Wednesday 3 April 2013

TERAPI MADU


TERAPI MADU

Madu adalah cairan manis alami berasal dari nektar tumbuhan yang diproduksi oleh lebah madu. Lebah madu mengumpulkan nektar madu dari bunga mekar, cairan tumbuhan yang mengalir di dedaunan dan kulit pohon, atau kadang-kadang dari madu embun. Nektar adalah senyawa kompleks yang dihasilkan kelenjar necteriffier dalam bunga, bentuknya berupa cairan, berasa manis alami dengan aroma yang lembut. Nektar mengandung air (50 - 90%), glukosa, fruktosa, sukrosa, protein, asam amino, karoten, vitamin, dan minyak serta mineral esensial. Adapun, madu embun (thoneydew) adalah zat manis yang lengket seperti tetesan embun di atas daun dan kulit pohon yang diproduksi oleh beberapa jenis serangga yang mengisap cairan tumbuhan. Komposisinya mirip nektar, tetapi mengandung lebih banyak mineral. Biasanya lebah madu mengumpulkan madu embun bila nektar yang ada tidak mencukupi.
Setelah mengisap nektar, lebah pandu akan memfermentasikan dalam perutnya dengan mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruklosa oleh enzim invertase yang dikeluarkan kelenjar di tenggorokan. Sekembalinya ke sarang, lebah pandu menyalurkan cairan nektar ke lebah rumah lewat belalainya. Lebah rumah akan melanjutkan proses fermentasi dengan menelan dan mengeluarkan cairan nektar berulang kali. Pada saat itu, terjadi proses ekstraksi air dan pembersihan nektar dari racun, mikroba, penambahan asam amino, lipid, dan elemen lainnya.
Lebah selanjutnya akan menyimpan nektar yang sudah diproses. Madu disimpan dalam sel-sel sarang. Kemudian, madu akan mengalami ekstraksi air, pembentukan monosakarida, dan pengayaan dengan campuran aromatik. Setelah 3-7 hari, lebah menutup sel tersebut dengan malam yang akan mematangkannya menjadi madu yang siap dipanen.
Untuk menghasilkan 1 kg madu, lebah harus terbang 90 ribu hingga 180 ribu kali mengunjungi bunga. Jika satu kali penerbangan berjarak 3 kilometer, maka total perjalanan lebah bisa mencapai tujuh kali keliling bumi.

A.       Jenis-jenis Madu
Ada banyak jenis madu menurut karakteristiknya. Yang paling penting adalah membedakan karakteristik madu berdasarkan sumber nektar, letak geografi, dan teknologi pemrosesannya. Karakteristik madu disesuaikan dengan sumber nektarnya yaitu flora, ekstra flora, dan madu embun. Dikenal pula madu monoflora yang artinya berasal dari satu tumbuhan utama dan poliflora yaitu berasal dari nektar beberapa jenis tumbuhan bunga. Madu yang berasal dari satu jenis bunga dinamakan berdasarkan sumber nektarnya misalnya madu bunga mata­hari, madu kelengkeng, dan madu jeruk.
Madu monoflora mempunyai wangi, warna, dan rasa yang spesifik sesuai dengan sumbernya. Madu poliflora dapat dinamakan sesuai dengan lokasi tempat madu dikumpulkan misalnya madu Sumbawa, madu Bangka, atau madu Timor. Lebah cenderung mengambil nektar dari satu jenis tanaman dan barn mengambil dari tanaman lain bila belum mencukupi.
Madu juga bisa dicirikan sesuai dengan letak geografis di mana madu tersebut diproduksi. Misalnya madu Timur Jauh, Bashkirian, Yaman, Cina, Selandia Baru, dan lain-lain.
Jenis madu berdasarkan teknologi perolehannya dibedakan menjadi madu peras (strained honey) dan madu ekstraksi. Madu peras merupakan madu yang diperas langsung dari sarangnya. Adapun madu ekstraksi adalah Madu yang didapat dari proses sentrifugasi. Berdasarkan sumber nektarnya, ada beberapa jenis madu yang umum tersedia:
v  Madu alfafa
Madu yang berasal dari bunga ungu alfafa. Warnanya terang dengan wangi dan rasa yang tak terlalu menyengat
v  Madu alpukat
Madu yang dikum­pulkan dari bunga alpukat. Warnanya gelap dan rasanya kaya akan lemak.
v  Madu blueberry
Madu yang diambil dari bunga putih blueberry. Warna madunya kuning kecokelatan muda dengan rasa yang enak. Di clunia, madu ini diproduksi di Inggris dan Michigan.
v  Madu clover
Madu clover memiliki rasa yang enak dan ticlak terlalu tajam, berasal dari bunga clover. Warnanya bervariasi dari boning seperti air hingga kuning kecokelatan tua, tergantung lokasi dan jenis bunga clover yang menjadi sumbernya.
v  Madu eucalyptus
Madu yang rasanya talk terlalu enak tetapi sangat bernilai karena konon dapat mengobati penyakit tuberkulosis paru. Madu ini berasal dari banyak pohon berbunga sehingga warnanya bervariasi dengan rasa yang kuat seperti obat.
v  Madu jeruk
Seringkali madu ini merupakan kombinasi dari beberapa bunga jeruk, warnanya terang, rasanya talk terlalu tajam, dan beraroma jeruk segar.
v  Madu cengkih
Madu yang dikumpulkan dari bunga cengkih. Warnanya kuning orange keemasan dengan aroma dan rasa cengkih yang enak.
v  Madu kapas
Madu dengan warna terang, aroma khas, dan rasa yang agak tawar. Madu ini muclah menggumpal menjadi partikel dan berubah warna menjadi putih.
v  Madu sage
Madu dengan warna terang, kental, dan rasanya enak Serta tidak tajam. Jenis madu ini jarang menggumpal sehingga Bering dicampur dengan madu lain untuk memperlambat penggumpalan.
v  Madu bunga bakau (mangrove)
Madu ini tergolong madu hutan. Di Indonesia, antara lain dapat diternukan di propinsi Jambi.
v  Madu kopi
Madu ini diperoleh dari bunga kopi dan memiliki efek berkebalikan dengan sifat kopi yang membuat orang tahan kantuk. Madu kopi justru menimbulkan rasa kantuk dan cocok untuk orang yang kesulitan tidur.
v  Madu wild flower
Istilah ini digunakan untuk menggambarkan madu yang bersumber dari bunga-bunga liar yang beraneka ragam.
v  Madu campuran
Madu yang dicampur untuk mendapatkan cita rasa dan warna yang diinginkan. Kebanyakan madu yang disajikan dalam kemasan merupakan madu jenis ini.
B.       Karakteristik Fisis Madu
Madu mempunyai banyak keunggulan karena karakteristiknya. Sepuluh karakteristik finis madu sebagai berikut.
1.        Kekentalan (viskositas)
Madu yang baru diekstrak berbentuk cairan kental. Kekentalannya tergantung dari komposisi madu, terutama kandungan airnya. Bila suhu meningkat, kekentalan madu akan menurun. Beberapa jenis madu mempunyai karakter kekentalan khusus. Misalnya, madu heather dan manuka sangat kental seperti jelly bila dibiarkan dan akan mencair jika dikocok.
2.        Kepadatan (densitas)
Madu memiliki ciri khas yaitu kepadatannya akan mengikuti gaya gravitasi sesuai berat jenis. Bagian madu yang kaya akan air (densitasnya rendah) akan berada di atas bagian madu yang lebih padat dan kental. Oleh karena itulah, madu yang disimpan seperti memiliki lapisan.
3.        Sifat menarik air (higroskopis)
Madu bersifat menyerap air sehingga akan sertambah enter dan akan menyerap kelembapan udara sekitarnya.
4.        Tegangan permukaan (surface tension)
Madu memiliki tegangan permukaan yang rendah sehingga sering digunakan sebagai campuran kosmetik. Tegangan permukaan madu bervariasi tergantung sumber nektarnya dan berhubungan dengan kandungan zat koloid. Sifat tegangan permukaan yang rendah dan kekentalan yang tinggi membuat madu memiliki ciri khas membentuk busa.
5.        Suhu
Madu memiliki sifat lambat menyerap suhu lingkungan, tergantung dari komposisi dan derajat pengkristalannya. Dengan sifat yang mampu menghantarkan panas dan kekentalan yang tinggi menyebabkan madu mudah mengalami overheating (kelebihan panas) sehingga pengadukan dan pemanasan madu haruslah dilakukan secara hati-hati.
6.        Warna
Warna madu bervariasi dari transparan hingga tidak berwarna seperti air, dari warna terang hingga hitam. Warna dasar madu adalah kuning kecokelatan seperti gula karamel. Warna madu dipengaruhi oleh sumber nektar, usia madu, dan penyimpanan. Madu yang berasal dari pengumpulan banyak nektar dengan proses yang cepat akan berwarna lebih terang daripada yang prosesnya iambat. Warna madu juga ditentukan oleh subspesies lebah dan kualitas sarang. Adapun bening tidaknya madu ditentukan oleh partikel yang tercampur, misalnya ads tidaknya pollen. Warna madu bisa juga bersifat khusus, misalnya kuning terang pads madu bungs matahari, keabu-abuan pads madu eucalyptus, dan kehijauan pads madu embun. Pads madu yang mengkristal, akan terjadi perubahan warna menjadi lebih terang akibat putihnya kristal glukosa yang dikandungnya. Ada pula madu yang berwarna putih susu saat mengkristal dan jernih seperti air saat mencair (misalnya madu di Afrika Timur).
Dalam dunia industri, warna madu menentukan harga dan kegunaan­nya. Misalnya madu yang berwarna gelap lebih sering digunakan untuk industri, sedangkan madu berwarna terang banyak dipilih sebagai makanan atau minuman.
7.        Aroma
Aroma khas disebabkan oleh kandungan zat organiknya yang mudah menguap (volatil). Komposisi zat aromatik dalam madu bisa bervariasi sehingga wangi madu pun menjadi unik dan spesifik. Aroma madu bersumber dari zat yang.dihasilkan sel kelenjar bunga yang tercampur dalam nektar dan juga karena proses fermentasi dari gula, asam amino, dan vitamin selama pematangan madu. Zat aromatik madu bisa berupa minyak esensial, campuran karbonil (formaldehid, asetaldehid, propionaldehid, aseton, metil etil keton, dan sebagainya), ikatan alkohol (propanol, etanol, butanol, isobutanol, pentanol, benzyl alkohol, dan sebagainya), serta ikatan ester (asam benzoat atau propionat). Aroma madu cenderung tidak menetap karena zat ini akan menguap seiring waktu, terutama bila madu tidak disimpan dengan baik.
8.        Rasa
Rasa madu yang khas ditentukan oleh kandungan asam organik dan karbohidratnya, juga dipengaruhi oleh sumber nektarnya. Kebanyakan madu rasanya manis dan agak asam. Manisnya madu ditentukan oleh rasio karbohicrat yang terkandung dalam nektar tanaman yang menjadi sumber madu. Rasa madu juga sesuai dengan sumber tanamannya, misalnya madu dandelion bercita rasa kuat, madu bunga matahari bercita rasa tajam, madu bunga mahoni bercita rasa pahit, dan madu tembakau memiliki citarasa seperti tembakau. Ada pula madu yang rasanya agak asin seperti madu jamblang. Madu juga ada yang beracun, misalnya madu bunga rhododendron. Rasa madu bisa berubah bila disimpan pada kondisi yang tidak cocok dan suhu yang tinggi yaitu menjadi kurang enak dan masam.
9.        Sifat mengkristal (kristalisasi)
Madu cenderung mengkristal pada proses penyimpanan di suhu kamar. Banyak orang berpikir bila madu mengkristal herarti kualitas madu buruk atau sudah ditambahkan gula.
Madu yang mengkristal merupakan akibat dari pembentukan kristal glukosa monohidrat, tergantung dari komposisi dan kondisi penyimpanan madu. Makin rendah kandungan airnya dan makin tinggi kadar glukosanya, makin cepat terjadi pengkristalan. Contohnya, madu kaliandra lebih mudah mengkristal karena mengandung lebih banyak glukosa, tetapi pada suhu di atas 250OC ataupun di bawah 5°C, madu tidak mengkristal. Selama mengkristal, kandungan air dalam madu tidak terikat dan mencetuskan terjadinya fermentasi madu.
10.     Memutar optik
Madu memiliki kemampuan mengubah sudut putaran cahaya terpolarisasi. Kemampuan ini disebabkan kandungan zat gula yang spesifik dalam madu.
C.       Komposisi Madu
Sebagai produk alami, komposisi madu sangat bervariasi (Tabel 2).
TABEL 2. KOMPOSISI MADU
Kandungan
Rata-rata
Kisaran
Deviasi
Standar
Fruktosa/Glukosa
1,23
0,76-1,86
0,126
Fruktosa, %
38,38
30,91-44,26
1,77
Glukosa, %
30,31
22,89-44,26
3,04
Maltosa, % (sakarida tereduksi
7,3
2,7-16,0
2,1
Sukrosa, %
1,31
0,25-7,57
0,87
Gula, %
83,72%


