Wednesday, 13 February 2013

DUNIA


DUNIA

A.    Perumpamaan Dunia.
Imam Bukhari r.a menjelaskan dengan menggunakan firman Allah SWT :

“ Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan, suatu yang melalaikan, perhiasan, bermegah-megahan antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak-anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning, kemudian menjadi hancur. Dan di akherat ( nanti ) ada adzab yang keras dan ampunan dari allah serta keridhaan Nya. Dan kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdaya. “ ( QS. Al Hadiad : 20 ).
Selanjutnya Imam Bukhari meriwayatkan dari Sahl bin Sa’ad yang telah mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda :
“ Tempat cemeti seseorang di antara kamu di surga lebih baik daripada dunia dan segala isinya. Sesungguhnya berpagi hari atau berpetang hari di jalan Allah lebih baik daripada dunia dan segala isinya. “
( HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad ).
Sadarkah Anda sekarang bahwa dunia adalah permainan yang menyibukkan tubuh kita dan melalaikan hati kita. Sungguh perbandingan dunia ini hanyalah seperti yang disabdakan Nabi SAW :
“ Tidakkah dunia itu dibandingkan dengan akherat melainkan bagaikan salah seorang kamu yang memasukkan jari tangannya ke dalam lautan, perhatikanlah apa yang dibawa oleh jari itu ! ( HR. Muslim ).
Silahkan Anda memilih yang mana. Memang dunia itu tunai di hadapan kita tapi bukankah laut lebih luas dibandingkan setetes air di jari kita. Saya tidak mengajak Anda untuk melalaikan dunia tapi jangan sampai dunia ini melalaikan Anda akan kehidupan akherat yang kekal. Kesulitan dan kesenangan di dunia ini hanyalah sebentar saja dibandingkan kehidupan Anda di akherat.
Perumpamaan dunia adalah seperti ketika Anda masih anak-anak dan sedang bermain-main. Anda membuat gedung-gedungan dan rumah-rumahan, kemudian ditanamai pohon sekitarnya. Setelah sore hari anda dan teman-teman Anda merusaknya. Seperti itulah perumpamaan kehidupan dunia.
Dari Sa’id Al Khudri r.a bahwasannya Rasulullah SAW bersabda :
“ Sesungguhnya dunia ini manis dan mempesona, sedangkan Allah menugaskan kamu didalamnya, maka Dia hendak melihat bagaimana kamu berbuat. Karena itu takutlah terhadap ( fitnah / godaan ) dunia dan takutlah terhadap ( fitnah ) wanita. “ ( HR. Muslim ).
Sebelum lebih lanjut Anda membaca, saya ingin Anda merenungi nasehat Imam Ibnu Qayyim dalam Kitab Al Fawaaid :
“ Sejak diciptakan, manusia terus menerus jadi musafir yang tidak berhenti dari perjalanan panjangnya kecuali di surga atau neraka. Orang berakal mengetahui bahwa safarinya penuh dengan berbagai kesulitan dan cobaan. Adalah mustahil, kelezatan, kenikmatan dan kebahagiaan hakiki itu di dapat sebelum sampai kepada tempat tujuan. “
Jadikanlah kehidupan Anda seperti ketika Anda melewati kebun yang penuh duri dan ular berbisa serta binatang berbahaya lainnya. Berhati-hatilah jangan sampai Anda celaka di dalamnya sehingga Anda akan merugi. Berhati-hatilah.

