Wednesday 13 February 2013

waktu


WAKTU

A.                Waktu Adalah ...........
Yang membuat anak kecil berubah dan orang lanjut usia mati adalah perputaran pagi dan petang. Apabila malam hari telah menjadikan tua siang harinya sesudah itu datanglah hari yang muda. Yang membuat kita berangkat pagi dan petang hari adalah keperluan kita. Dan keperluan orang hidup itu tiada habis-habisnya. Dan selama ia masih hidup keperluan itu tetap ada padanya. ( Syair Arab Kuno ).
Waktu adalah yang membuat bayi menjadi anak kemudian remaja, kemudian dewasa, kemudian tua, kemudian mati. Waktu berjalan ke depan dan tak pernah mundur. Imam Ahmad mengatakan,”Demi Allah, aku tidak punya perumpamaan bagi masa muda, kecuali hanya seperti sesuatu yang mulanya berada di tanganku, kemudian terjatuh darinya.”
Seandainya seorang tua jika bisa muda kembali tentu tidak akan menyia-nyiakan masa yang sangat mahal harganya.
Waktu yang berlalu dalam kehidupan setiap manusia akan diperhitungkan kelak. Berapa lama usianya yang ia gunakan untuk beribadah kepada Allah yang merupakan tugas utama manusia. Sungguh setiap detik yang telah berlalu tak dapat di ulang lagi. Allah SWT berfirman :

“ Dan mereka berteriak di dalam neraka itu : "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang Telah kami kerjakan". dan apakah kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun” (QS. Faatir : 37).
Bahkan Allah SWT bersumpah dalam Al ‘Asr :
“Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.”(QS. Al ‘Asr : 1-3).
Imam Syafi’i mengomentari surat tersebut,”Seandainya Allah SWT menurunkan surat ini saja tanpa surat-surat yang lain, niscaya sudah cukup bagi manusia.” Sungguh komentar yang mungkin mengejutkan Anda. Mengapa Imam Syafi’i yang terkenal kealimannya sampai mengatakan seperti itu.
Surat ini menyebutkan orang yang merugi adalah orang yang menyia-nyiakan waktunya. Orang yang beruntung adalah orang yang beriman, mengerjakan kebajikan dan saling menasehati tentang kebenaran dan kesabaran dalam hidup mereka. Sungguh demi Allah, waktu memang sangat berharga. Dengan demikian waktu hidup manusia akan berjalan dengan baik.