Mineral (abu), %
0,169
0,020-1,028
0,15
Asam bebas (asam giukonat)
0,43
0,13--0,92
0,16
Nitrogen
0,041
0,000--0,133
0,026
Air, %
17,2
13,4-22,9
1,5
PH
3,91
3,42--6,01
Total keasaman, meq/kg
29,12
8,68-59,49
10,33
Protein, mg/100g
168,6
57,7-56,7
70,9

1.        Gula
Komposisi terbesar madu berupa gula fruktosa dan glukosa (85-95% dari total gula). Tingginya kandungan gula sederhana dan persentase fruktosa menciptakan karakteristik nutrisi yang khas untuk madu. Jenis gula lainnya adalah disakarida (sukrosa, maltosa, dan isomaltosa), trisakarida dan gosakarida terkandung dalam jumlah sedikit. Madu bunga juga mengandung dekstrin, sejenis zat tepung yang mudah diserap tubuh. meningkatkan densitas madu dan metambatkan kristalisasi. Komposisi berbagai gula yang dikandung madu tersebut ditentukan oleh Amber nektarnya.
2.        Air
Komposisi terbesar kedua setelah gula adalah air. Keberadaan air dalam madu merupakan hal penting terutama pada proses penyimpanan. Hanya madu yang mengandung kadar air kurang dari 18% yang dapat disimpan tanpa khawatir terjadi feimentasi. Kelembapan udara, jenis nektar, proses produksi, dan penyimpanan akan mempengaruhi kandungan air.
3.        Kalori
Madu merupakan salah satu nutrisi alami sumber energi. Satu kilogram madu mengandung 3.280 kalori atau setara dengan 50 butir ayam, 5,7 liter susu, 25 buah pisang, 40 buah jeruk, 4 kg kentang dan 1,68 kg daging.
4.        Enzim
Enzim adalah sejenis protein yang diperlukan untuk berlangsungnya berbagai proses biokimiawi dalam tubuh. Madu asli mengandung banyak enzirn yang berasal dari tumbuhan dan kelenjar ludah lebah. Pada madu embun, enzim juga diperoleh dari serangga pengisap. Enzim yang terkandung dalam madu adalah invertase, diastase, katalase, oksidase, peroksidase, dan protease. Enzim invertase berasal dari kelenjar ludah lebah seat memproses nektar, tetapi sebagian sudah tersedia dalam nektar. Guna enzim ini adalah memecah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Enzim diastase berfungsi mengubah zat tepung menjadi dekstrin dan maltose. Kemampuan enzim mengubah zat tepung ini dipengaruhi suhu. Enzim akan rusak bile madu dipanaskan pada suhu 60-80° C. Enzim katalase mengubah hidrogen peroksidase yang menimbulkan efek antibakteria.
5.        Hormon
Hormon adalah zat kimia yang berfungsi mengatur aktivitas sel atau organ tubuh. Madu mengandung hormon gonadotropin yang berfungsi menstimulasi kelenjar seksual. Pada lebah, hormon ini dapat merangsang alat reproduksi lebah ratu dan membantu proses pematangan telur.
6.        Asam amino
Madu mengandung asam amino esensial yang penting untuk tubuh, seperti proline, tirosin, fenilalanin, glutamin, dan asam aspartat. Namun, kanclungannya sangat bervariasi dari 0,6 hingga 500 mg dalam 100 gram madu. Sumber asam amino madu berasal dari kelenjar lebah dan nektar. Pada penyimpanan yang lama, konsentrasi asam amino pada madu bisa menurun.
7.        Vitamin dan mineral
Madu kaya akan vitamin A, betakaroten, vitamin B kompleks (lengkap vitamin C, D, E, dan K. Penelitian di Universitas Florida Departemen Ilmu Makanan dan Nutrisi Manusia menyimpulkan bahawa madu mengan­dung banyak nutrisi penting seperti vitamin B6, riboflavin, thiamin, dan asam pantotenat. Madu mengandung mineral cukup lengkap namun bervariasi antara 0,01%-0,64%. D. Jarvis meneliti kandungan mineral madu dan memastikan dari 100% sampel terdapat zat besi, kalium, kalsium, magnesium, tembaga, mangan, natrium dan fosfor. Zat lainnya adalah barium, seng, sulfur, klorin, yodium, zirconium, gallium, vanadium, cobalt, dan molybdenum. Sebagian kecil madu ada yang mengandung bismuth, germanium, lithium, dan emas. Elemen mineral dalam madu merupakan yang paling lengkap dan tinggi di antara produk organik lainnya. Biasanya madu yang berwarna gelap lebih kaya akan mineral. Madu multiflora juca kaya akan mineral.
TABEL 3. KANDUNGAN MINERAL DAN VITAMIN DALAM MADU
Nutrisi
Unit
Jumlah rata-rata
dalam 100 gram
madu
Rekomendasi
Kebutuhan sehad
(RDA)
Kalori
kkal
304
2.800
Vitamin:
A
lU

