Wednesday, 13 February 2013

Adil


Adil
Adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya. Maka bagi orang muslim adil adalh sebuah keharusan. Muslim harus adil dalam ucapan, perbuatan dan bahkan dalm segala hal sehingga menjadi akhlak yang ada pada dirinya.
Firma Allah Ta’la:
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan.”(An-Nahl:90)
Bahkan Nabi SAW. Bersabda bahwa salah satu dari golongan yang akan dinaungi oleh AllahSWT dalam naungan-Nya  pada hari dimana tidak ada lagi naungan kecuali naungan Allah adalah pemimpin yang adil. Orang yang telah memiliki sifat adil maka dia tidak akan condong kepada nafsu dan syahwat dan juga tidak berbuat zhalim sehingga Allah akan mencintainya dan mendapat keridhaan Nya.
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya orang-orang yang adil di sisi Allah berada di mimbar-mimbar dari cahaya ,yaitu orang-orang yang adil dalam hukum mereka, keluarga mereka dan (amanah) yang diberikan kepada mereka.”(HR Muslim)
“Penghuni surga itu tiga golongan;pemimpin yang adil dan mendapat taufik, orang yang penyayang hatinya, lembut terhadap setiap kerabat dekat dan orang islam, dan orang yang hidup dengan bersih, berusaha untuk tetap bersih(dengan kerja keras) sedang ia memiliki tanggungan keluarga yang banyak.”(HR muslim).
Syeikh Abu Bakar jabir Al Jazairi menulis dalam minhajul muslimnya, bahwa adil memiliki fenomena-fenomena yang baik sekali, antara lain adalah:
1.                  Adil kepada Allah ta’la dengan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun dalam menyembah-Nya dan sifat-sifat-Nya,ta’at kepada-Nya, dzikir kepada-Nya dan syukur kepadanya.
2.                  Adil dalam memberikan keputusan hukum kepada manusia dengan memberikan hak kepada pemiliknya.
3.                  Adil diantara istri-istrinya dan anak-anak dengan dengan tidak melebihkan salah satu istri  atas istri-istri yang lain, atau salah satu anak atas anak-anak yang lain.
4.                  Adil dalam perkataan dengan tidak bersaksi dengan kesaksian palsu dan tidak dikatakan sebagai orang pembohong.
5.                  Adil dalam keyakinan dengan tidak meyakini kecuali kebenaran, kejujuran dan dirinya tidak dipuji dengan sesuatu yang tidak ada pada dirinya.
Semoga kita dapat berbuat adil pada diri kita,  setiap keputusan kita dan adil dalam segala perbuatan kita.