B.     Dunia Atau Akherat ? Mana Yang Lebih Menarik ?
Saya yakin Anda telah memilih mana tujuan utama Anda. Alangkah indahnya nasehat Imam Ibnu Jauziy dalam kitabnya Shaidul Khatir :
“ Godaan dunia sangatlah beragam adanya. Ada godaan yang muncul dalam diri manusia. Baginya, urusan akherat adalah sesuatu yang berada di luar tabiatnya, lagi pula akherat merupakan hal yang ghaib. Orang yang berilmu mengira daya tarik akherat lebih kuat daripada daya tarik dunia., di saat ia mendengarkan nasehat-nasehat dan ancaman yang datang dari Al Qur’an. Oh, tidaklah demikian. Perumpamaan tabiat kecenderungan manusia kepada dunia laksana air yang terus mengalir mencari daerah yang lebih rendah. Untuk mengangkatnya ke atas diperlukan energi dan tenaga. Oleh karenanya, syariat menguatkannya dengan kabar gembira dan ancaman yang mempertajam akal. Daya tarik tabiat manusia sungguh sangat beragam, maka bukanlah hal yang aneh jika ia sering kali menang dalam pertarungan. Justru aneh dan ajaib jika kita terkalahkan. Seperti itulah ketertarikan kita. Mungkin butuh banyak cambuk untuk menyadarkan kita, mana yang kita pilih. Mari mencambuk diri kita dengan sebuah Hadits berikut ini :
Dari Anas r.a, dia berkata : “ Rasulullah bersabda: Akan dihadirkan orang yang paling nikmat di dunia dari penghuni neraka pada hari kiamat. Lalu ia di celup di neraka dengan sekali celupan kemudian di tanya : “ hai manusia, apakah kamu pernah melihat kebaikan, apakah kamu pernah merasakan kenikmatan ? Maka ia menjawab : “ Tidak pernah, demi Allah ya Rabbi.” Dan dihadirkan manusia yang paling menderita dulunya di dunia dari penghuni surga, lalu ia dicelupkan dengan sekali celupan di dalam surga. Kemudian ia di tanya : “ hai manusia, pernahkah kamu melihat satu penderitaan ? pernahkah kau merasakan kesulitan ? “ Maka dia menjawab : “ Tidak demi Allah, aku tidak pernah merasakan penderitaan sedikitpun dan aku tidak pernah melihat kesusahan sedikitpun “ ( HR. Muslim ).
Hanya butuh satu celupan untuk menghilangkan kata paling yang kita sandang di dunia ini. Maka, “ Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau pengembara.” ( HR. Bukhari ).
Sungguh Anda mungkin pernah ketemu orang di sore hari tapi keesokan harinya sudah meninggal. Padahal ketika seseorang mati, terputuslah semua amalnya kecuali tiga hal : Shodaqoh Jariyah, Ilmu yang di ambil manfaatnya atau anak shaleh yang mendo’akan dirinya.
Al Ghazali berkata, “ Anak turun Adam itu badannya diibaratkan jaring yang dia gunakan untuk mencari amal shaleh. Apabila dia telah mendapatkan kebaikan, kemudian dia mati, maka cukuplah baginya, dan dia tidak lagi membutuhkan jaring tersebut, yaitu badannya yang telah ia tinggalkan setelah dirinya mati. Tidak diragukan lagi bahwa, jika seseorang telah meninggal dunia, maka terputuslah keinginan syahwatnya terhadap dunia, sedang dirinya hanya menginginkan amal shaleh  sebagai bekal di alam kubur. Amabila dia mempunyai amal shaleh, maka dia pun tidak membutuhkan apa-apa lagi. Namun bila dia tidak mempunyai amal shaleh, maka dia ingin kembali ke dunia lagi, untuk mencari bekal, padahal jaringnya telah di ambil darinya. Kemudian dikatakan kepadanya : Amat jauh karena telah terlambat. Akhirnya dia pun hanya bingung dan menyesal selamanya, karena dahulu dia mengabaikan dalam mencari bekal sebelum jaringnya dicabut darinya. Oleh karena itulah Rasulullah SAW bersabda : “ Dan pergunakanlah hidupmu sebelum datang kematianmu, sungguh tiada daya dan kekuatan kecuali dari pertolongan Allah.”
Para Ulama mengatakan yang intinya, “ Janganlah kamu condong kepada dunia dan menjadikannya sebagai tempat tinggal. Dan janganlah membisikkan kepada dirimu bahwa kamu akan tinggal begitu lama di dalamnya, dan mencurahkan perhatian kepadanya. Dan janganlah terikat dengannya kecuali sebatas apa yang diperlukan oleh orang asing yang tinggal di negeri lain. Dan janganlah kamu menyibukkan diri dengan hal-hal yang biasanya orang asing yang hendak pulang menuju keluarganya tidak ambil peduli.”