5.000
131 (thiamin)
mg
0,004 - 0,006
1,5
B2 (ribofiavin)
mg
0,002 - 0,06
1,7
Asam nikotinat (niasin)
mg
0,11 - 0,36
20
B6 (piridoksin)
mg
0,008 - 0,32
2,0
Asam pantotenat
mg
0,02 - 0,11
10
Asam folat
ug

0,4
B12 (sianokobalamin)
mg

6
C
IU
2,2-2,4
60
D
IU

400
E (tokoferol)


30
Biotin


0.3
Mineral:
Kalsium
mg
4 - 30
1.000
Klorin
mg
2 - 20

\Temljaga
mg
0,01 - 0,12,0

Yodium
mg

0,15
Besi
mg
1 - 3,4
18
Magnesium
mg
0,7 - 13
400
Fosfor
mg
2 - 60
1.000
Kalium
mg
10 - 470

Natrium
mg
0,6 - 40

Seng
mg
0,2 - 0,5
15

Sesuai dengan sumber nektarnya, madu dapat mengandung zat obat. Selain itu, sejumlah kecil zat lemak, seperti asam lemak bebas, trigliserida, fosfolipins, dan sterol dapat dideteksi dalam madu.

D.       Penyimpanan Madu
Proses peryimpanan akan mempengaruhi kualitas madu. Untuk mempertahankan kualitasnya, madu harus disimpan dalam wadah kaca (lebih dipilih yang berwarna gelap), keramik, porselen, kayu tertentu, atau stainless steel. Penggunaan wadah besi, tembaga, timah, atau campuran logam harus dihindari karena dapat bereaksi dengan gula dan asam organik madu serta menghasilkan zat beracun.
Wadah yang berbau juga mempengaruhi cita rasa madu karena dapat diserap madu. Tutup wadah sebaiknya cukup besar agar madu bisa dikeluarkan apalagi bila sudah ada pengkristalan. Wadah harus kedap udara dan diletakkan jauh dari panas dan cahaya. Radiasi sinar ultraviolet dapat merusak enzim glukosa oksidase (diastase) sehingga mempengaruhi aktivitas antibakterinya. Bila diletakkan di tempat terbuka, madu dapat kehilangan air dan zat aromatiknya atau sebaliknya akan terjadi penyerapan aroma dan air dari udara.
Suhu yang ideal untuk penyimpanan madu adalah sekitar 20°C deg Egan kelembapan kurang dari 650/b. Penyimpanan di atas suhu 25°C akan menurunkan kualitas yang disebabkan perubahan enzim dan kimiawi madu.
Madu murni yang disimpan relatif tahan terhadap bakteri dan jamur. Namun, bila dicampur dengan makanan lain tetap memerlukan pasteurisasi ataupun zat pengawet agar tahan lama.
Proses penyimpanan yang baik pun lama-kelamaan tak akan mampu menahan perubahan madu. Madu akan tetap berubah, baik warna, rasa, dan aroma, juga zat-zat aktif seperti enzim dan aktivitas antimikroba. Komposisi gula madu akan berubah dengan meningkatnya disakarida dan gula kompleks disertai penurunan gula sederhana (frukrosa, glukosa). Perubahan awal ditandai dengan madu makin asam dan ini terjadi pada semua madu hatiya waktunya yang berbeda-beda tergantung dari kondisi awalnya.

E.       Membedakan Madu Asli atau Palsu
Saat ini, banyak beredar madu palsu. Namun, dengan mengerti sifat dan kandungan madu, dapat dinilai mana madu yang asli dan palsu, serta kualitas madu apakah baik atau jelek. Secara kasat mata memang sulit dibedakannya, diperlukan pengujian kuantitatif untuk memastikan keaslian madu. Ada beberapa uji kuantitas untuk menentukan “asli” atau “palsu” dengan cara pengujian kadar air, pengujian kandungan hidroksi metil furfuraldehid (HMF), penentuan aktivitas enzim invertase, penentuan enzim diastase, dan pengujian keasaman madu.
Kandungan HMF yang merupakan produk pemecahan glukosa dan fruktosa pada madLi asli maksimal 3 mg/100 gram. Madu asli juga memiliki keasaman (pH) yang tetap berkisar 3,4-4,5, sedangkan pH madu palsu 2,4-3,3 atau di atas 5. Aktivitas enzim diastase pada madu asli yang berkualitas minimal 5 dengan rasio kalium (K) dan natrium (Na) sekitar 4,0. Pada madu palsu, rasionya 0,05-0,1. Madu asli memiliki sifat khas memutar optik ke kiri yang bisa diperiksa dengan alas polarimeter.
Diketahui ada tiga jenis pemalsuan madu yang selama ini beredar, yaitu pemalsuan jumlah, mutu, dan menyeluruh. Pemalsuan jumlah dilakukan dengan menambah volume madu "asli" dengan madu "palsu", misalnya mencampurkan gula atau madu buatan yang relatif lebih murah. Pemalsuan mutu biasanya dilakukan dengan mengubah kadar air madu yang tadinya tinggi, lalu diturunkan dengan pemanasan. Adapun pemalsuan menyeluruh adalah madu yang diklaim asli, tetapi sebenarnya 100% buatan, jadi bukanlah madu yang berasal dari lebah dengan komposisi aslinya.
Lewat uji kuantitas, madu dapat cliperkirakan dipalsukan atau ditambahkan sesuatu apabila:
·         kadar sukrosa madu naik,
·         kadar enzim naik atau turun,
·         kadar abu menjadi naik atau turun,
·         daya hantar listrik naik,
·         kandungan pollen clalam sedimen turun,
·         kandungan mineral turun,
·         aroma dan rasa berubah,
·         kandungan Hidroksimetil furfuraldehid (HM,11) berubah,
·         kadar protein turun,
·         warna terang,
·         madu mengandung timbal klorida (PbCl,),
·         madu mengandung timbal sulfas (PbSO4),
·         madu mengandung anion dan kation.

Secara sederhana, madu asli dan palsu dapat dibedakan dengan melihat ciri khan finis madu asli. Cara pertama meneteskan madu pada selembar kertas. Madu palsu akan mudah terserap oleh kertas karena kandungan airnya tinggi. Cara kedua dengan mengocoknya. Madu asli akan membentuk gas atau uap air jika dikocok. Cara ketiga mencampur madu dengan telur ayam atau tel6r bebek.Madu asli yang dikocok bersama telur akan membentuk gumpalan dan rasa telur berubah menjadi seperti sudah digoreng. Sayangnya, Saat ini banyak beredar madu palsu yang menyerupai madu asli hingga cara-cara tersebut sulit dijadikan pegangan.
Tipsnya adalah dengan membeli madu di tempat yang sudah terper­caya. Bila terpaksa membeli di tempat lain, bandingkan apakah harganya tidak terlalu beda jauh dengan madu sejenis dari merek lain. Jika harganya sangat mudah, bisa jadi madu tersebut adalah madu buatan.

F.       Pemanfaatan Madu di Dunia Kesehatan
Dalam dunia kesehatan, Demanfaatan madu bukanlah hal yang asing. Ada beberapa aturan yang harus diperhatikan jika Anda mengonsumsi madu untuk tujuan pengobatan, yakni perhatikan dosis dan efek sampingnya.

