki apa-apa
terhadap jiwa dan harta sedikit pun. Oleh karena itu, jika Dia menimpakan ujian
kepada kita, maka sesungguhnya itu merupakan tindakan dari Yang Maha Penyayang
kepada milik-Nya, maka kita tidak boleh protes. Bahkan termasuk sempurnanya
pengabdian seorang hamba adalah dia merasakan bahwa musibah yang menimpanya
berasal dari Pemilik dirinya, Allah yang Maha Bijaksana yang lebih sayang
kepada dirinya daripada sayangnya seorang hamba kepada dirinya sendiri. Oleh
karena itu, sikap yang harus dilakukan adalah ridha, bersyukur karena diatur
oleh-Nya kepada hal yang lebih baik bagi dirinya meskipun ia tidak menyadari.
أُولَئِكَ
عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَ رَحْمَةٌ وَ أُولَئِكَ هُمُ
الْمُهْتَدُوْنَ
Mereka itu, akan
dikaruniakan atas mereka anugerah-anugerah dari Tuhan mereka dan rahmat, dan
mereka itulah orang-orang yang akan mendapat petunjuk. ( Al Baqarah
: 157 )
Yakni
orang-orang yang mengetahui mengenal kebenaran yang hakiki dalam onteks ini
adalah pengetahuan mereka bahwa mereka milik Allah dan akan kembali kepada-Nya
dan mereka mengamalkannya, yaitu dengan bersabar karena Allah. Allah Subhaanahu
wa Ta'aala juga akan memberi petunjuk kepada hatinya untuk bersabar sebagaimana
dalam firman-Nya "wa may yu'min billah yahdi qalbah" (lihat surat At
Taghaabun: 11).
Maka Barangsiapa
yang tidak bersabar, maka ia akan memperoleh kebalikannya. Ia akan memperoleh
celaan dari Allah, hukuman, kesesatan dan kerugian. Dan kebalikanya sesungguhnya
amat ringan beban orang yang bersabar dan sungguh berat beban orang yang
berkeluh kesah. Ayat di atas juga mempersiapkan jiwa kita agar siap menghadapi
musibah dengan bersabar meskipun belum terjadi.
Wallahu A'lam
Temanggung, 28 Jumadil Awwal 1440 H / 3 Februari 2019
Ta' Rouf Yusuf
Wallahu A'lam
Temanggung, 28 Jumadil Awwal 1440 H / 3 Februari 2019
Ta' Rouf Yusuf
No comments:
Post a Comment