C.     dan bila..
Anda mungkin berharap bahwa dunia menjauhi Anda atau mungkin Anda merasa tidak akan mampu jika dijauhi dunia. Sungguh Allah tidak mengharamkan dunia yang diperoleh dengan halal dan baik, tetapi jangan sampai dunia ini memperdaya Anda sehingga Anda lupa bahwa kematian telah menunggu. Beramallah ! Beramallah !
Ada sebuah kisah indah yang diceritakan oleh Abu Hurairah r.a, beliau berkata :
“ Demi Allah yang tiada sesembahan yang haq kecuali Dia. Aku pernah mengikatkan batu di perutku karena lapar. Sungguh pada suatu hari aku pernah duduk di jalan yang dilewati orang-orang. Kemudian Nabi SAW melewati saya. Beliau mengetahui apa yang ada di raut muka saya dan apa yang ada dalam diri. Kemudian Beliau bersabda : “ Hai Abu Hirr.” Saya jawab : “ Labbaik yang Rasulullah.” Beliau bersabda : “ Ikuti Aku !” Beliau berjalan maka saya mengikutinya, Beliau masuk rumah, lalu saya minta izin masuk dan saya diizinkan, maka saya masuk. ( Di situ ) Beliau menemukan susu dalam sebuah mangkuk, Beliau lalu bertanya : “ Dari manakah susu ini ?” Mereka menjawab : “ Fulan atau Fulanah menghadiahkan untuk Anda .” Beliau berkata : “ Hai Abu Hirr.” Saya menjawab : “ Labbaik ya Rasulullah.” Beliau bersabda : “ Pergilah ke ahli shuffah, undanglah mereka kemari.” Abu Hurairah berkata : “ Ahlu Shuffah itu tamu-tamu Islam, mereka tidak memiliki keluarga, harta atau saudara. Apabila Rasulullah SAW mendapatkan sedekah, Beliau langsung mengirim kepada mereka, tanpa mengambil sedikitpun darinya. Dan apabila Beliau mendapatkan hadiah maka Beliau mengirimkan kepada mereka dan mengambil bagian daripadanya serta Beliau ikut makan bersama mereka.” Maka hal itu membuat tidak enak dalam hati saya : “ Mengapa susu ini diberikan kepada ahli shuffah ?” Saya seharusnya lebih berhak untuk mendapatkan bagian satu teguk dari susu ini agar saya bisa kuat. Jika mereka datang dan Beliau memerintah saya untuk memberikan kepada mereka, bisa jadi saya tidak mendapatkan bagian dari susu ini. Tetapi taat kepada Allah dan Rasul Nya adalah pasti ( tidak bisa tidak / ditawar ). Maka saya mendatangi mereka dan mengundang mereka. Mereka pun datang dan meminta izin. Beliau mengizinkan mereka dan merekapun mengambil tempat duduk di rumah itu. Beliau bersabda : “Hai Abu Hirr.” Saya jawab : “Labaik ya Rassullullah.” Beliau bersabda : “ Ambillah lalu berikan kepada mereka.” Dia