1.        Dosis
Dosis madu yang dianjurkan untuk orang dewasa adalah 100-200 gram sehari, diminum tiga kali sehari, pagi sebanyak 30-60 gram, Siang 40-80 gram, dan malam 30-60 gram. Disarankan satu jam setengah atau dua jam sebelum makan atau tiga jam sesudah makan. Untuk anak-anak, dosis madu adalah 30 gram sehari.
Yoirish menyarankan madu sebaiknya diminum dengan campuran air agar lebih mudah dicerna dan mencapai peredaran darah, ke jaringan, dan sel tubuh. Lamanya terapi madu sebaiknya sekitar dua bulan. Karena kadar yulanya yang tinggi, madu tidak boleh dikonsumsi berlebihan karena pada dosis tinggi dapat menyebabkan darah kelebihan gula yang akan memperberat kerja hormon insulin.


2.        Efek samping
Madu merupakan nutrisi alami yang efek sampingnya amat minimal. Sebuah penelitian Ladas yang dimuat di American Journal of Clinical Nutrition tahun 1995 melaporkan konsumsi madu pada orang normal dapat menimbulkan diare atau gangguan perut. Hal ini mungkin disebabkan kandungan fruktosa madu yang cukup tinggi. Kadar fruktosa madu termasuk yang tertinggi sekelompok dengan buah apel dan pir. Tingginya fruktosa madu pada beberapa orang dapat menyebabkan gangguan penyerapan yang disebut malabsorbsi fruktosa. Hal ini cukup merepotkan bagi orang­-orang yang sebelumnya punya pencernaan yang sensitif. Namun, menurut Ladas, hal itu justru menguntungkan untuk orang yang punya keluhan sudah buang air besar karena efek laksatif madu tersebut.
Madu sebagai penyebab botulisms mulai menjadi perhatian di Negara Bagian California karena ditemukan beberapa bayi dengan penyakit ter­sebut yang sebelumnya diberi madu. Namun, penelitian lebih lanjut di Inggris tidak melihat ada hubungan antara keduanya. Riches dalam bukunya MedicalAspectof Bee Keeping menyebutkan bahwa pemberian label hati-hati untuk bayi di bawah satu tahun pada kemasan madu tetaplah menjadi perdebatan, tetapi karena madu bagi bayi di bawah satu tahun belumlah menjadi nutrisi terpenting, agaknya perlu pula berhati-hati memberi madu pada anak di usia tersebut.
Tidak semua madu aman dikonsomsi, ada pula jenis madu yang bersifat racun. Telah lama diketahui madu segar yang berasal dari tumbuhan Rhododendron ponticum mengandung andromedotoksin yang beracun untuk manusia. Tercatat dalam sejarah 400 SM para tentara romawi mengalami keracunan setelah makan madu yang belum matang berasal dari tumbuhan tersebut. Tumbuhan lain yang menjadi cumber madu beracun adalah famili Ericaceae. Namun, untungnya efek beracun madu makin hilang bila madu telah sepenuhnya matang. Selain itu, industri madu sudah sangat maju untuk mendeteksi lebih dahulu madu yang beracun hingga talk akan lolos sampai ke konsumen.

3.        Perawatan luka dan luka bakar
Penggunaan madu untuk perawatan luka sudah banyak dilakukan sejak ribuan tahun yang lalu. Dunia kedokteran modern saat ini telah banyak membuktikan madu sebagai obat penyembuh luka yang unggul. Sebuah laporan menunjukkan luka yang dibalut dengan madu menutup pada 90% kasus. Pada luka bakar derajat ringan, penyembuhan dengan olesan madu berlangsung lebih cepat. Pasien luka bakar berat yang harus ditransplantasi kulit dipercepat penyembuhannya dengan madu.
Beberapa contoh kasus misalnya, seorang pasien dengan luka-luka di kedua kakinya merelakan satu kaki untuk diterapi madu, sedangkan sisi yang lain memakai balutan fibrinolisin dan calcium alginate. Ternyata sisi kaki yang dibalut madu lebih cepat membaik. Pasien lain yang mempunyai luka bekas operasi cukup panjang diterapi sebagian dengan balutan standar dan sembuh dalam 16 hari, sedangkan. yang memakai madu sembuh dalam 8 hari. Demikian pula dengan pasien yang dioperasi saat melahirkan, kelompok yang memakai balutan madu mengalami perawatan lebih cepat yaitu 2-7 hari, sementara luka yang diobati secara standar dirawat lebih lama, yaitu 16 hari.
Penelitian yang dimuat di sebuah jurnal beclahtahun 1991 menunjukkan keunggulan madu dibandingkan salep silver sulfodiazin untuk luka bakar. Sejumlah 104 wanita dan pria dengan berbagai derajat luka bakar dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama mendapatkan balutan madu dan kelompok kedua dibalut dengan salep silversulfadiazin. Adapun perbedaan hasilnya sebagai berikut.

Kondisi luka
Kelompok madu
Kelompok salep silver
suffadiazin
Jaringan tumbuh rata-rata
7,5 hari
13,4 hari
Luka jika tidak mengandung kuman
91%
7%
Setelah 15 hari
87% sembuh
10% sembuh
Keluhan nyeri dan bekas luka
lebih sedikit
lebih banyak
Madu juga telah diteliti untuk terapi luka infeksi dan sukar sembuh, misalnya pada gangren diabetik, yaitu luka yang terjadi akibat penyakit diabetes melitus. Luka ini biasanya bersifat kronis dan sukar sembuh karena mauknya aliran darah dan persarafan pada penderita diabetes. Madu mempermudah penyembuhan, terbukti dari 143 luka yang bersifat kronis, hanya satu yang gagal sembuh.
Luka infeksi yang lain adalah Fourner's gangrene, suatu radang di lapisan otot, sangat cepat menyebar, dan membuat jaringan tubuh membusuk. Dilaporkan, penyebaran luka ini dapat dihentikan dengan madu.
Madu juga cukup aman untuk perawatan luka pada bayi. Ini telah terbukti pada suatu penelitian terhadap 9 bayi dengan luka operasi ber­nanah     dan terinfeksi. Luka tersebut gagal menutup setelah 14 hari. Setelah dibalut dengan olesan madu, bekas sayatan tampak merapat dalam 5 hari. Luka pun menjadi bersih dan steril setelah 21 hari.
Madu merangsang terbentuknya kulit yang baru dan sehat sehingga jarang membuat bekas luka yang jelek. Kandungan madu yang kaya nutrisi membuat pasokan zat-zat yang dibutuhkan untuk penyembuhan luka selalu cukup.
Manfaat lainnya adalah madu dapat mengurangi peradangan yang ditandai dengan berkurangnya nyeri, bengkak, dan luka yang mengering. Salah satu penyebabnya karena madu memiliki csi-nolaritas yang tinggi hingga menyerap air dan memperbaiki sirkulasi Serta pertukaran udara di area luka. Selain itu, madu memiliki efek membersihkan. Hal ini dikarenakan madu tidak bersifat lengket pada luka dan jaringan mati turut terangkat hingga luka menjadi bersih.
Madu manuka merupakan madu yang terkenal akan efek antibakteri dan antioksidannya. setelah diteliti, madu tersebut memiliki sifat menghambat radikal bebas. Selain itu, kandungan hidrogen peroksida dalam madu turut membunuh kuman merugikan.
Madu berkhasiat meningkatkan daya tahan tubuh karena -dapat meningkatkan jumlah sel darah putih. Jadi, kemampuan madu untuk menghambat radikal bebas akan mengurangi kerusakan jaringan, dan kemampuannya merangsang sel darah putih akan mempercepat penyembuhan. Madu juga membuat lingkungan menjadi lembap yang mendukung pembentukan kulit baru.

