Wednesday, 13 February 2013

Niat Yang Ikhlas


Niat Yang Ikhlas
Seorang pengembara seharusnya memiliki tujuan yang akan ditujunya.Niat merupakan tolok ukur keabsahan setiap amal.Ulama’ salaf pun senang meniatkan semua kegiatan hidupnya untuk beribadah meraih ridho Allah karena itulah alasan manusia diciptakan.Niat yang benar merupakan salah satu amal yang benar,maka jika jika niatnya rusak maka jelaslahnkerusakan amal.Amal yang disertai niat ( yang benar) mempunyai tiga keadaan:
Pertama,mengerjakan suatu amalan karena takut kepada Allah ta’ala. Ini adalah ibadah para hamba sahaya.
Kedua,mengerjakan amalan tersebut untuk mendapatkan surga dan pahala.ini adalah ibadah pedagang.
Ketiga,mengerjakan amalan tersebut karena malu kepada Allah ta’la,selain itu untuk menunaikan kewajiban beribadah dan sebagai cerminan rasa syukur sembari melihat kekurangan dirinya serta hatinya selalu khawatir karena dirinya tidak tahu apakah amalnya diterima atau tidak.ini adalah ibadahnya orang merdeka.Ibadah jenis ini telah diisyaratkan Rosulullah ketika ditanya Aisyah mengapa beliau beliau shalat malam sampai telapak kakinya pecah-pecah,dan jawaban beliau: “Bukankah aku harus menjadi hamba yang bersyukur.”(HR.Bukhori-Muslim)
Tiga amalan ini hanya dilakukan oleh orang-orang yang ikhlas.Lafadz ikhlas menunjukkan pengertian jernih,bersih dan suci dari campuran dan pencemaran.Sesuatu yang murni artinya bersih tanpa ada campuran, baik yang bersifat materi ataupun non materi. Dikatakan,”Aku memurnikan keta’atanku hanya kepada Allah.” Artinya hanya ditujukan karena Allah tanpa riya’. Al-Fa’iruzabadi mengatakan,”Ikhlas karena Allah.”artinya meninggalkan riya’ dan pamer.
Ikhlas merupakan istilah tauhid.Orang-orang yang ikhlas adalah mereka yang mengesakan Allah dan merupakan hamba-hamba-Nya yang terpilih.Adapun pengertian ikhlas menurut pengertian syara’adalah seperti yang diungkapakan Ibnu Qoyim rahimahumullah berikut:” Mengesakan Allah yang Hak dalam berniat melakukan keta’atan,bertujuan hanya kepada-Nya tanpa mempersekutukannya dengan sesuatu apapun.”
Adapun ungkapan ulama’ salaf rahimahumullah sehubungan dengan pengertian ikhlas antara lain:
1.Melakukan amal karena Allah semata,tiada bagian bagi selain Allah di dalamnya.
2.Mengasakan Allah yang Hak dalam berniat melakukan keta’tan.
3.Membersihkan amal dari perhatian makhluk.
4.membersihkan amalk dari setiap pencemaran yang dapat mengeruhkan kemurniannya.
Orang yang ikhlas adalah seorang yang tidak peduli meskipun semua penghargaan dalam kalbu orang lain lenyap kalau harus demikian jalannya,demi meraih kebaikan hubungan kalbunya dengan Allah , sedang dia tidak menginginkan sama sekali ada orang lain yang mengetahui  amal kebaikannya barang seberat dzarah pun.Allah SWT telah berfirman:”Katakanlah.”Hanya Allah saja yang aku sembah dengan memurnikan keta’atan  kepada-Nya dalam (menjalankan)agamaku.”(QS Azzumar:14)
“Katakanlah: sesungguhnya shalatku , ibadahku , hidupku dan matiku , hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam , tiada sekutu baginya , dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).”(QS:Al An’aam;162-163)
Keikhlasan kadang diikuti penyakit ujub.Maka dari itu jika anda merasa bangga dengan amalannya,maka terhapuslah kadang juga tercampur dengan riya’ sehingga mengotori tauhid anda. Al Fudhail Ibnu ‘Iyadh berkata,”Meninggalkan amalan karena manusia adalah riya’,sedangkan mengerjakan amalan karena manusia adalah syirik.Ikhlas adalah jika Allah menyelamatkan dirimu dari keduanya”Makna ucapan beliau adalah jika anda bertekat bulatmengerjakan suatu ibadah namun anda meninggalkannya karena khawatir akan dipuji orang maka hal itu adalah riya’.Namun anda meninggalkannya untuk mengerjakannya di tempat sepi yang tidakterlihat orang maka itu disunahkan dengan syarat amalan itu bukan amalan wajib seperti shlat lima waktu atau zakat wajib.Atau bukan seorang ‘alim yang diteladani.Jika syarat itu dipenuhi maka mengerjakan amal dengan terang-terangan itu lebih utama .Demikian pula jika anda melakukan amal karena seseorang maka itu termasuk syirik.Dalam sebuah hadits qudsi Allah ta’ala berfirman,”Aku adalah dzat yang paling tidak membutuhkan persekutuan.Oleh karena itu barang siapa mengerjakan suatu amalan yang ia persekutukan untuk-Ku bersama selain-Ku mak Aku terlepas dari dirinya.”(HR.Muslim,Ibnu Majah,Ahmad dan Aththaya lisi).Semoga kita terhindar dari ujub,riya’ dan sum’ah (Melakukan sembunyi kemudian menceritakan kepada orang lain). Ikhlaslah dalam beribadah,menjalani ibadah dan menghadapi cobaan.

No comments:

Post a Comment

Al Fatihah Bagian 4

Tadabur Al Fatihah bagian ke 4 ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ Tunjukilah kami jalan yang lurus, Permintaan yang diajarkan Allah yang per...