berkata : “Saya segera mengambil mangkok tersebut lalu saya berikan kepada seseorang, hingga minum puas. Kemudian dia mengembalikan mangkok kepadaku, lalu saya berikan kepada orang lain, diapun minum hingga puas, kemudian dia mengembalikan mangkok kepadaku, hingga akhirnya saya memberikan kepada Rasulullah SAW. –setelah semua orang puas- Beliau mengambil mangkok lalu meletakkannya di atas tangannya. Beliau memandang saya lalu tersenyum. Beliau berkata : “Hai Abu Hirr.” Saya jawab : “Labaik ya Rassullullah.” Beliau berkata : “Tinggal Aku dan kamu.” Saya katakan : “Anda benar ya Rasulullah.” Beliau bersabda : “Duduklah lalu minumlah.” Maka saya duduk lalu minum. Beliau tidak berhenti mengucapkan :”Minumlah.” Sampai saya berkata : “Tidak demi Allah yang mengutus Anda dengan kebenaran, saya tidak mendapatkan lagi tempat untuknya (di perutku).” Beliau bersabda : “Perlihatkanlah (mangkok itu) padaku.” Maka saya memberikannya kepada Beliau. Beliau lalu memuji Allah, menyebut nama Nyadan meminum susu yang tersisa.” ( HR. Bukhari ).
Sungguh sebuah kisah yang menawan tentang orang yang paling menawan akhlaknya dan yang tahu mana yang diprioritaskan. Seperti dalam sabda Beliau : “Seandainya saya memiliki emas sebesar gunung Uhud tentu Aku bergembira manakala tidak sampai lewat tiga hari pada emas itu aku tidak memilikinya sedikitpun kecuali beberapa dinar yang aku simpan untuk keperluan hutang.” ( HR. Bukhari-Muslim ). Sungguh benar pula jika zuhud terhadap dunia membuat Allah mencintainya, dan juga sikap zuhudnya terhadap apa yang di tangan manusia sehingga berjuta orang mencintainya hingga saat ini.
Juga kita lihat salah seorang dari hasil didikan Rasulullah yang berjiwa besar dalam mentaati perintah Baliau SAW. Benar pula jika generasi sahabat adalah generasi terbaik umat ini. Tetapi di lain pihak Allah berfirman :
“Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertaqwa dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.” ( QS. Al Lail : 5-7 )                           .  Nabi SAW juga bersabda dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar r.a.: “Tidak boleh hasad kecuali kepada dua nikmat ; orang yang diberi Al Qur’an oleh Allah maka dia menegakkannya disaat-saat malam dan disaat-saat siang dan seseorang yang diberi harta kemudian dia menginfaqkannya disaat-saat malam dan disaat-saat siang.” ( HR. Bukhari-Muslim ).