Sabar


Sabar.
Imam Ahmad meriwayatkan sebuah atsar dari ‘Umar ibnul Khatab ra. Yang telah mengatakan,” Kami jumpai sebaik-baik penghidupan kemi berada dalm kesabaran,” Sungguh mulia sifat sabar,Yaitu: Sabar terhadap perintah Allah, sabar menjauhi larangan Allah juga sabar dalam menerima takdir.
Orang sering mengira bahwa sabar adalah sebuah keharusan ketika menghadapi takdir saja, padahal sabar itu lebih luas, Sabar adalah obat penawar bagi cobaan dimana kita hidaup dalam berbagai macam cobaan. Sabar adalah pilihan dan jika anda memilih kesabaran maka beruntunglah Anda.
Allah SWT. berfirman:
‘Hai orang-orang yang beriman bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (diperbatasan negerimu)dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.”(QS: Ali Imran:200).
Sabar adalah menahan diri dari apa yang dibencinya dengan ridha dan rela. Seorang muslim menahan diri dari berbuat maksiat yang menggiurkan,melaksanakan keta’atan meskipun terasa berat, ia menahan diri dari cobaan yang menimpanya tanpa berkeluh kesah terhadap takdir menunjukkan ketidak ridhaannya sedang sikpanya yangtidak ridha terhadap takdir Allah berarti mengecam Allah SWT. Sabar menjanjikan pahala sedangkan ketidakabaran menjanjikan dosa.
Sabar adalah sesuatu yang sangat berat yang bisa didapat dengan melatih diri dengan sebenar-benarnya. Allah ta’la menjanjikan keberuntungan yang banyak, salah satunya tergambar dalam firman Allah SWT:
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian dan tetaplah bersiapsiaga (di perbatasan negeri kalian) dan bertaqwalah kepaa Allah supaya kalian beruntung(Ali Imran:200)
“sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”(AZ Zumar:10)
Juga dalam sabda Rasulullah SAW:
“Luar biasa urusan orang mukmin, sesungguhnya semua urusan itu baik, dan itu semua tidak dimiliki kecuali oleh orang mukmin. Jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur dan itu sangat baik baginya. Jika ia ditimpa cobaan, ia bersabar dan itu sangat baik baik baginya.” (HR Bukhory)
“ Sesungguhnya besarnya pahala itu ssuai dengan besarnya ujian. Jika Allah mencintai suatu kaum, Dia menguji mereka. Maka barang siapa ridha maka ia mendapatkan keridhaan dan barang siapa murka maka ia mendapatkan kemurkaan (HR: tirmidzi, Ibnu Majah)
Begitu mulianya sabar, Sungguh mulia orang muslim yang bertahan dari siksa ketika memegang agama Allah mereka tetap bersabar dengan cobaan dan mencari keridhaan-Nya. Sahabat Khatab bin Al-Arat ra bercerita:
“Kami mengadu kepada rasulullah SAW. Yang ketika itu barsandar dikain di bawah ka’bah dan kami berkata,” kenapa engkau tidak meminta pertolongan untuk kita?’ Rosulullah SAW kemudian kemudian bersabda, “Sungguh salah seorang sebelum kalian ditangkap, dibuatkan galian, ia dimasukkan kedalmnya, gergaji didatngkan kepadanya, kemudian deletakkan di kepalanya hingga kepalanya terbelah menjadi dua, dan ia disisir dengan sisir dari besi yang menyisir dagingnya dan tulangnya, namun hal tersebut tidak memalingkan dari agama Allah.”(HR: Bukhari).
Bersabarlah orang muslim, harapkan ridha Allah ta’ala, bertahan, tidak mengeluh, tidak membalas keburukan dengan keburukan yang sama namun membalas kejahatan dengan kebaikan, dan maafkanlah:
“Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan” (Asy-Ssyura:43)
Mari kita simak senuah nasehat indah dari imam Ibnul jauzi,’ Saya senantiasa menunggu pahala yang baik dari Allah atas pekerjaan saya. Saya biarkan semuanya berjalan sesuai dengan kehendak-Nya. Saya berharap kesabaran ini berbuah ganjaran hingga saya dapat merasakan kedalamannya. Saya sadar bahwa pahala kesabaran sering Allah percepat namun sering pula Dia tunda. Andai dia mempercepatnya, saya tidak akan pernah ragu akan pahala yang akan saya peroleh. Sesungguhnya manusia yang akan meninggalkan sesuatu karena Allah, Dia akan menggantinya dengan yang lebih baik.”

Syukur


Syukur.
Syukur berarti memperlihatkan pengaruh nikmat Ilahi pada diri seorang hamba pada kalbunya dengan beriman, pada lisannya dengan pujian dan sanjungan dan pada anggota tubuhnya dengan mengerjakan amal ibadah dan keta’atan. Syukur adalah kunci kebahagiaan dan merupakan salah satu nimat yang besar bagi seorang mukmin. Allah menyandingkan syukur dengan iaman dalam firmannya:
“mengapa allah akan menyiksamu jika kamu bersyukur dan beriman(QS An nisaa’:147)
bahkan allah tidak ingin mengadzab makhluknya yang bersyukur dan beiman.Dalam Al Qur’an juga disebutkan apa yang diucap sulaiman As:
“Ini teremasuk karunia tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyujur atau mengingkari (nikmat-Nya). Barang siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barang siapa yang ingkar maka sesungguhnya Rabbku Maha kaya lagi Maha murka.”(QA An_Naml:40)
Jadi manusia diuji di dunia ini kemudian dengan ujian itu maka akan diketahui mana hamba-Nya yang bersyukur. Allah juga bejanji akakn menambah nikmat kepada hamba-Nya yang bersyukur juga akan mengadzab hambanya yang mengkufuri nikmat-Nya.Allah meridhoi sikab bersyukur dan tidak meridhoi kebaikan. Tetapi meskipun begitu utamanya syukur, tapi allah menggambarkan bahwa hambanya yang bersyukur adalah golongan minoritas:
“dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yng banyak bersyukur.”(QS Saba’:13)
Sehubungan dngan hal ini,Imam Ahmad telah meriayatkan sebuah atsar darui ibnul Khatab bahwa pada suatu hari ia mendengar sorang lelaki mengatakan dalam do’anya;”Ya Allah jadikanlah aku termasuk golongan yang sedikit.” ‘Umar pun bertanya;”Apa yang kamu maksudkan dalam do’amu itu?” Lelaki tersebut menjawab:’Wahai amirul mukminin, bukankah Allah telah berfirman melalui ayat berikut:
“Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit (QS hud:40), “Dan se

