Pertanyaan :
Afwan...
Assalamu'alaikum warohmatulohi wabarokatuh
Izin bertanya
Di era akhir zaman ini banyak berkeliaran aliran" dan Ormas"
sesat... 🙏
Maaf... Siapa dan golongan manakah yang tergolong sesat itu...
Bukankah nabi pernah berkata jika kelak umat islam terpecah menjadi 73
golongan dan semuanya masuk neraka kecuali aswaja...
Nah, semua golongan itu dengan mudahnya mengaku" aswaja... Padahal
mereka itu bagian dari khowarij
Siapakah aswaja yang sebenarnya...
Jawab :
Waalaikumsallam warohmatullahi
wa barakatuh
Kata atau istilah Ahlussunnah wal Jama’ah diambil dari hadis Imam
Thabrani sebagai berikut:
افترقت اليهود على إحدى أو اثنتين وسبعين فرقة ، وافترقت النصارى على
إحدى أو اثنتين وسبعين فرقة ، وستفترق أمتي على ثلاث وسبعين فرقة، الناجية منها
واحدة والباقون هلكى. قيل: ومن الناجية ؟ قال: أهل السنة والجماعة. قيل: وما السنة
والجماعة؟ قال: ما انا عليه اليوم و أصحابه
“orang-orang Yahudi bergolong-golong terpecah menjadi 71 atau 72
golongan, orang Nasrani bergolong-golong menjadi 71 atau 72 golongan, dan
umatku (kaum muslimin) akan bergolong-golong menjadi 73 golongan. Yang
selamat dari padanya satu golongan dan yang lain celaka. Ditanyakan ’Siapakah
yang selamat itu?’ Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam menjawab, ‘Ahlusunnah
wal Jama’ah’. Dan kemudian ditanyakan lagi, ‘apakah assunah wal jama’ah
itu?’ Beliau menjawab, ‘Apa yang aku berada di atasnya, hari ini, dan
beserta para sahabatku (diajarkan oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam dan
diamalkan beserta para sahabat).
Ada tiga kata yang membentuk istilah tersebut, yaitu:
1. Ahl, أهل berarti keluarga, golongan, atau pengikut.
2. Al-Sunnah, السنة secara
bahasa bermakna al-thariqah-wa-law-ghaira mardhiyah (jalan atau cara walaupun
tidak diridhoi).
3. Al-Jama’ah, الجماعة artinya mengumpulkan sesuatu, dengan mendekatkan
sebagian ke sebagian lain. Jama’ah berasal dari kata ijtima’ (perkumpulan),
lawan kata dari tafarruq(perceraian), dan furqah(perpecahan). Jama’ah adalah
sekelompok orang banyak dan dikatakan sekelompok manusia yang berkumpul
berdasarkan satu tujuan.
Menurut istilah “sunnah” adalah suatu cara untuk nama yang diridhoi dalam
agama, yang telah ditempuh oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam
atau selain dari kalangan orang yang mengerti tentang Islam. Seperti para
sahabat Rasulullah. Secara terminologi aswaja atau Ahlusunnah wal jama’ah
golongan yang mengikuti ajaran rasulullah dan para sahabat-sahabatnya.
Imam Al-Safarini, seorang ulama madzhab Hanbali dalam kitab, Lawami’
Al-Anwar Al-Bahiyah wa Sawati’ Al-Asrar Al-Atsariyah: Syarah Al-Durrat
Al-Madiyah ala Aqaid Al-Firqah Al-Najiyah, hlm. 1/73.
أهل السنة والجماعة
ثلاث فرق : الأثرية : وإمامهم أحمد بن حنبل رحمه الله تعالى. والأشعرية : وإمامهم
أبو الحسن الأشعري رحمه الله تعالى. والماتريدية : وإمامهم أبو منصور الماتريدي
“Ahlussunnah Wal Jamaah (secara aqidah) ada tiga golongan yaitu:
Al-Atsariyah, imamnya adalah Ahmad bin Hanbal. Al-Asy’ariyah, imamnya Abul
Hasan Al-Asy’ari, dan Al-Maturidiyah imamnya Abu Manshur Al-Maturidi.” Aqidah
al-atsariyah disebut juga dengan Hanabilah atau ahlul hadits.
Tajuddin Al-Subki, ulama madzhab Syafi’I, juga memasukkan aqidah
Al-Atsariyah sebagai bagian dari aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah:
“Ahlussunnah Wal Jamaah semuanya sepakat pada satu aqidah terkait perkara yang
wajib, mubah dan mustahil. Walaupun mereka berbeda dalam detail. Secara umum
mereka ada tiga golongan. Yaitu, Ahlul hadits yang mendasarkan pada dalil
sam’iyah yakni Al Quran, Al-Sunnah dan ijmak. Asy’ariyah dan Hanafiyah yang
mendasarkan pada pandangan akal dan pemikiran. Guru Asy’ariyah adalah Abul Hasan
Al-Asy’ari sedangkan guru Hanafiyah adalah Abu Manshur Al-Maturidi.”