4.        Mengandung antibiotika
Efek antibakteri madu pertama kali dikenal tahun 1892 oleh van Ketel. Awalnya, efek antibakteri ini diduga karena kandungan gula madu yang tinggi, yang disebut efek osmotik. Namun, penelitian lebih lanjut menunjukkan adanya zat inhibine yang pada akhirnya diidentifikasi sebagai hidrogen peroksida yang berfungsi sebagai antibakteri.
Dr. WG Sackett, dhli bakteriologi dari Colorado Agricultural Academy menemukan secara in vitro, madu dapat mematikan kuman tifus dalam 48 jam. Kuman penyebab penyakit radang paru-paru mati pada hari keempat bersamaan dengan kuman penyebab peritonitis, radang selaput paru, dan kuman penghasil nanah. Adapun bakteri penyebab diare disentri mati hanya dalam 10 jam.

a.        Efek osmotik
Madu terdiri dari campuran 84% gula dengan kadar air sekitar 15­20% sehingga sangat tinggi kadar gulanya. Sedikitnya kandungan air dan interaksi air dengan gula tersebut akan membuat bakteri talk dapat hidup. Tidak ada bakteri yang mampu hidup pada kadar air kurang dari 17%.
Berclasarkan efek osmotik ini, seharusnya madu yang diencerkan hingga kadar gulanya menurun akan mengurangi efek antibakteri. Namun, kenyataannya, ketika madu dioleskan pada permukaan luka yang basah dan tercampur dengan cairan luka, efek antibakterinya tidak hilang. Beberapa jenis madu tetap dapat mematikan bakteri meskipun diencerkan hingga 7-14 kali. Dengan demikian, disimpulkan ada faktor lain yang menunjang efek antibiotika madu.
b.        Aktivitas hidrogen peroksida
Selain efek osmotik, madu menganclung zat lain yang dapat membunuh bakteri yaitu hidrogen peroksida. Kelenjar hipofaring madu mensekskresi enzim glukosa oksidase yang akan bereaksi dengan glukosa bila ada air dan memproduksi hidrogen peroksida. Dulu, hidrogen peroksida dikenal sebagai zat inhibine. Reaksi kimiawi ini berlangsung sesaat, tetapi dalam jumlah kecil terus terbentuk hingga madu matang. Bila madu bereaksi kembali dengan air maka produksi hidrogen peroksida akan meningkat lagi. Konsentrasi hidrogen peroksida pada madu sekitar 1 mmol/l, 1000 kali lebih kecil jumlahnya daripada larutan hidrogen peroksida 3% yang biasa dipakai sebagai antiseptik. Meski konsentrasinya lebih kedl, efe!-tivitasnya tetap balk sebagai pembunuh kuman. Efek samping hidrogen peroksida seperti rnerusak jaringan akan diatasi madu dengan zat antioksidan dan enzim­enzim lainnya.
c.        Sifat asam madu
Ciri khas madu yang lain adalah bersifat asam dengan pH antara 3.2-4,5, cukup rendah untuk menghambat petumbuhan bakteri yang berkembang biak rata-rata pada pH 7,2 - 7,4.
d.        Faktor fitokimia
Pada beberapa jenis madu juga ditemukan zat antibiotik. Zat tersebut disebut faktor non-peroksida. Madu yang selama ini telah diteliti memiliki faktor tersebut adalah madu manuka (Leptospermum scoparium) b6rjkkl dari Selandia Baru. Di Australia, madu dari spesies Leptospermum yang lain, jellybush juga ditenggarai memiliki zat non-peroksida ini.
e.        Aktivitas fagositosis dan meningkatkan limfosit
Fagositosis adalah mekanisme "membunuh" kuman oleh sel yang disebut fagosit, sedangkan limfosit adalah sel darah putih yang besar perannya dalam mengusir kuman. Penelitian terbaru memperlihatkan madu dapat meningkatkan pembelahan sel limfosit, artinya turut memperbanyak pasukan sel darah putih tubuh. Selain itu, madu juga meningkatkan produksi sel monosit yang dapat mengeluarkan sitokin, TNF-alfa, interleukin 1, dan interleukin 6 yang mengaktifkan respon daya tahan tubuh terhadap infeksi. Kandungan glukosa dan keasaman madu juga secara sinergis ikut membantu sel fagosit dalam menghancurkan bakteri.
Madu memiliki aktivitas antibakteri yang berbeda-beda tergantung dari sumber-nektarnya. Aristoteles dan Dioscorides menyatakan madu dari area dan musim tertentu dapat mengobati penyakit tertentu pula. Secara modern, baru 40 tahun yang lalu diketahui madu punya efek antibakteri berbeda-beda yang dinilai dari inhibine number, suatu ukuran untuk meniiai aktivitas antibakteri madu.
Molars, seorang peneliti madu dan ahli biologi dari Universitas Waikato memakai nilai MIC (minimum inhibition concentration/MIC) untuk menilai aktivitas menghambat bakteri pada madu yang dinyatakan dalam v/v yaitu 25%-0,25%, >50%-1,5%, 20%-0,6%, dan 50-1,5%. Suatu survei pada madu Selandia Baru yang betasal dari 16 sumber nektar berbeda menemukan 36% dari total sampel punya aktivitas antibakteri yang rendah atau tidak terdeteksi. Penelitian lain pada 340 sampel madu Australia dari 78 sumber nektar berbeda menemukan 68,5% sampel punya aktivitas antibakteri di bawah nilai yang dapat dideteksi.
Beberapa hal yang membuat efek antibakteri madu berbeda-beda adalah kandungan hidrogen peroksida u-n non-peroksida, seperti vitamin C, ion logam, enzim katalase, dan juga ketahanan madu terhadap suhu dan sensitivitas enzimnya terhadap cahaya. Yang perlu diperhatikan pula, tiap jenis madu ternyata memiliki keunggulan untuk kuman yang berbeda­beda pula.
Sebaiknya madu yang akan dipakai sifat antibakterinya sudah melewati uji sensitivitas kuman di laboratorium dan disimpan pada suhu rendah serta tidak terekspos cahaya sehingga aktivitas enzimnya tidak hilang.
Pada dasarnya, semua madu asli punya sifat antibakteri karena kadar gulanya yang tinggi. Beberapa ahli berpendapat, efek antibakteri madu secara umum memang akan berkurang bila madu tercampur atau dien­cerkan. Efek madu sebagai antibakteri terbaik diperoleh dari penggunaan topikal (dioleskan). Namun, beberapa penelitian terakhir memperlihatkan madu juga efektif bila ditelan (misalnya pada infeksi pencernaan atau sakit maag).

5.        Sakit maag
Secara turun temurun, madu dipakai untuk mengobati sakit maag. Sebuah penelitian mencoba melihat efektivitas madu terhadap 45 penderita sakit maag yang diminta mengonsumsi 30 cc madu sebanyak tiga kali sehari sebelum makan. Hasilnya, 37 pasien yang mengeluh buang air besar berdarah akibat sakit maagnya berkurang menjadi 4 pasien, jumlah keluhan juga berkurang dari 41 menjadi 8 kasus, dan hasil peneropongan lambung menunjukkan gambaran radang menurun dari 24 kasus menjadi 15 kasus.
Penelitian laboratorium menunjukkan madu memiliki efek perlindungan terhadap obat-obatan yang merusak lambung, seperti aspirin atau indometasin. Madu juga dapat melindungi lambung dari efek merusak alkohol.
Penelitian Ali dan kawan-kawan menunjukkan pada pemberian zat zat tersebut, aliran darah ke selaput lendir lambung menurun sehingga lambung mudah teriritasi. Madu diduga menyebabkan saraf sensorik di dinding lambung merangsang pelepasan zat peptida yang mama, meningkatkan aliran darah dan akan melindungi lambung dari kerusakan. Suatu penelitian melaporkan dengan makin tingginya dosis madu, maka perlindungan yang diberikan bisa mencapai 80% terhadap konsumsi alkohol. Dengan catatan, madu diminum 30 menit sebelum minuet alkohol dan tidak boleh berbarengan.
Beberapa tahun terakhir, para ahli kedokteran menemukan bahwa sakit maag juga dapat disebabkan oleh kuman yang disebut Helicobacter pilory. Kuman ini tahan hidup di lambung dan dapat berkembang biak sertahun-tahun hingga menimbulkan gejala sakit maag.
Penelitian laboratorium menunjukkan kuman ini dapat ber'ea% dengan madu, tetapi seberapa besar reaksinya masihlah belum dapat diperkirakan. Suatu penelitian menunjukkan dibutuhkan madu berkonsentrasi 20%, penelitian lain memperlihatkan kuman Helicobocter pilory belum coati pada konsentrasi madu 40%. Konsentrasi tersebut untuk madu dengan efek antibakteri sedang. Madu manuka, yang memiliki efek antibakteri cukup paten, dikatakan dapat menghambat pertumbuhan bakteri tersebut pada konsentrasi 5%, tetapi penelitian ini belum didu­kung sepenuhnya oleh suatu uji klinis yang sahih pada manusia.
Secara turun temurun, umumnya madu dicampurkan dengan susu untuk mengobati keluhan sakit maag.


