Sunday 20 September 2015

Khutbah Idul Adha 1436 H




Belajar Keteladanan Mendidik dari keluarga Ibrahim
Oleh : Ta’ Rauf Yusuf

الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر  
 اللهُ اَكْبَرْ9 X، اللهُ اَكْبَرْكَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً ، لاَ إِلَهَ إِلاّ الله وَلَهُ الْحَمْدُ فِى السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَعَشِيًّا وَحِيْنَ تُظْهِرُوْن.
اللهُ اَكْبَرْ3X وَللهِ الْحَمْد. الْحَمْدُ للهِ الَّذِىْ بَسَطَ لِعِبَادِهِ مَوَاعِدَ إِحْسَانِهِ وَإِنْعَامِه ، وَأَعَادَ عَلَيْنَا فِى هَذِهِ الأَيَّاّمِ عَوَائِدَ بِرِّهِ وَإِكْرَامِه ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى جَزِيْلِ إِفْضَالِهِ وَ إِمْدَادِهْ ، وَأَشْكُرُهُ عَلَى كَمَالِ جُوْدِهِ بِعِبَادِهْ ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ فِىْ مُلْكِهْ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَشْرَفُ عِبَادِهِ وَزُهَّادِهْ ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى هَذَا النَّبِيِّ الكَرِيْمِ وَالرَّسُوْلِ الْعَظِيْمِ سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ كَانُوْا أُمَرَاءَ الْحَجِيْجِ لِبِلاَدِ اللهِ الْحَرَامِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
اللهُ اَكْبَرْ3 X وَللهِ الْحَمْد ، أَمَّا بَعْدُ :
فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمُ الْعِيْدِ الأكْبَرْ وَيَوْمُ الْحَجِّ الأَفْخَرْ وَيَوْمٌ ابْتَلَى اللهُ خَلِيْلَهُ إِبْرَاهِيْمَعَلَيْهِ السَّلاَمْ – وَأَبَانَ اللهُ فَضِيْلَتَهُ لِلأْنَامِ فَتَقرَّبُوا – رَحِمَكُمُ اللهُ تَعَالَى – بِذَبَائِحِكُمْ وَعَظِّمُوْا شَعَائِرَ رَبِّكُمْ لَعَلَّكُمْ بِلِقَاءِ رَبِّكُمْ تُفْلِحُوْنْ.
اللهُ اَكْبَرْ3 X وَللهِ الْحَمْد.

