Wednesday 11 November 2015

Adab-adab tilawah

Ketika membaca Al-Quran, maka seorang muslim perlu memperhatikan adab-adab berikut ini untuk mendapatkan kesempurnaan pahala dalam membaca Al-Quran:

1. Membaca dalam keadaan suci, dengan duduk yang sopan dan tenang.

Dalam membaca Al-Quran seseorang dianjurkan dalam keadaan suci. Namun, diperbolehkan apabila dia membaca dalam keadaan terkena najis. Imam Haromain berkata, orang yang membaca Al-Quran dalam keadaan najis, dia tidak dikatakan mengerjakan hal yang makruh, akan tetapi dia meninggalkan sesuatu yang utama.(At-Tibyan, hal. 58-59)

2. Membacanya dengan pelan (tartil) dan tidak cepat, agar dapat menghayati ayat yang dibaca.

Rosululloh bersabda, siapa saja yang membaca Al-Quran (khatam) kurang dari tiga hari, berarti dia tidak memahami. (HR. Ahmad dan para penyusun kitab-kitab Sunan)

Sebagian sahabat membenci pengkhataman Al-Quran sehari semalam, dengan dasar hadits di atas. Rosululloh telah memerintahkan Abdullah Ibnu Umar untuk mengkhatam kan Al-Quran setiap satu minggu (7 hari) (HR. Bukhori, Muslim). Sebagaimana yang dilakukan Abdullah bin Mas'ud, Utsman bin Affan, Zaid bin Tsabit, mereka mengkhatamkan Al-Quran sekali dalam seminggu.

3. Membaca Al-Quran dengan khusyu, dengan menangis, karena sentuhan pengaruh ayat yang dibaca bisa menyentuh jiwa dan perasaan.

Alloh Ta'ala menjelaskan sebagian dari sifat-sifat hamba-Nya yang shalih, dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu'  (QS. Al-Isra': 109). Namun demikian tidaklah disyariatkan bagi seseorang untuk pura-pura menangis dengan tangisan yang dibuat-buat.

4. Membaguskan suara ketika membacanya.

Sebagaimana sabda Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam, hiasilah Al-Quran dengan suaramu. (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim). Di dalam hadits lain dijelaskan, tidak termasuk umatku orang yang tidak melagukan Al-Quran  (HR. Bukhari dan Muslim). Maksud hadits ini adalah membaca Al-Quran dengan susunan bacaan yang jelas dan terang makhroj hurufnya, panjang pendeknya bacaan, tidak sampai keluar dari ketentuan kaidah tajwid. Dan seseorang tidak perlu melenggok-lenggokkan suara di luar kemampuannya.

5. Membaca Al-Qur'an dimulai dengan istiadzah.

Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman yang artinya, dan bila kamu akan membaca Al-Quran, maka mintalah perlindungan kepada Alloh dari (godaan-godaan) syaithan yang terkutuk. (QS. An-Nahl: 98)

Membaca Al-Quran dengan tidak mengganggu orang yang sedang shalat, dan tidak perlu membacanya dengan suara yang terlalu keras atau di tempat yang banyak orang. Bacalah dengan suara yang lirih secara khusyu.

Rosululloh shollallohu alaihiwasallam bersabda, ingatlah bahwasanya setiap dari kalian bermunajat kepada Rabbnya, maka janganlah salah satu dari kamu mengganggu yang lain, dan salah satu dari kamu tidak boleh bersuara lebih keras daripada yang lain pada saat membaca Al-Quran (HR. Abu Dawud, Nasa'i, Baihaqi dan Hakim). Wallohu a'lam


Siapakah Ahlul Qur'an??

Siapakah yang dimaksud ahlul quran dan ahlullah (keluarga Allah) atau hamba-hamba khusus bagi Allah dalam sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam :

Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, siapakah mereka ya Rasulullah ? Rasul menjawab, para ahli Al Quran. Merekalah keluarga Allah dan hamba pilihanNya(HR. Ahmad)

Simak penjelasan Syaikh Shalih Al-Fauzan -hafizhahullah- berikut:

Yang dimaksud ahlul quran bukan orang yang sekedar menghafal dan membacanya saja. Ahlul quran (sejati) adalah yang mengamalkannya, meskipun ia belum hafal Quran. Orang-orang yang mengamalkan Al-Quran menjalankan perintah dan menjauhi larangan, serta tidak melanggar batasan-batasan yang digariskan Al-Quran, mereka itulah yang dimaksud ahlul quran, keluarga Allah serta orang-orang pilihannya Allah. Merekalah hamba Allah yang paling istimewa.

Adapun orang yang hafal Al-Quran, membaguskan bacaan Quran nya, membaca setiap hurufnya dengan baik. Namun jika ia menyepelekan batasan-batasan yang digariskan Al-Quran, ia bukan termasuk dari ahlul quran. Tidak pula termasuk dari orang-orang khususnya Allah.

Jadi ahlul quran adalah orang yang berpedoman dengan Al-Quran (dalam gerak-gerik kehidupannya), ia tidak menjadikan selain Al-Quran sebagai panutan. Mereka mengambil fiqih, hukum-hukum dari Al-Quran, serta menjadikannya sebagai pedoman dalam beragama..


Penentuan Awal Ramadahan

Assalamu'alaikum ijin bertanya ketika memasuki bulan Ramadhan seringkali terjadi perbedaan penentuan Awal Ramadhan. Bagaiman...