B.                 Bagaiman Salafus Shalih Menggunakan Waktunya ?
Ada beberapa orang yang menemui seorang ulama salaf, kemudian mereka berkata,”Barangkali kami telah menyibukkanmu.” Orang Alim itu berkata,”Aku benarkan perkataanmu karena saat engkau masuk aku sedang membaca, tapi saat ini aku tinggalkan demi engkau sekalian.”
Suatu ketika ada seorang ahli ibadah datang ke tempat Sary as Saqty. Orang itu melihat banyak kumpulan manusia di sekitar Sary, lalu berkata,” Jika duduk bersama mereka aku akan menjadi seorang penganggur.”
Ada sekelompok manusia yang duduk-duduk di majlis Ma’ruf Al Khardi dan mereka berlama-lama. Melihat gejala itu, berkatalah Ma’ruf,”Sesungguhnya Penguasa Matahari (Allah) tidak pernah berhenti memutar rotasinya. Apakah kalian tidak akan bangun dari tempat duduk kalian.”
Suatu saat ada seseorang yang berkata kepada Amir bin Qais,”Bangunlah, aku ingin berbicara padamu.” Dia kemudian berkata,”Jika begitu yang engkau mau, peganglah matahari agar dia berhenti berputar.”
Coba kita renungkan, betapa mahalnya waktu untuk kita sia-siakan. Betapa sering kita menghabiskan waktu kita dengan sia-sia sehingga terlepaslah banyak sekali pahala dari tangan kita. Usman Al Baqilawi adalah seorang ulama yang tak pernah lepas dari dzikir. Dia pernah berkata,”Sesungguhnya saat berbuka, aku merasakan sepertinya ruhku lepas karena aku disibukkan oleh makanan hingga tak bisa berdzikir.”
Beberapa ulama salaf memberi nasehat kepada para sahabatnya,”Jika kalian keluar dari tempatku ini, berpencarlah karena mungkin diantara kalian ada yang membaca Al Qur’an di tengah jalan. Jika berjalan berbondong-bondong, kalian akan terus mengobrol.”
Imam Hasan Al Bashri pernah mengingatkan,”Ketika fajar menjelang, maka waktu akan berseru, Hai anak Adam, aku adalah makhluk baru dan aku menjadi saksi terhadap amalmu. Maka berbekallah denganku, sebab jika aku sudah lewat, tak mungkin bisa kembali lagi sampai kiamat.
Apakah Anda mengira waktu Anda masih panjang? Sudah berapa teman sebaya Anda yang sudah meninggal? Bukankah selalu ada kemungkinan yang berikutnya meninggal adalah Anda? Mari kencangkan ikat pinggang untuk berlomba dengan waktu untuk menggapai ridha Allah.
Jangan Menunda Pekerjaan
Rasulullah pernah memegang pundak Ibnu Umar r.a, kemudian bersbda,”Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau pengembara.” Ibnu Umar berkata : apa bila kamu berada diwaktu sore, maka janganlah kamu menunggu hingga pagi hari, apa bila kamu berada pada waktu pagi, maka janganlah kamu menunggu hingga waktu sore hari. Manfaatkanlah hidupmu sebelum datang kematianmu. (HR.bukhori).
Imam nawawi menjelaskan hadits diatassebagai berikut, “jadilah engkau didunia ini seperti orang asing atau seorang pengembara. Maksudnya janganlah kamu menganggapnya sebagai negrimu, jangan sampai jiwamu ingin tinggal selamanya didalamnya, jangan cenderung kepadanya dan janganlah kamu bergantung kepadanya kecuali seperti bergantungnya orang asing kepada negri yang bukan tempat tinggalnya, ia ingin pergi meninggalkan negri tersebut dan kembali kepada keluarganya. Ini adalah makna ucapan salman alfarisi ra, “kekasihku saw. Memerintahku agar aku tidak mengambil dari dunia ini kecuali hanya seperti bekal orang yang bepergian”. Dalam hadits ini terdapat dalil agar tidak panjang angan-angan, segera bertaubat dan mempersiapkan diri menghadapi maut. Jiaka kamu berangan-angan maka ucapkanlah: insyaAlloh ta’ala.
