Thursday, 20 July 2023

Puasa Muharam

Bulan Muharram adalah bulan yang paling utama setelah bulan Ramadhan. Hal ini berdasarkan hadits berikut:
وَأَفْضَلُ الْأَشْهُرِ شَهْرُ اللهِ الَّذِي تَدْعُونَهُ الْمُحَرَّمَ
Bulan yang paling utama adalah bulannya Allah, yang kalian sebut dengan Muharram. (HR. An Nasa’i, As Sunan Al Kubra no. 4202)
Imam Ibnu Rajab menjelaskan:
واطلاقه في هذا الحديث "أفضل الأشهر" محمول على ما بعد رمضان
Secara umum, makna “bulan yang paling utama” dalam hadits ini adalah bulan yang paling utama setelah Ramadhan. (Lathaif al-Ma’arif, hal. 34)
Hikmah puasa Muharram sebagai puasa terbaik setelah Ramadhan dijelaskan oleh Imam As Suyuthi, beliau berkata:
قَالَ الْقُرْطُبِيّ إِنَّمَا كَانَ صَوْم الْمحرم أفضل الصّيام من أجل أَنه أول السّنة المستأنفة فَكَانَ استفتاحها بِالصَّوْمِ الَّذِي هُوَ أفضل الْأَعْمَال
“Berkata Al Qurthubi, sesungguhnya dijadikannya Muharram sebagai puasa yang paling utama krn ini muharram adalah pembuka tahun, maka membuka tahun dengan melakukan puasa merupakan sebaik-baiknya amal." (Syarh As Suyuthi 'ala Muslim, jilid. 3, hal. 252)

Puasa di bulan Muharram secara umum -tanggal berapa pun- adalah puasa yang terbaik setelah puasa Ramadhan. Hal ini berdasarkan hadits:
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
أفضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرم وأفضل الصلاة بعد الفريضة صلاة الليل
“Puasa paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharam.” (HR. Muslim No. 1163)
Hadits ini tidak mengkhususkan tanggalnya, oleh karena itu Imam Ali Al Qari berkata:
وَيُمْكِنُ أَنْ يُقَالَ أَفْضَلِيَّتُهُ لِمَا فِيهِ مِنْ يَوْمِ عَاشُورَاءَ لَكِنَّ الظَّاهِرَ أَنَّ الْمُرَادَ جَمِيعُ شَهْرِ الْمُحَرَّمِ ... قَالَ ابْنُ حَجَرٍ: قَالَ أَئِمَّتُنَا: أَفْضَلُ الْأَشْهُرِ لِصَوْمِ التَّطَوُّعِ الْمُحَرَّمُ، ثُمَّ بَقِيَّةُ الْحُرُمِ: رَجَبٍ وَذِي الْحِجَّةِ وَذِي الْقِعْدَةِ
Kemungkinan keutamaan yang ada di dalamnya adalah puasa hari Asyura, namun yang benar maksudnya adalah di semua (hari) bulan Muharram. .... Imam Ibnu Hajar berkata: "Para imam kami berkata, bahwa bulan yang utama untuk puasa sunnah adalah Muharram, lalu bulan haram sisanya: yaitu Rajab, Dzulhijjah, dan Dzulqa'dah. (Mirqah Al Mafatih, 4/1411)
Maka, seseorang bisa saja berpuasa di tanggal awal, tengah, atau akhir di bulan Muharram. Semua itu masuk keumuman cakupan makna “puasa Muharram”
Secara khusus disunnahkan puasa Tasu’a (9 Muharram) dan Asyura (10 Muharram). 
Al Hafizh Ibnu Hajar Rahimahullah –setelah merangkum semua dalil yang ada tentang Puasa Muharram- tentang tingkatan puasa Asyura:

وعلى هذا فصيام عاشوراء على ثلاث مراتب : أدناها أن يصام وحده ، وفوقه أن يصام التاسع معه ، وفوقه أن يصام التاسع والحادي عشر والله أعلم .

  “Oleh karena itu, puasa ‘Asyura terdiri atas tiga tingkatan: 
1. Paling rendah yakni berpuasa sehari saja (tanggal 10)
2. Puasa hari ke-9 dan ke-10.
3. Paling tinggi   puasa hari ke-9, 10, dan ke-11. Wallahu A’lam” 
(Fathul Bari,  6/280)


No comments:

Post a Comment

Al Fatihah Bagian 2

Al Fatihah Bagian 2 ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. ٱلْحَمْدُ Dalam Tafsir At Thabari di k...