dikit sekali dari hamba-hambaKu yang bersyukur.”(QS Saba’:13),”..Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shalih;dan amat sedikitlah mereka ini.”(QS Shaad:24)
setelah itu barulah ‘Umar  berkata,’kamu benar!”
Imam Ibnu Qoyim dalam kitabnya Madarijus salikhin telah menyebutkan pula hal yang berkaitan dengaan sssyukur:
1.Sesungguhnya bersyukur kepada Allah merupakan amal yang menduduki peringkat yang tertinggi.
2.berdyukur mempunyai kedudukan yang lebih tinggi daripada ridho dan tambahannya.Karena ridho sendiri sudah termasuk dalam syukur dan mustahil sebuah kesyukuran tanpa keridhaan.
3.separuh dari iman adalhg syukur dan separuhnya adalh sabar.
4.Allah memerintahkan syukur dan melarang kufur.
5.Allah memuji orang-orang yang bersyukur dan memberikan kepada mereka predikat sebagai makhluk-Nya yang terpilih.
6.Allah menjadikan bersyukur menjadikan tujuan dari penciptaan makhluk-Nya dan perintah-Nya.
7.Allah menjanjikan kepada para pelakunya dengan balasan terbaik.
8.Allah menjadikan  sebagai penyebab bertambahnya karuni dari-Nya.
9.bersyukur menjadi penjaga dan pemelihara nikmat.
10.hanya orang-orang yang bersyukurlah yang beroleh manfaat dari ayat-ayat-Nya.
11.Allah membelah sebagian dari asma’-Nya asysyakuur sebagai predikat buat para pelakunya dalam arti kata dapat menghambakan pelakunya kepada yang disyukurinya, bahkan akan menjadi penyebab bagi pelakunya untuk kembali mendapat imbalan dari yang disyukurinya.
12.Bersyukur merupakan tujuan Tuhan dari hamba Nya.
13.Allah menamai diri Nya  Syakir dan Syakuur,dan menamai orang-orang yang bersyukur dengan sebutan ini, dalam arti kata Allah memberikan kepada mereka sebutan sebagian dari asma’nya. Cukup menjadi bukti bahwa Allah mencintai dan memberi karunia kepada orang-orang yang bersyukur.
14.Allah memberi tahu bahwa sedikit sekali hamba-Nya yang bersyukur.
15.dengan mensyukuri nikmat, maka nikmat pasti akan bertambah.
Bersyukur melibatkan tiga hal, yaitu kalbu, lisan dan seluruh anggota tubuh. Nabi muhammad SAW. Selalu membasahi lisannya dengan dzikir. Kakinya melepuh karena melakukan shalat malam. Lalu jika Nabi SAW. Mencontohkan pada kita untuk bersyukur maka apa yng membuat anda meninggalkannya?.
Setiap detik yang kita lalui dalam keimanan adalah nikmat. Nafas saat berdzikir adalah nikmat.mata yang terjaga ketika jihad. Sungguh betapa benyak nikmat yang luput dari perhatian kita sehingga kita lupa bersyukur. “Rabb Ilhamkanlah dalam diri kami untuk bersyukur.”