“dan sekali-kali janganlah kamu mengatakan terhadap sesuatu: “sesungguhnya aku akan mengerjakan besok pagi.” Kecuali [dengan menyebut] : insya Alloh (apa bila Alloh menghendaki). “(QS. Al-kahfi: 23-24)
Untuk nasehat Ibnu umar maka mari kita menyimak komentar syeikh Usaimin: “kemudian nasehat ini diambil dari Abdullah ibnu Umar yang tulus dari hatinya. Oleh karena itu dia berkata, “apabila kamu berada diwaktu sore, maka janganlah kamu menunggu hingga pagi hari dan apabila kamu berada diwaktu pagi maka janganlah kamu menunngu hingga sore hari. “maksudnya apabila kamu berada disore hari maka jangan katakan: aku akan tinggal sampai pagi. Berapa banyak orang berada pada waktu sore,tetapi tidak sampai waktu pagi.demikian juga ucapan dia:”Dan apabila kamu berada pada waktu pagi,maka janganlah kamu menunggu hingga sore hari.” berapa banyak orang yang berada pada waktu pagi,tetapi tidak sampai waktu sore. Maksud ibnu umar adalah agar setiap orang benar-benar memanfaatkan waktu luangnya sehingga dia disibukkan oleh urusan dunia dalam keadaan tidak sadar. Dia berkata :” Dan manfaatkanlah waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu.”Maksudnya bersegeralah beramal ketika sehat sebelum waktu sakit.Seeorang biasanya malas beramal ketika dalam kondisi sehat karena dia merasa sehat,hatinya lapang dan jiwanya senang.Namun ketika sakit dadanya menjadi sempit ,jiwanya tidak senang dan tidak malas beramal.”Dan manfaatkanlah hidupmu sebelum kematianmu.”ya’ni manfaatkanlah hidupmu ini selagi kami masih hidup mati.Ketika seseorang telah mati,maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal:shodaqoh jariyah,ilmu yang diambil manfaatnya atau anak sholeh yang mendoakan dirinya.
Jika dua penjelasan itu belum membuat anda meninggalkan menunda pekerjaan,maka simaklah sekelumit nasehat imam Ibnu Jauzi:”Orang yang cerdas adalah orang yang bertekat melakukan apa yang mungkin dilakukan dengan cara memetakan segala kemungkinan dalam otak dan pikirannya.Ia akan selalu melakukan apa saja yang mungkin untuk dikerjakan demi tujuan itu.Jika ajalnya masih panjang, ia sungguh beruntung,dan jika umurnya pendek,ia sebenarnya telah melakukan yang terbaik”
Kerjakanlah amal yang bisa anda kerjakan saat ini.Menunda pekerjaan adalah menumpuk pekerjaan yang akan anda kerjakan nanti.Padahal akan ada pekerjaan baru.Dan nanti anda harus mengerjakan pekerjaan baru dan mengerjakan pekerjaan yang anda tunda.Saat itu anda punya dua pilihan yaitu mengerjakan dengan ‘stessing’ yang tinggi atau meninggalkannya tidak dikerjakan.
Saya ingin anda mengingat sebuah ungkapan,”waktu adalah pedang”.Anda bisa membabat musuh dengan berani atau pedang itu justru akan melukai bahkan membunuh anda.Ingat juga setajam pedang ditangan anda akan tidak berguna jika anda tidak bisa atau takut menggunakan pedang itu.Jadilah ksatria hebat yang siap menggunakan pedang dan ketika pedang di tangan anda maka jadilah ksatria yang gagah berani yang berjuang di jalan Allah.
“gunakanlah lima perkara sebelum datang lima perkara lainnya ; gunakanlah masa mudamu sebelum masa tuamu, masa hidupmu sebelum kematianmu, waktu luangmu sebelum waktu sibukmu, waktu sehatmu sebelum waktu sakitmu, waktu kayamu sebelum  waktu miskinmu.” (HR. Baihaqi, ibnu Abi Syikal, Al quda’i, Abu Na’im, imam Hakim)