Hamad Sinan dan Fauzi Anjazi dalam kitab Ahlussunnah Al-Asya’irah Syahadatu
Ulama Al-Ummah wa Adillatuhum, hlm. 80.
أهل السنة والجماعة
مصطلح ظهر للدلالة على من كان على منهج السلف الصالح من التمسك بالقرآن والسنن
والآثار المروية
عن رسول الله ‘ وعن أصحابه رضوان الله تعالى عليهم، ليتميز عن مذاهب
المبتدعة وأهل الأهواء. وإذا أطلق هذا المصطلح في كتب العلماء فالمقصود به
الأشاعرة والماتريدية وأصحاب الحديث
Ahlussunnah Wal Jamaah itu mengacu pada manhaj salafus salih yang berpegang
pada Al-Quran, sunnah Rasul dan atsar yang diriwayatkan dari Rasulullah dan
para Sahabat untuk membedakan dari madzhab ahli bid’ah dan ahlul ahwa’. Ketika
istilah ini disebut dalam kitab-kitab para ulama maka yang dimaksud adalah
Asy’ariah, Maturidiyah dan Ahli Hadits (atau Atsariyah).
Menurut Hadratusy Syaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari dalam kitabnya Ziyadah at-Ta’liqat,
Ahlussunnah wal Jama’ah adalah :
أما أهل السنة فهم أهل التفسير و الحديث و الفقه فإنهم المهتدون
المتمسكون بسنة النبي صلى الله عليه وسلم والخلفاء بعده الراشدين وهم الطاءفة
الناجية قالوا وقد اجتمعت اليوم في مذاهب أربعة الحنفيون والشافعيون و المالكيون
والحنبليون
“Adapun Ahlussunnah wal Jama’ah adalah kelompok ahli tafsir, ahli hadis,
dan ahli fikih. Merekalah yang mengikuti dan berpegang teguh dengan sunnah Nabi
dan sunnah khulafaurrasyidin setelahnya. Mereka adalah kelompok yang
selamat. Ulama mengatakan : Sungguh kelompok tersaebut sekarang ini terhimpun dalam madzhab yang empat
yaitu madzhab Hanafi, Syafi’i, Maliki, dan Hanbali.”
Jadi dapat kita simpulkan dari pembahasan di atas bahwa ahlu sunnah wal Jamaah adalah kaum muslimin yang ber aqidah Asy'ariyah, Maturidiyah dan Atsariyah serta ber madzhab fiqih yang empat. Ahlussunnah Wal Jamaah adalah golongan pengikut setia ajaran Islam yang diajarkan dan diamalkan oleh Rasulullah bersama para sahabatnya. Hal ini tercermin dari sifat-sifat mereka dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
1. Ahlussunnah Selalu Memelihara Jamaah
Golongan Ahlussunnah Wal Jamaah bertugas untuk memelihara keutuhan umat
Islam. Mereka menempuh jalan tersebut sesuai dengan syari’at Allah Subhanahu wa ta’alla.
2. Bersikap Tasamuh
Mereka tidak hanya menghargai perbedaan dan cinta damai terhadap sesama
Muslim, tetapi juga kepada non-muslim yang tidak berbuat zalim. Ahlussunnah
senantiasa menghargai perbedaan dalam masalah mazhab fikih dan mazhab aqidah.
3. Bersikap Tawassuth
At-Tawassuth artinya di tengah-tengah, tidak ekstrim kiri maupun kanan.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 143 yang artinya: “Dan
demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) 'umat pertengahan' agar
kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi
saksi atas (perbuatan) kamu.”
4. Tawazun atau Seimbang
Ahlussunnah Wal Jamaah seimbang dalam segala hal, termasuk penggunaan dalil
aqli (berasal dari akal pikiran yang rasional) dan dalil naqli (bersumber dari
Alquran dan hadits). Hal ini sesuai firman Allah dalam surat Al Hadid ayat 25:
“Sungguh, Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan bukti-bukti yang
nyata dan kami turunkan bersama mereka kitab dan neraca (keadilan) agar manusia
dapat berlaku adil. Dan Kami menciptakan besi yang mempunyai kekuatan, hebat
dan banyak manfaat bagi manusia, dan agar Allah mengetahui siapa yang menolong
(agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya walaupun (Allah) tidak dilihatnya. Sesungguhnya
Allah Mahakuat, Mahaperkasa.”
5. Ahlussunnah Selalu Bersikap I’tidal
Bersikap i’tidal artinya tegak lurus, senantiasa menegakkan kebenaran dan
keadilan. Inilah tugas manusia yang diperintahkan Allah Subhanahu wa ta’alla.
“Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan
karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu
terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah.
Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah,
sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Surat Al-Maidah
ayat 8)
Jadi ketika kita ingin mengenal golongan yang selamat ini maka mari kita kenali dari ciri-ciri keseharianya.
Wallahua’lam
Temanggung, 1 November 2022
Ta’ Rouf Yusuf
No comments:
Post a Comment