Siapapun Anda dan apapun cita-cita Anda maka ingatlah bahwa kita hanya sebentar di dunia ini. Jadilah muslim yang bermanfaat bagi saudaranya. Berlomba-lombalah dalam kebajikan. Bijaklah dalam menjalani kehidupan ini. Sikap Qona’ah, ‘iffah serta hemat akan membahagiakan hati Anda. Rasulullah juga pernah bersabda :
“Sungguh beruntung orang yang telah masuk Islam dan diberi rizki yang cukup serta dijadikan puas oleh Allah terhadap apa yang telah dianugerahkan kepadanya.” (HR. Muslim).
Sebelum saya menutup pembahasan ini mari kita dengar nasehat ulama rabbani Imam Ibnu Al Jauziy :
Saya memperhatikan perihal orang-orang yang memiliki keutamaan. Saya mendapati umumnya mereka tidak banyak memiliki harta benda. Saya memperhatikan juga dunia memang selalu berada di tangan orang-orang yang mencintainya. Saya melihat manusia-manusia utama menyayangkan diri mereka, mengapa mereka tidak memiliki apa yang telah dicapai oleh manusia-manusia yang tidak sempurna itu, “Alangkah naifnya engkau. Engkau melakukan banyak kesalahan.”
Pertama, jika Anda memiliki semangat untuk menggapai dunia, maka bangkitlah dan berusahalah untuk menggapainya, niscaya Anda tak akan terus menerus mengeluh. Sesungguhnya ketika Anda bermalas-malasan sambil berharap memperoleh apa yang diperoleh oleh orang lain selain engkau yang bersungguh-sungguh, adalah tindakan bodoh dan pertanda kelemahan jiwa Anda.
Kedua, sesungguhnya dunia ini hanya untuk dilalui dan bukan untuk diramaikan. Hal itu tentunya telah Anda ketahui dan pahami. Apa yang dicapai oleh orang-orang yang sangat cinta akan dunia hanyalah akan menyakitkan badan dan merusak agamanya. Jika Anda tahu akan hal itu, kemudian Anda meratapi hilangnya sesuatu yang tidak sepatutnya Anda miliki, maka kesedihan itu akan menyiksa Anda, karena kelak Anda akan mengetahui maslahat dibalik kehilangan itu. Bersabarlah menerima kesedihan itu sebagai balasan kini, agar Anda selamat dari siksa yang datang kemudian.
Ketiga, pastilah Anda mengetahui betapa sedikitnya kenikmatan duniawi yang diberikan kepada manusia, jika dibandingkan dengan apa yang dirasakan oleh binatang. Makhluk Allah itu tampaknya lebih banyak menerima kenikmatan daripada yang manusia dapatkan. Binatang bahkan memperolehnya dengan tenang, sedangkan Anda mendapatkannya dengan penuh kekhawatiran. Oleh karena itu, jika bagian harta Anda dilipatgandakan seperti yang Anda kehendaki, maka Anda akan bersama kelompok hewan dan binatang itu.
Di satu sisi, keinginan Anda akan dunia akan mengalihkan perhatian Anda dari hal-hal yang mulia, sedangkan ringannya beban duniawi akan menggerakkan Anda untuk meraih martabat yang mulia. Jika Anda lebih memilih untuk mengedepankan sesuatu yang berlebihan, maka Anda akan kembali kepada kondisi seperti dahulu Anda tiada berilmu dan pilihan Anda akan kacau.
Kesimpulannya; Dunia ini menjadi arena ujian dan cobaan, maka hendaklah akal dikedepankan. Barang siapa yang menyerah kepada hawa nafsunya, ia akan sangat mudah celaka. Ini yang berhubungan dengan badan dan dunia. Kini coba Anda lakukan perbandingan pada hal-hal yang bersifat ukhrawi.
“Maka bertaqwalah kamu kepada Allah dan lakukanlah cara yang baik dalam pencarianmu.” (HR. Ibnu Majah dan Al Hakim).
Saya menulis hal ini bukan mengajak Anda meninggalkan semua yang ada di dunia, tapi mari kita ingat firman Allah :
“Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan..” (QS. Al Qashash : 77).

Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntu” (QS. Jumuah : 10).
Firman Allah sungguh sangat jelas menyuruh kita untuk bersegera untuk akherat tapi jangan sampai meninggalkan bagian di dunia. Bahkan Allah menekankan, “ carilah karunia Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung.”
Nabi juga pernah bersabda :
“Sesungguhnya bekerja mencari rizki yang halal itu merupakan kewajiban setelah ibadah fardhu.” (HR. Thabrani & Baihaqy).
Juga jangan sampai kita di dunia ini merendahkan diri kita dengan meminta-minta atau menjadi beban bagi orang lain. Umar bin Khatab pernah berkata pada ahli Qira’ah,”wahai ahli Qira’ah, berlombalah dalam kebaikan, dan carilah karunia dan rizki Allah, janganlah kalian menjadi beban hidup orang lain.”
Hanya kebaikanlah yang saya harap dari tulisan ini

No comments:

Post a Comment

Al Fatihah Bagian 4

Tadabur Al Fatihah bagian ke 4 ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ Tunjukilah kami jalan yang lurus, Permintaan yang diajarkan Allah yang per...