DUNIA


DUNIA

A.    Perumpamaan Dunia.
Imam Bukhari r.a menjelaskan dengan menggunakan firman Allah SWT :

“ Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan, suatu yang melalaikan, perhiasan, bermegah-megahan antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak-anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning, kemudian menjadi hancur. Dan di akherat ( nanti ) ada adzab yang keras dan ampunan dari allah serta keridhaan Nya. Dan kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdaya. “ ( QS. Al Hadiad : 20 ).
Selanjutnya Imam Bukhari meriwayatkan dari Sahl bin Sa’ad yang telah mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda :
“ Tempat cemeti seseorang di antara kamu di surga lebih baik daripada dunia dan segala isinya. Sesungguhnya berpagi hari atau berpetang hari di jalan Allah lebih baik daripada dunia dan segala isinya. “
( HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad ).
Sadarkah Anda sekarang bahwa dunia adalah permainan yang menyibukkan tubuh kita dan melalaikan hati kita. Sungguh perbandingan dunia ini hanyalah seperti yang disabdakan Nabi SAW :
“ Tidakkah dunia itu dibandingkan dengan akherat melainkan bagaikan salah seorang kamu yang memasukkan jari tangannya ke dalam lautan, perhatikanlah apa yang dibawa oleh jari itu ! ( HR. Muslim ).
Silahkan Anda memilih yang mana. Memang dunia itu tunai di hadapan kita tapi bukankah laut lebih luas dibandingkan setetes air di jari kita. Saya tidak mengajak Anda untuk melalaikan dunia tapi jangan sampai dunia ini melalaikan Anda akan kehidupan akherat yang kekal. Kesulitan dan kesenangan di dunia ini hanyalah sebentar saja dibandingkan kehidupan Anda di akherat.
Perumpamaan dunia adalah seperti ketika Anda masih anak-anak dan sedang bermain-main. Anda membuat gedung-gedungan dan rumah-rumahan, kemudian ditanamai pohon sekitarnya. Setelah sore hari anda dan teman-teman Anda merusaknya. Seperti itulah perumpamaan kehidupan dunia.
Dari Sa’id Al Khudri r.a bahwasannya Rasulullah SAW bersabda :
“ Sesungguhnya dunia ini manis dan mempesona, sedangkan Allah menugaskan kamu didalamnya, maka Dia hendak melihat bagaimana kamu berbuat. Karena itu takutlah terhadap ( fitnah / godaan ) dunia dan takutlah terhadap ( fitnah ) wanita. “ ( HR. Muslim ).
Sebelum lebih lanjut Anda membaca, saya ingin Anda merenungi nasehat Imam Ibnu Qayyim dalam Kitab Al Fawaaid :
“ Sejak diciptakan, manusia terus menerus jadi musafir yang tidak berhenti dari perjalanan panjangnya kecuali di surga atau neraka. Orang berakal mengetahui bahwa safarinya penuh dengan berbagai kesulitan dan cobaan. Adalah mustahil, kelezatan, kenikmatan dan kebahagiaan hakiki itu di dapat sebelum sampai kepada tempat tujuan. “
Jadikanlah kehidupan Anda seperti ketika Anda melewati kebun yang penuh duri dan ular berbisa serta binatang berbahaya lainnya. Berhati-hatilah jangan sampai Anda celaka di dalamnya sehingga Anda akan merugi. Berhati-hatilah.