Allahu Akbar 3x Waliullahilhamdu
Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah
Segala Puji milik Allah yang telah menjadikan Islam sebagai agama yang sempurna, menyeluruh dan selalu sesuai dengan jaman.
Sholawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Besar Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam yang telah mengajarkan Islam dengan sempurna dan paripurna.
Awal Musim haji tahun ini dimulai dengan satu peristiwa yang menghentakkan hati setiap muslim di dunia, dengan satu musibah yang menimpa jamaah haji yang tengah beribadah di baaitullah. Crane yang digunakan dalam proyek pengembangan masjidil haram akibat badai pasir yang menimpa Saudi Arabia, jatuh mengenai jamaah Haji yang tengah beribadah. Semoga Allah menerima niat mereka, menerima ibadah mereka dan menjadikan kematianya syahid fi sabilillah.
Allah subhanallahu wata’ala berfirman dalam Al Quran :
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur žwÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ  
dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. ( Adz Dzariat : 56 )
Manusia di ciptakan di dunia tidak lain hanya dalam rangka beribadah kepada Allah saja, dalam peribadatan itu kita kadang di tuntut untuk berkorban. Kadang harus berkurban harta, waktu dan kadang harus berkorban nyawa kita. Dan pengorbanan teragung yang di rekam dengan indah dalam Al Qur’an adalah pengorbanan Ismail ketika akan di korbankan oleh bapaknya sendiri Ibrahim. Kisah ini tergambar indah dalam Al Quran surat As Shoofat : 82
$¬Hs>sù x÷n=t/ çmyètB zÓ÷ë¡¡9$# tA$s% ¢Óo_ç6»tƒ þÎoTÎ) 3ur& Îû ÏQ$uZyJø9$# þÎoTr& y7çtr2øŒr& öÝàR$$sù #sŒ$tB 2ts? 4 tA$s% ÏMt/r'¯»tƒ ö@yèøù$# $tB ãtB÷sè? ( þÎTßÉftFy bÎ) uä!$x© ª!$# z`ÏB tûïÎŽÉ9»¢Á9$# ÇÊÉËÈ  
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar".
Allahu Akbar 3x Waliullahilhamdu
Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah
Nabi Ibrahim tidak memaksa anaknya untuk di sembelih, namun sang anak yang masih belia menerima dengan penuh keikhlasan perintah Allah yang disampaikan dalam mimpi sang Bapak. Lalu apakah sebenarnya yang di lakukan Hajar dan Ibrahim dalam mendidik anak mereka sehingga kita mendapati rasa keikhlasan seorang anak belia mengorbankan dirinya demi perintah Allah subhanallahu wata’ala. Maka wajib bagi kita selaku orang tua untuk meniru keluarga Ibrahim. Allah berfirman dalam Al Qur’an.
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ
Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia (Al Mumtahanah : 4)
Imam Bukhori meriwayatkan dalam Shahihnya dari Said bin Jubair yang berkata bahwa Ibnu Abbas berkata, “Wanita pertama yang membuat ikat pinggang adalah ibu Ismail. Hal itu ia lakukan agar dapat menutupi jejak kakinya dari Sarah. Kemudian Ibrahim membawa isteri dan putranya, Ismail, yang masih disusuinya. Hingga akhirnya Ibrahim menempatkan keduanya di dekat Baitullah di sisi sebuah pohon besar di atas sumur Zamzam di bagian atas Masjidil Haram. Pada saat itu Makkah tidak berpenghuni seorang pun, dan tidak ada air. Beliau meninggalkannya keduanya, juga meletakkan sebuah kantong berisi kurma dan kantong kulit berisi air. Ketika Ibrahim melangkah pergi, Hajar menyusulnya seraya bertanya, ‘Wahai Ibrahim, kemana engkau akan pergi? Apakah engkau akan meninggalkan kami dilembah yang tidak ada seorang manusia pun dan tidak ada sesuatu pun?’ Hajar terus menerus menanyakan hal itu, dan Ibrahim tidak menoleh kepadanya. Maka Hajar bertanya kembali, ‘Apakah Allah yang menyuruhnya melakukan ini?’ Ibrahim menjawab,’Ya.’ Hajar pun berucap, ‘Kalau memang demikian, Dia tidak akan mengabaikan kami.’ Selanjutnya Hajar kembali.
Ibrahim terus berjalan hingga ketika sampai di sebuah bukit di mana mereka tidak melihatnya, beliau menghadapkan wajahnya ke Baitullah, lalu berdoa dengan beberapa kalimat seraya mengangkat kedua tangannya dan mengucapkan, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah_mu (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berikanlah rizki kepada mereka dari buah-buahan. Mudah-mudahan mereka bersyukur.” (Ibrahim: 37).
Allahu Akbar 3x Waliullahilhamdu
Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah
Dari sepenggalkisah di atas kita bisa menggambil ibrah tentang bagaimana keluarga ini mendidik Ismail.
Pertama : Keikhlasan
Keikhlasan menjadi pondasi dalam setiap aktifitas keluarga ini. Dari kisah tadi menunjukkan rasa keikhlasan dari Ibrahim ketika harus meninggalkan istri dan anaknya yang masih bayi. Begtitu juga Hajar ketika ditinggalkan oleh Ibrahim juga merasa Ridho setelah mengetahui itu adalah perintah Allah. Keduanya melakukan segala sesuatu atas perintah dari Allah Subhanahu wa ta’alla
Kedua : Totalitas beragama
Totalitas beragama sudah di tunjukkan oleh Ibrahim sejak masa mudanya. Ketika harus berlepas kepada Bapaknya yang membuat patung, menghancurkan berhala, hijrah ke mesir dan tinggalnya keluarga beliau di Palestina adalah wujud totalitasnya dalam beragama. Begitu juga Hajar, ketika dia mengetahui perintah meninggalkanya adalah perintah Allah maka dia Ridho terhadap perintah Allah itu dan menjalankan dengan kesungguhan hati dalam mendidik anaknya Ismail.
$ygƒr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=äz÷Š$# Îû ÉOù=Åb¡9$# Zp©ù!$Ÿ2 Ÿwur (#qãèÎ6®Ks? ÅVºuqäÜäz Ç`»sÜø¤±9$# 4 ¼çm¯RÎ) öNà6s9 Arßtã ×ûüÎ7B ÇËÉÑÈ  
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.  (Al-Baqarah : 208 )
Ketiga : Do’a
Ketika Ibrahim meninggalkan keduanya, maka Ibrahim Berdo’a
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah_mu (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berikanlah rizki kepada mereka dari buah-buahan. Mudah-mudahan mereka bersyukur.” (Ibrahim: 37).
Dalam do’anya Ibrahim mendoakan anaknya yang di tinggalkan di tempat yang mulia agar menjalankan perintah-perintah Allah, berakhlakul karimah sehingga orang-orang cenderung padanya, rizki yang thayib dan diberikan hati yang bersyukur.
Ketiga hal itulah yang menurut kami menjadi pondasi dalam mendidik Ismail sehingga terbentuklah pribadi yang siap berkurban demi perintah Allah walaupun masih belia. Keteladanan dalam beragama inilah yang mampu menginspirasi Ismail sang putra sehingga menjadi pribadi yang Sholih.
Allahu Akbar 3x Waliullahilhamdu
Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah
Dan akhirnya di bulan ini kita di ajari untuk berqurban meskipun dengan sedikit yang kita miliki, sehingga semoga dengan pembelajaran berkurban ini Allah akan mengantarkan kita mampu melakukan pengorbanan yang sempurnya sebagaimana telah di contohkan oleh para pendahulu kita dalam Islam.
Semoga Bermanfaat....
Akhirnya marilah khutbah hari ini kita akhiri dengan sama-sama berdoa:
اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا.
اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُمْ حَجًّا مَبْرُوْرًا وَسَعْيًا مَّشْكُوْرًا وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا وَتِجَارَةً لَنْ تَبُوْرًا
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.




Penentuan Awal Ramadahan

Assalamu'alaikum ijin bertanya ketika memasuki bulan Ramadhan seringkali terjadi perbedaan penentuan Awal Ramadhan. Bagaiman...