6.        Diare
Dalam sebuah hadits diriwayatkan Nabi Muhammad SAW menya­rankan seseorang untuk mengobati diarenya dengan madu. Dalam catatan sejarah, Celsius, seorang dokter Romawi selalu memberikan madu pada pasiennya yang diare.
Madu dapat dipakai untuk mengatasi diare karena efek antibakterinya dan kandungan nutrisinya yang mudah dicerna.
Sebuah penelitian terhadap 169 bayi dan anak yang menderita radang usus (gastroenteritis) menyimpulkan bahwa madu mengurangi lamanya waktu diare yang disebabkan bakteri. Efek antiradang madu juga menun­jang proses penvembuhan dinding usus yang rusak akibat kuman.
Manfaat madu lain adalah membantu dalam penggantian cairn tubuh yang hi!ang akibat diare. Terapi diare yang utama adalah mengganti cairan yang hilang dengan memberikan cairan gula garam atau oralit. Gula akan meningkatkan penyerapan garam. Penggantian gula dengan madu ternyata jauh lebih menguntungkan karena madu mengandung fruktosa yang meningkatkan serapan air dan menurunkan serapan garam natrium sehingga mencegah kelebihan natrium dalam tubuh. Selain itu, fruktosa meningkatkan penyerapan garam kalium, sedangkan gula biasa malah akan mengurangi penyerapannya.

7.        Sumber antioksidan
Kehidupan manusia yang makin sibuk, sempitnya waktu untuk mengonsumsi sumber antioksidan (buah-buahan dan sayur), tingginya tingkat polusi dan stres meningkatkan kadar radikal bebas dalam tubuh kita. Radikal bebas banyak berefek buruk karena sifatnya yang tidak stabil, seperti bereaksi dengan jaringan tubuh sehingga mencetuskan berbagai penyakit kronis dari alergi, radang, penyakit koroner, hingga kanker.
National Honey Board 2005 mengungkapkan kelebihan madu yaitu sebagai sumber antioksidan. Penelitian menunjukkan madu kaya antioksidan. Jumlah dan kandungan antioksidannya amat tergantung dari sumber nektarnya. Madu yang berwarna gelap (seperti madu manuka dan varietal madu buckwheat) terbukti memiliki kadar antioksidan yang lebih tinggi daripada madu yang berwarna terang, seperti madu akasia atau clover.
Ahli dari Universitas Illinois yang meneliti 19 sampel madu berasal dari 14 sumber tumbuhan makin mengukuhkan bahwa tiap jenis madu memiliki efek antioksidan berbecla. Dalam penelitian tersebut ditemukan madu bunga buckwheat di Illinois mempunyai kandungan antioksidan 20 kali lebih banyak daripada madu yang berasal dari daerah California. Barenbaum, seorang peneliti madu Universitas Illinois menambahkan, kadar antioksidan madu setara dengan kandungan antioksidan tomat dengan keuntungan lebih praktis.
Gross dan kawan-kawan meneliti efek antioksidan madu terhadap radikal bebas yang berasal dari lingkungan, seperti asap rokok dan zat kimia. Dua puluh lima orang mengonsumsi 1,5 gram madu/kg berat badan atau sekitar 4-10 sendok makan madu selama satu bulan. Madu bisa dikonsumsi dalam bentuk apapun, tetapi talk boleh dipanaskan. Ada yang mengoleskannya pada roti sebagai selai, tetapi kebanyakan meminumya langsung. Ternyata, orang-orang yang mengonsumsi madu mempunyai kadar antioksidan tubuh yang meningkat. Meskipun demikian, kadar antioksidan madu memang tak bisa menandingi sayur dan buah yang kaya antioksidan. Namun, penggunaan madu sebagai pengganti gula tetap memberikan efek yang lebih balk, yaitu sertambahnya antioksidan.

8.        Meredakan alergi
Seorang dokter yang banyak memakai produk madu, dr. DC Jarvis, melihat keunggulan madu dan madu sarang dalam mengatasi keluhan alergi pada para pasiennya. Jarvis meresepkan madu dan sarang madu untuk keluhan sinusitis, hidung tersumbat dan berair, ataupun mata perih akibat alergi. Sebanyak dua sendok madu setiap hari dapat melindun tubuh dari sakit flu, alergi, dan tidak enak badan. Dr. Jarvis juga menyarankan 2 sendok teh madu ditambah 2 sendok teh sari apel, dan 1/2-1 gelas air yang dikonsumsi sebelum sarapan dan sebelum tidur dapat mengurangi gejala alergi.
Selama ini yang telah banyak diteliti adalah efek pollen dalam mengurangi alergi serbuk bunga.

9.        Mengobati penyakit paru-paru
Madu dapat cliberikan dalam bentuk inhalasi atau penguapan, terutama untuk pengobatan penyakit pernapasan. Penelitian oleh Dr. Y. Kizelstein pada 20 pasiennya dengan keluhan pernapasan akibat alergi menggunakan inhaler berisi campuran air dan 10% madu asli memberikan hasil memuaskan, 18 orang menunjukkan perbaikan, hanya dua yang gagal.
Penggunaan madu untuk mengobati sakit paru-paru konon sudah dimulai sejakdahulu. Hipocrates sudah mencatat madu dapat mengencerkan dahak dan mengurangi batuk. Demikian pula dalam Ayurveda yang mengajarkan penggunaan madu untuk sakit paru-paru, terutama yang disertai dengan kurus kering/kurang gizi. lbnu Sina merekomenclasikan campuran madu dan bunga mawar yang dikonsumsi pada pagi hari untuk awal pengobatan sakit tuberkulosis. Selama berabad-abad, madu telah dikenal sebagai terapi tambahan untuk sakit tuberkulosis paru. Ada yang mencampurnya dengan susu, lemak binatang, atatipun tumbuhan herbal.
Manfaat madu dalam pengobatan tuberkulosis adalah untuk meningkatkan daya tahan tubuh pasien. Penelitian menunjukkan penderita tuberkulosis yang mengonsumsi madu akan meningkat berat badannya, batuknya berkurang, kadar hemoglobin meningkat, dan mengalami perbaikan petanda laboratorium lainnya.

10.     Mengatasi kekurangan kalsium
Suatu penelitian oleh dr. Berdine Martin pada binatang di Universitas Purdue menunjukkan konsumsi madu akan menguntungkan karena akan meningkatkan penyerapan kalsium. Semakin tinggi kadar ma.dunya, semakin meningkat penyerapan kalsiumnya. Hal ini sangat balk untuk mencegah osteoporosis.
Salah satu cara mencegah osteoporosis adalah mengonsumsi kalsium. Kalsium merupakan zat pembentuk tulang dan penyerapannya dapat dihambat atau ditingkatkan oleh zat lain. Vitamin D, asam amino, dan gula madu diteliti dapat meningkatkan penyerapannya. Adapun zat logam, fitat, dan oksalat akan menghambat penyerapannya.
Dalam penelitian menggunakan tikus tersebut, disimpulkan dalam dua hari setelah mengonsumsi madu dan kalsium, penyerapan kalsium pada tulang kaki meningkat 25,5-33,6% sesuai banyak.nya madu yang diberikan. Kemungkinan faktor gula yaitu glukosa, fruktosa, dan raffinosa yang dikandung madu menjadi penyebab meningkatnya penyerapan kalsium tersebut. Penelitian pendahuluan ini sudah cukup nyata membuktikan kegunaan madu.