B.     Dunia Atau Akherat ? Mana Yang Lebih Menarik ?
Saya yakin Anda telah memilih mana tujuan utama Anda. Alangkah indahnya nasehat Imam Ibnu Jauziy dalam kitabnya Shaidul Khatir :
“ Godaan dunia sangatlah beragam adanya. Ada godaan yang muncul dalam diri manusia. Baginya, urusan akherat adalah sesuatu yang berada di luar tabiatnya, lagi pula akherat merupakan hal yang ghaib. Orang yang berilmu mengira daya tarik akherat lebih kuat daripada daya tarik dunia., di saat ia mendengarkan nasehat-nasehat dan ancaman yang datang dari Al Qur’an. Oh, tidaklah demikian. Perumpamaan tabiat kecenderungan manusia kepada dunia laksana air yang terus mengalir mencari daerah yang lebih rendah. Untuk mengangkatnya ke atas diperlukan energi dan tenaga. Oleh karenanya, syariat menguatkannya dengan kabar gembira dan ancaman yang mempertajam akal. Daya tarik tabiat manusia sungguh sangat beragam, maka bukanlah hal yang aneh jika ia sering kali menang dalam pertarungan. Justru aneh dan ajaib jika kita terkalahkan. Seperti itulah ketertarikan kita. Mungkin butuh banyak cambuk untuk menyadarkan kita, mana yang kita pilih. Mari mencambuk diri kita dengan sebuah Hadits berikut ini :
Dari Anas r.a, dia berkata : “ Rasulullah bersabda: Akan dihadirkan orang yang paling nikmat di dunia dari penghuni neraka pada hari kiamat. Lalu ia di celup di neraka dengan sekali celupan kemudian di tanya : “ hai manusia, apakah kamu pernah melihat kebaikan, apakah kamu pernah merasakan kenikmatan ? Maka ia menjawab : “ Tidak pernah, demi Allah ya Rabbi.” Dan dihadirkan manusia yang paling menderita dulunya di dunia dari penghuni surga, lalu ia dicelupkan dengan sekali celupan di dalam surga. Kemudian ia di tanya : “ hai manusia, pernahkah kamu melihat satu penderitaan ? pernahkah kau merasakan kesulitan ? “ Maka dia menjawab : “ Tidak demi Allah, aku tidak pernah merasakan penderitaan sedikitpun dan aku tidak pernah melihat kesusahan sedikitpun “ ( HR. Muslim ).
Hanya butuh satu celupan untuk menghilangkan kata paling yang kita sandang di dunia ini. Maka, “ Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau pengembara.” ( HR. Bukhari ).
Sungguh Anda mungkin pernah ketemu orang di sore hari tapi keesokan harinya sudah meninggal. Padahal ketika seseorang mati, terputuslah semua amalnya kecuali tiga hal : Shodaqoh Jariyah, Ilmu yang di ambil manfaatnya atau anak shaleh yang mendo’akan dirinya.
Al Ghazali berkata, “ Anak turun Adam itu badannya diibaratkan jaring yang dia gunakan untuk mencari amal shaleh. Apabila dia telah mendapatkan kebaikan, kemudian dia mati, maka cukuplah baginya, dan dia tidak lagi membutuhkan jaring tersebut, yaitu badannya yang telah ia tinggalkan setelah dirinya mati. Tidak diragukan lagi bahwa, jika seseorang telah meninggal dunia, maka terputuslah keinginan syahwatnya terhadap dunia, sedang dirinya hanya menginginkan amal shaleh  sebagai bekal di alam kubur. Amabila dia mempunyai amal shaleh, maka dia pun tidak membutuhkan apa-apa lagi. Namun bila dia tidak mempunyai amal shaleh, maka dia ingin kembali ke dunia lagi, untuk mencari bekal, padahal jaringnya telah di ambil darinya. Kemudian dikatakan kepadanya : Amat jauh karena telah terlambat. Akhirnya dia pun hanya bingung dan menyesal selamanya, karena dahulu dia mengabaikan dalam mencari bekal sebelum jaringnya dicabut darinya. Oleh karena itulah Rasulullah SAW bersabda : “ Dan pergunakanlah hidupmu sebelum datang kematianmu, sungguh tiada daya dan kekuatan kecuali dari pertolongan Allah.”
Para Ulama mengatakan yang intinya, “ Janganlah kamu condong kepada dunia dan menjadikannya sebagai tempat tinggal. Dan janganlah membisikkan kepada dirimu bahwa kamu akan tinggal begitu lama di dalamnya, dan mencurahkan perhatian kepadanya. Dan janganlah terikat dengannya kecuali sebatas apa yang diperlukan oleh orang asing yang tinggal di negeri lain. Dan janganlah kamu menyibukkan diri dengan hal-hal yang biasanya orang asing yang hendak pulang menuju keluarganya tidak ambil peduli.”