Ridha


.                Ridha
Menurut syariat, Ridha seorang hamba kepada Allah artinya hamba yang bersangkutan tidak pernah mengeluh terhadap apa yang ditetapkan oleh takdir-Nya. Adapun ridha Allah kepada hamba-Nya ialah bila sang hamba terlihat tetap mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Allah berfirman :
“Pada hari ini telah kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah kucukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Kuridhai Islam itu jadi agamamu.” (Q.S. Al Maaidah : 3).
Allah telah meridhai Islam sebagai jalan hidup manusia. Allah meridhai Jika Anda pasrah kepada perintah-Nya dan patuh dalam ketaatan kepada-Nya dengan mengerjakan semua hal yang telah Allah perintahkan kepada Anda dan Anda pasrah dan tunduk  patuh kepada syari’at Nya sebagai tanda keta’atan Anda kepada-Nya.
Para sahabat ketika mereka berjihad di jalan Allah mengikuti Nabi-Nya, membela  syari’at Nya, menyebarkan agama-Nya dan menyampaikan syariat Nya kepada generasi penerusnya, maka mereka mendapat imbalan berupa keridhaan Allah seperti disebutkan dalam firmanNya :
“Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka, lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya). (Q.s. Al Fath : 18).
Rasulullah telah mengajarkan kita untuk membaca :
“Aku ridha Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama dan Muhammad sebagai nabi anutanku.” (HR. Muslim).
Ridha Allah sebagai Tuhan berarti ridha mencintai-Nya semata, ridha menyembah-Nya semata, takut dan berharap hanya kepada-Nya, merendahkan diri dihadapan-Nya, beriman kepada pengaturan-Nya dan menyukainnya, bertawakal dan meminta pertolongan hanya kepada Nya, dan ridha kepada apa yang telah diperbuat-Nya. Anda ridha kepada apa yang telah ditakdirkan-Nya dan ridha dengan hukum Nya juga meridhai apapun yang ditetapkan atas Anda.
Ridha kepada nabi Muhammad Saw sebagai nabi artinya Anda beriman kepadanay, patuh kepadanya, dan pasrah kepda perintahnya. Hendaknya beliau Saw lebih dipentingkan daripada Anda sendiri, bahkan seharusnya Anda rela mati untuk membelanya. Ridha terhadap sunnahnya adalah Anda menjadikan beliau Saw sebagai hakim dalam permasalahan Anda. Anda mentaati perintahnya dan meninggalkan larangannya.
Sedang pengertian ridha dengan Islam sebagai agama adalah apa saja yang ada dalam Islam, baik berupa hukum perintah maupun larangan, maka seharusnya meridhai secara keseluruhan, tanpa ada rasa keberatan meski sedikitnya Anda pasrah menerima Islam secara lengkap.Anda tetap berpegang dengan prinsip ini meskipun harus bertentangan dengan kesenangan anda, meskipun sebagian besar manusia menyalahinya, meskipun jalan terjal yang harus anda hadapi dan meskipun banyak musuh yang akan menghadang anda.
Kemudian jika anda telah Ridho Allah sebagai Tuhan, Muhammad SAW. Sebagai utusan-Nya dan Islam sebagai agama maka,Allah akan meridhoi Anda. Begitu besar ridho Allah itu bahkan Allah ketika menyebutkan nikmat surgawi maka Allah berfirman:”Dan keridhaan Allah adalah lebih besar”(QS At Taubah:72)
Ridho adalah sifat Allah, sedang surga adalah makhluk dan sifat Allah jelas jauh lebih besar daripada makhluk-Nya. Keridhaan Allah adalah yang dicari oleh para nabi dan para Syuhada.
Marilah berjuang untuk menggapai Riodha-Nya meskipun semua manusia akan memusuhi Anda.Asalkan Allah ridho maka cukuplah keridhaan-Nya.

Hukum amal orang Kafir jika masuk Islam

(باب بَيَانِ حُكْمِ عَمَلِ الْكَافِرِ إِذَا أَسْلَمَ بَعْدَه،) Bab Penjelasan Hukum amal orang kafir jika masuk islam فِيهِ حَدِيثُ حَكِيمِ ...