11.     Obat sakit mata
Manfaat madu untuk pengobatan penyakit mata ternyata sudah dikenal sejak dulu. Pada jaman Mesir kuno, madu sudah tercatat efektif untuk mengobati sakit mata. Aristoteles tahun 350 SM menulis dalam bukunya Historic Animalium bahwa madu putih baik untuk mengobati sakit mata. Di Mali, madu secara tradisional dioleskan pada mata penderita penyakit campak untuk mengurangi gejala. Profesor Hauser pada tahun 1845 sudah menulis dalam bukunya bahwa selain untuk luka bakar tubuh, madu bisa dipakai untuk luka bakar pada mata. Tahun 1898, di Rusia, madu sudah diketahui dapat mengobati sakit radang mata.Tahun 1945, madu lotus India dilaporkan dapat menyembuhkan semua jenis sakit mata.
Banyak catatan sejarah tentang kegunaan madu untuk pengobatan penyakit mata. Seorang dokter bedah mata dari India menggunakan madu untuk mengobati luka kornea yang terinfeksi, demikian juga untuk mata belekan, radang kelopak mata, dan radang selaput mata akibat alergi. Hasilnya cukup baik, penyembuhan ini terjadi pada 60% kasus. Profesor E. Fisher seorang dokter mata puluhan tahun lalu telah menggunakan salep madu untuk berbagai penyakit kornea, misalnya radang kornea pada sifilis, ulkus kornea, dan luka bakar pada kornea.
Madu murni juga dapat menyembuhkan penyakit tuberkulosis kornea (scrofulous keratitis). Menurut Mozherenkov dan Prokofeva dari Rusia, madu memiliki efek antiradang, antibakteri, dan antijamur bila dioleskan pada mata. Pengolesan madu dengan pengenceran 20 —50% cukup untuk mengobati luka bakar mata, konjungtivitis, dan infeksi kornea. Madu sebagai salep mata juga telah diteliti pada 102 pasien dengan radang mata dan perbaikan terlihat pada 85% kasus, sedangkan 15% sisanya tidak sembuh, tetapi juga tidak memburuk. Hanya saja, beberapa penderita mengeluhkan ada rasa terbakar dan kemerahan pada mata setelah diolesi madu.

12.     Mencegah katarak
Madu dari lebah yang tidak bersengat ternyata memiliki khasiat mencegah katarak. Katarak adalah mengeruhnya lensa mata yang berakibat penglihatan menurun. Di negara berkembang, lebih dari 90% kebutaan terjadi akibat katarak.
Sebelum adanya penelitian modern, madu dari lebah yang tidak bersengat ternyata sudah dipakai sebagai obat tradisional, seperti yang tertulis di sebuah buku Mayan Phormacopea. Secara modern, madu yang diambil dari jenis lebah Melipona favosa favosa dan Trigona angustula angustula clikemas dalam bentuk obat tetes mata dan banyak digunakan di Venezuela. Di Meksiko, madu diambil dari spesies M. beecheii dan Scaptotrigona mexicana, sedangkan di Brazil, obat tetes mata untuk katarak ini diambil dari spesies Trigona angustula onaustulo.
Madu dari lebah tak bersengat ini mengandung luteolin dan flavonoid yang tinggi. Flavonoid merupakan senyawa fenolik yang bersumber dari tumbuhan dan kemudian lebah menyarikannya menjadi madu. Senyawa fenolik tersebut dapat menghambat kerja enzim oldolose reduktase yang menyebabkan katarak.
Golichev merekomendasikan vitamin C dan tetes mata madu untuk mengobati katarak setelah penelitiannya pada 108 pasien di Rusia. Pada penelitian di Rumania, 80% dari 2.492 pasien katarak dapat terjaga penglihatannya bila diobati dengan campuran madu, royal jelly, dan propolis.
Satu penelitian laboratorium menunjukkan mekanisme bagaimana tetes mata madu dapat mengobati katarak. Lensa mata binatang dimanipulasi menjadi katarak dan diamati. Caranya, lensa mata diberi cairan yang kadar gulanya tinggi dan sebagian lagi diberi cairan berkadar gula rendah. Kedua­duanya akan menyebabkan lensa mata kelamaan menjadi keruh. Selama proses pengeruhan, tetesan madu berisi tetrametil luteolin dan flavonoid diamati efeknya. Hasilnya, obat tetes mata madu efektif mer.cegah proses pengeruhan lensa mata. Diduga efek didapatkan dari perlindungan osmotic zat flavonoid yang terjadi pada tingkat metabolisme kalsium di lensa mata.

13.     Sumber nutrisi dan energi
Pada zaman Romawi dulu, para atlet diwajibkan mengonsumsi madu sebelum beriancling. Efek madu sebagai "doping" ini mungkin disebabkan nutrisinya lengkap dan merupakan penghasil energi yang unik. Madu adalah sumber karbohidrat "siap pakai" yang alami, menyediakan 17 gram karbohidrat dalam satu senclok makannya.
Komposisi karbohidrat madu yang unik menjadikannya sebagai nutrisi ideal sebelum berolahraga. Penelitian yang dipublikasikan dalam The Journal of Applied Physiology menunjukkan indeks glikemik madu yang rendah dapat mengurangi risiko kekurangan gula (hipoglikemi) saat latihan dan meningkatkan persediaan karbohidrat selama latihan. Penelitian lain di Universitas of Memphis Exercise and Sports Nutrition Laboratory menguatkan madu sama efektifnya dengan glukosa sebagai pengganti karbohidrat selama latihan yang menuntut stamina tinggi.
Madu sebagai sumber energi dan nutrisi dibuktikan dengan jumlah energi yang.dikandungnya, yaitu 3.500 kilokalori/kg madu dan keunggulan lainnya adalah madu mudah dicerna. Pada orang yang kekurangan enzim pencernaan, seperti amilase, akan menclapat keuntungan dengan mengonsumsi madu asli karena madu sudah dicernakan terlebih dahulu oleh lebah.
Madu juga cocok dikonsumsi bayi atau anak-anak. Suatu penelitian yang clipublikasi dalam The Journal of Paediatrics membandingkan madu dan gula sebagai sumber pernanis untuk bayi dan anak. Ini disebabkan madu mengandung levulosa dan dekstrosa. Gula jenis dekstrosa mudah sekali diserap, sebaliknya levulosa lebih lambat diserap hingga kombinasi keduanya mampu menstabilkan kadar gula darah. Dengan demikian, tidak memberatkan metabolisme tubuh.
Madu cocok dicampurkan pada susu karena sela;n kandungan mineral yang lengkap, madu juga pemanis yang paling mudah ditoleransi bayi. Bayi yang diberi madu lebih jarang mengalami kolik. Diduga karena madu lebih mudah diserap hingga tak sempat difermentasi di usus yang dapat memicu ketidakstabilan pertumbuhan flora normal dan menimbulkan keluhan pencernaan.

14.     Sumber vitamin dan mineral
Proses pemasakan dan penyimpanan dapat menurunkan kandungan vitamin dan mineral pada sayuran dan buah. Misalnya saja, bayam akan kehilangan 50% kandungan vitamin C-nya setelah disimpan satu hari. Buah­buahan akan berkurang kadar vitamin C-nya selama penyimpanan. sayuran akan kehilangan kadar vitamin dan mineralnya dengan proses pemasakan yang salah.
Dengan komposisinya yang lengkap, madu dapat menjadi alternatif cumber vitamin dan mineral yang mudah dimetabolisme tubuh.

15.     Untuk diabetes dan hiperkolesterolemia
Dalam The Journal of Medical Food tahun 2004, Waili NS melaporkan penelitian tentang efek madu terhadap glukosa plasma, C-reactive protein (CRP), dan lipid darah pada orang yang sehat, pasien diabetes, dan orang yang kelebihan lipid.
Diabetes mellitus terjadi karena adanya gangguan pada pankreas yang menghasilkan insulin. Padahal insulin dibutuhkan untuk memasukkan glukosa darah ke dalam sel. Dengan keadaan ini maka kadar glukosa darah orang diabetes sangat tinggi.
Penelitian oleh Waili dan kawan-kawan tersebut menunjukkan beberapa hasil. pertama, pada orang sehat, ternyata gula biasa (dekstrose) meningkatkan kadar glukosa plasma 52% pada satu jam pertama dan 3% pada dua jam, sedangkan madu asli meningkatkan kadar glukosa plasma 14% pada satu jam pertama dan 10% pada dua jam. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa madu hanya meningkatkan sedikit kadar gula darah dibandingkan gula lainnya. Kedua, gula biasa dan madu buatan juga meningkatkan kadar trigliserida, sedangkan madu asli menurunkan trigliserida dan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL). Ketiga, madu yang dikonsumsi selama 25 hart ternyata menurunkan kolesterol total dan kolesterol jahat (LDL), serta meningkatkan kolesterol baik.
Pada pasien diabetes, madu asli dapat menurunkan kolesterol total, LDL, dan CRP. Madu dapat dijadikan alternatif pemanis karena selain lebih baik metabolismenya,juga dapat meningkatkan kadar insulin dibandingkan sukrosa.
Dari penelitian tersebut, terlihat bahwa madu asli dapat mengurangi kadar glukosa darah dan mengurangi risiko penyakit jantung pada pasien diabetes sehingga menggantikan pemanis dengan madu mentah (raw honey) memberikan banyak keuntungan.
Madu kaya dengan peptida dan karbohidrat kompleks yang membutuhkan proses enzimatik agar dapat dibakar sebagai energi. Ini membuat madu menjadi sejenis gula yang "lambat dibakar" atau memiliki indeks glikemik rendah hingga tidak memberatkan kerja insulin. Namun, tiap madu ternyata memiliki variasi indeks glikemik yang cukup besar sehingga perlu diperhatikan jenis madu apa yang paling cocok untuk diabetes dan gangguan kolesterol.