C.     dan bila..
Anda mungkin berharap bahwa dunia menjauhi Anda atau mungkin Anda merasa tidak akan mampu jika dijauhi dunia. Sungguh Allah tidak mengharamkan dunia yang diperoleh dengan halal dan baik, tetapi jangan sampai dunia ini memperdaya Anda sehingga Anda lupa bahwa kematian telah menunggu. Beramallah ! Beramallah !
Ada sebuah kisah indah yang diceritakan oleh Abu Hurairah r.a, beliau berkata :
“ Demi Allah yang tiada sesembahan yang haq kecuali Dia. Aku pernah mengikatkan batu di perutku karena lapar. Sungguh pada suatu hari aku pernah duduk di jalan yang dilewati orang-orang. Kemudian Nabi SAW melewati saya. Beliau mengetahui apa yang ada di raut muka saya dan apa yang ada dalam diri. Kemudian Beliau bersabda : “ Hai Abu Hirr.” Saya jawab : “ Labbaik yang Rasulullah.” Beliau bersabda : “ Ikuti Aku !” Beliau berjalan maka saya mengikutinya, Beliau masuk rumah, lalu saya minta izin masuk dan saya diizinkan, maka saya masuk. ( Di situ ) Beliau menemukan susu dalam sebuah mangkuk, Beliau lalu bertanya : “ Dari manakah susu ini ?” Mereka menjawab : “ Fulan atau Fulanah menghadiahkan untuk Anda .” Beliau berkata : “ Hai Abu Hirr.” Saya menjawab : “ Labbaik ya Rasulullah.” Beliau bersabda : “ Pergilah ke ahli shuffah, undanglah mereka kemari.” Abu Hurairah berkata : “ Ahlu Shuffah itu tamu-tamu Islam, mereka tidak memiliki keluarga, harta atau saudara. Apabila Rasulullah SAW mendapatkan sedekah, Beliau langsung mengirim kepada mereka, tanpa mengambil sedikitpun darinya. Dan apabila Beliau mendapatkan hadiah maka Beliau mengirimkan kepada mereka dan mengambil bagian daripadanya serta Beliau ikut makan bersama mereka.” Maka hal itu membuat tidak enak dalam hati saya : “ Mengapa susu ini diberikan kepada ahli shuffah ?” Saya seharusnya lebih berhak untuk mendapatkan bagian satu teguk dari susu ini agar saya bisa kuat. Jika mereka datang dan Beliau memerintah saya untuk memberikan kepada mereka, bisa jadi saya tidak mendapatkan bagian dari susu ini. Tetapi taat kepada Allah dan Rasul Nya adalah pasti ( tidak bisa tidak / ditawar ). Maka saya mendatangi mereka dan mengundang mereka. Mereka pun datang dan meminta izin. Beliau mengizinkan mereka dan merekapun mengambil tempat duduk di rumah itu. Beliau bersabda : “Hai Abu Hirr.” Saya jawab : “Labaik ya Rassullullah.” Beliau bersabda : “ Ambillah lalu berikan kepada mereka.” Dia berkata : “Saya segera mengambil mangkok tersebut lalu saya berikan kepada seseorang, hingga minum puas. Kemudian dia mengembalikan mangkok kepadaku, lalu saya berikan kepada orang lain, diapun minum hingga puas, kemudian dia mengembalikan mangkok kepadaku, hingga akhirnya saya memberikan kepada Rasulullah SAW. –setelah semua orang puas- Beliau mengambil mangkok lalu meletakkannya di atas tangannya. Beliau memandang saya lalu tersenyum. Beliau berkata : “Hai Abu Hirr.” Saya jawab : “Labaik ya Rassullullah.” Beliau berkata : “Tinggal Aku dan kamu.” Saya katakan : “Anda benar ya Rasulullah.” Beliau bersabda : “Duduklah lalu minumlah.” Maka saya duduk lalu minum. Beliau tidak berhenti mengucapkan :”Minumlah.” Sampai saya berkata : “Tidak demi Allah yang mengutus Anda dengan kebenaran, saya tidak mendapatkan lagi tempat untuknya (di perutku).” Beliau bersabda : “Perlihatkanlah (mangkok itu) padaku.” Maka saya memberikannya kepada Beliau. Beliau lalu memuji Allah, menyebut nama Nyadan meminum susu yang tersisa.” ( HR. Bukhari ).
Sungguh sebuah kisah yang menawan tentang orang yang paling menawan akhlaknya dan yang tahu mana yang diprioritaskan. Seperti dalam sabda Beliau : “Seandainya saya memiliki emas sebesar gunung Uhud tentu Aku bergembira manakala tidak sampai lewat tiga hari pada emas itu aku tidak memilikinya sedikitpun kecuali beberapa dinar yang aku simpan untuk keperluan hutang.” ( HR. Bukhari-Muslim ). Sungguh benar pula jika zuhud terhadap dunia membuat Allah mencintainya, dan juga sikap zuhudnya terhadap apa yang di tangan manusia sehingga berjuta orang mencintainya hingga saat ini.
Juga kita lihat salah seorang dari hasil didikan Rasulullah yang berjiwa besar dalam mentaati perintah Baliau SAW. Benar pula jika generasi sahabat adalah generasi terbaik umat ini. Tetapi di lain pihak Allah berfirman :
“Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertaqwa dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.” ( QS. Al Lail : 5-7 )                           .  Nabi SAW juga bersabda dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar r.a.: “Tidak boleh hasad kecuali kepada dua nikmat ; orang yang diberi Al Qur’an oleh Allah maka dia menegakkannya disaat-saat malam dan disaat-saat siang dan seseorang yang diberi harta kemudian dia menginfaqkannya disaat-saat malam dan disaat-saat siang.” ( HR. Bukhari-Muslim ).