16.     Mengurangi ngompol
Ngompol bukan hanya menjadi masalah pada saat tidur, tetapi juga menyebabkan gangguan psikologis terutama bila anak-anak telah sekolah. Madu ditengarai dapat menjadi alternatif terapi ngompol karena dapat menarik air seni, membuat nyenyak ticlur, dan clapat ditoleransi anak-anak.
Madu dengan nilai osmotik yang tinggi dapat menahan cairan dalam tubuh dan mengontrol jumlah air seni saat anak tidur. Memberikan madu satu sendok teh sebelum anak tidur dapat mencegah ngompol.

17.     Tidak bisa tidur
Terkadang kita mengalami sulit untuk ticlur. Sesudah memejamkan mata ataupun relaksasi, tetap saja kita talk bisa ticlur. Madu memiliki efek seclatif (menenangkan) dan membuat muclah terticlur sehingga tidur menjadi nyenyak. Satu sendok madu setelah makan malam clapat dicoba untuk membuat ticlur menjadi nyenyak.
Menurut Ibnu Sina, madu dalam dosis kecil dapat mengatasi kurang tidur, tetapi dosis besar madu akan menyebabkan tidak bisa tidur dan tubuh aktif terns menerus. Selain efek meniclurkan, madu juga bisa mengurangi sakit kepala dan tubuh menjadi lebih kuat, tidak gelisah, Serta tenang. Konon, efektivitas madu dalam mengurangi sakit kepala dan membuat tubuh menjadi rileks karena kadar gulanya yang tinggi.

18.     Mengatasi kejang otot dan kedutan
Kedutan di ujung mata atau bibir dapat dihilangkan dengan mengonsumsi madu dua sendok teh setiap kali makan. Umumnya, gangguan akan hilang dalam waktu satu minggu. Resep ini dapat club,'p pula untuk mengatasi kram kaki scat tidur. Setelah keluhan menghilang, sebaiknya konsumsi madu tetap dilanjutkan karena dapat mencegah serangan Wang di kemudian hari.

19.     Mengusir batuk
Jeruk lemon bakar ditambah madu adalah resep warisan pengusir batuk yang sudah dikenal seja!, dahulu. Obat alami yang mudah dibuat ini dapat diterima semua unsur dan tidak mengganggu pencernaan. Lemon yang dibakar membuat cairan yang diperas lebih banyak. Peras cairan lemon dan tambahkan madu. Dosisnya disesuaikan dengan kebutuhan. Bila batuk cukup parah, minum satu sendok ketika bangun tidur, satu sendok pada siang hari, setelah makan malam, dan sebelum tidur. Dosis dapat dikurangi bila keluhan batuk reda.

20.     Flu
Flu kebanyakan dapat sembuh sendiri, tetapi gejalanya cukup mengganggu. Madu secara turun-temurun dipakai untuk mengobati gejala flu. Madu ditambah susu hangat atau jus lemon dengan perbandingan 1 lemon/100 gram madu memiliki efek menenangkan dan sering digunakan sebagai campuran perecla batuk ataupun penyegar pernapasan. Madu meningkatkan jumlah keringat hingga disarankan selama sakit flu, pasien tetap istirahat atau di dalam rumah.

21.     Mabuk alkohol
Mabuk alkohol, disebut hang Over, lebih cepat reda bila diberi penawar madu yang ditambah jus lemon. Kandungan fruktosa madu mempercepat proses metabolisme alkohol di hati, sedangkan vitamin C-nya menghilangkan efek minuman beraromatik yang dipercaya menjadi penyebab mabuk.

22.     Penyakit jantung
Ibnu Sina merekomendasikan konsumsi madu setiap hari pada pasien gangguan jantung. Kandungan gulanya yang balk dapat meningkatkan kerja otot jantung. Pada penelitian, jantung binatang yang diambil dan diteteskan glukosa dapat tetap berdenyut hingga empat hari. Konsumsi 50 - 100 gram madu per hari selama 1 - 2 bulan pada pasien dengan penyakit jantung akan memperbaiki kondisinya, menormalkan komposisi darah, dan meningkatkan kadar hemoglobin, termasuk memperbaiki dinding pembuluh darah.

23.     Memelihara kulit dan sebagai kosmetika
Madu banyak sekali digunakan dalam dunia kosmetika, balk dalam bentuk sabun, masker, krim pelembut, dan lain-lain. Dalam catatan sejarah, ratu Ceopatra merendam tubuhnya dalam susu dan madu untuk menjaga kelembutan dan kehalusan kulitnya. Madu dapat menjaga kelembapan kulit dan memberinya nutrisi yang dibutuhkan.

24.     Anemia dan thalasemia
Thalasemia adalah penyakit genetik yang menyebabkan kelainan sel darah merah. Akibatnya, anak selalu kekurangan darah (anemia) yang ditandai rendahnya kadar hemoglobin. Pada thalasemia yang berat, anak harus melakukan transfusi darah seumur hidupnya. Sejenis madu yang disebut madu Vesaja Modhu yang istimewa diteliti dapat mengurangi kebutuhan transfusi darah pada kasus talasemia EB dan sedikit pada thalasemia HBE. Lebah yang mengumpulkan madu ini diberi susu, buah­buahan, tanaman obat, zat seng, selenium, dan kromium. Khan dan kawan­kawan meneliti I I I orang dengan 75 orang pasien thalasemia HBE dan 36 orang thalasemia B dengan usia bervariasi. Sekitar 73,3% pasien thalasemia HBE harus ditransfusi setiap bulan dan setelah mengonsumsi madu, 61,8% nya mengurangi transfusi. Untuk kasus thalasemia B, hasilnya tidak terlalu balk, hanya 8,3% yang mengurangi transfusi. Ternyata, madu Vesaja Modhu menstabilkan atau meningkatkan kadar hemoglobin hingga kebutuhan transfusi menjadi berkurang.
Madu dapat mengobati anemia, karena madu mengandung segala zat yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin, seperti zat besi, asam dan vitamin b 12.


25.     Memerangi kanker
Sebuah penelitian yang dilakukan Universitas of Zagreb Croatia menemukan konsumsi lebah madu dan royal jelly dapat menghentikan perkembangan dan penyebaran tumor. Tim pimpinan dr. Nada Orsolic ini melakukannya pada tikus dengan cara menyuntikkan madu dan royal jelly. Dr. Nada meyakini bahwa manfaat madu ini seharusnya dapat pula diaplikasikan pada manusia dan madu dapat dijadikan alternatif kemoterapi. Mekanisme mematikan sel tumor memang belum diketahui, tetapi hal ini bisa jadi amat menjanjikan untuk terapi kanker di masa depan.

Kesimpulan
Khasiat madu sudah banyak diakui di dunia kedokteran. Madu dengan kadar gulanya yang tinggi, kandungan beberapa enzim dan zat terbukti berkhasiat sebagai antibakteri, antioksidan, dan mempercepat penyembuhan luka. Namun, khasiat ini juga bervariasi ditentukan dari sumber nektarnya.
Nutrisi madu yang lengkap dan alami menjadikannya obat berbagai penyakit, di samping bisa digunakan sebagai pengganti gula atau suplementasi nutrisi bagi mereka yang sehat.
Hati-hati dalam memilih madu karena banyaknya madu palsu yang beredar di pasaran. Memastikan baiknya kualitas madu aKan menentukan efektivitasnya, balk sebagai obat atau suplemen.






MADU ASLI & BERKUALITAS
BISA DIDAPATKAN DI
BASMALLAH Agency
PUNDUNG, RT. 02 / IV
TANJUNGSARI - TLOGOMULYO - TEMANGGUNG
HP. 085 328 085 583


Penentuan Awal Ramadahan

Assalamu'alaikum ijin bertanya ketika memasuki bulan Ramadhan seringkali terjadi perbedaan penentuan Awal Ramadhan. Bagaiman...