Siapapun Anda dan apapun cita-cita Anda maka ingatlah bahwa kita hanya sebentar di dunia ini. Jadilah muslim yang bermanfaat bagi saudaranya. Berlomba-lombalah dalam kebajikan. Bijaklah dalam menjalani kehidupan ini. Sikap Qona’ah, ‘iffah serta hemat akan membahagiakan hati Anda. Rasulullah juga pernah bersabda :
“Sungguh beruntung orang yang telah masuk Islam dan diberi rizki yang cukup serta dijadikan puas oleh Allah terhadap apa yang telah dianugerahkan kepadanya.” (HR. Muslim).
Sebelum saya menutup pembahasan ini mari kita dengar nasehat ulama rabbani Imam Ibnu Al Jauziy :
Saya memperhatikan perihal orang-orang yang memiliki keutamaan. Saya mendapati umumnya mereka tidak banyak memiliki harta benda. Saya memperhatikan juga dunia memang selalu berada di tangan orang-orang yang mencintainya. Saya melihat manusia-manusia utama menyayangkan diri mereka, mengapa mereka tidak memiliki apa yang telah dicapai oleh manusia-manusia yang tidak sempurna itu, “Alangkah naifnya engkau. Engkau melakukan banyak kesalahan.”
Pertama, jika Anda memiliki semangat untuk menggapai dunia, maka bangkitlah dan berusahalah untuk menggapainya, niscaya Anda tak akan terus menerus mengeluh. Sesungguhnya ketika Anda bermalas-malasan sambil berharap memperoleh apa yang diperoleh oleh orang lain selain engkau yang bersungguh-sungguh, adalah tindakan bodoh dan pertanda kelemahan jiwa Anda.
Kedua, sesungguhnya dunia ini hanya untuk dilalui dan bukan untuk diramaikan. Hal itu tentunya telah Anda ketahui dan pahami. Apa yang dicapai oleh orang-orang yang sangat cinta akan dunia hanyalah akan menyakitkan badan dan merusak agamanya. Jika Anda tahu akan hal itu, kemudian Anda meratapi hilangnya sesuatu yang tidak sepatutnya Anda miliki, maka kesedihan itu akan menyiksa Anda, karena kelak Anda akan mengetahui maslahat dibalik kehilangan itu. Bersabarlah menerima kesedihan itu sebagai balasan kini, agar Anda selamat dari siksa yang datang kemudian.
Ketiga, pastilah Anda mengetahui betapa sedikitnya kenikmatan duniawi yang diberikan kepada manusia, jika dibandingkan dengan apa yang dirasakan oleh binatang. Makhluk Allah itu tampaknya lebih banyak menerima kenikmatan daripada yang manusia dapatkan. Binatang bahkan memperolehnya dengan tenang, sedangkan Anda mendapatkannya dengan penuh kekhawatiran. Oleh karena itu, jika bagian harta Anda dilipatgandakan seperti yang Anda kehendaki, maka Anda akan bersama kelompok hewan dan binatang itu.
Di satu sisi, keinginan Anda akan dunia akan mengalihkan perhatian Anda dari hal-hal yang mulia, sedangkan ringannya beban duniawi akan menggerakkan Anda untuk meraih martabat yang mulia. Jika Anda lebih memilih untuk mengedepankan sesuatu yang berlebihan, maka Anda akan kembali kepada kondisi seperti dahulu Anda tiada berilmu dan pilihan Anda akan kacau.
Kesimpulannya; Dunia ini menjadi arena ujian dan cobaan, maka hendaklah akal dikedepankan. Barang siapa yang menyerah kepada hawa nafsunya, ia akan sangat mudah celaka. Ini yang berhubungan dengan badan dan dunia. Kini coba Anda lakukan perbandingan pada hal-hal yang bersifat ukhrawi.
“Maka bertaqwalah kamu kepada Allah dan lakukanlah cara yang baik dalam pencarianmu.” (HR. Ibnu Majah dan Al Hakim).
Saya menulis hal ini bukan mengajak Anda meninggalkan semua yang ada di dunia, tapi mari kita ingat firman Allah :
“Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan..” (QS. Al Qashash : 77).

Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntu” (QS. Jumuah : 10).
Firman Allah sungguh sangat jelas menyuruh kita untuk bersegera untuk akherat tapi jangan sampai meninggalkan bagian di dunia. Bahkan Allah menekankan, “ carilah karunia Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung.”
Nabi juga pernah bersabda :
“Sesungguhnya bekerja mencari rizki yang halal itu merupakan kewajiban setelah ibadah fardhu.” (HR. Thabrani & Baihaqy).
Juga jangan sampai kita di dunia ini merendahkan diri kita dengan meminta-minta atau menjadi beban bagi orang lain. Umar bin Khatab pernah berkata pada ahli Qira’ah,”wahai ahli Qira’ah, berlombalah dalam kebaikan, dan carilah karunia dan rizki Allah, janganlah kalian menjadi beban hidup orang lain.”
Hanya kebaikanlah yang saya harap dari tulisan ini

Penentuan Awal Ramadahan

Assalamu'alaikum ijin bertanya ketika memasuki bulan Ramadhan seringkali terjadi perbedaan penentuan Awal Ramadhan. Bagaiman...