Thursday 20 August 2015

Pencuri Tuli

pernah terjadi pencurian yang lucu di daerah bulu temanggung.
suatu hari warga sekampung heran karena ada radio (yang saat itu masih merupakan barang berharga ) berbunyi di salah satu kebun milik warga. radio itu terusberbunyi dan berjalan, akhirnya beberapa warga yang curiga segera mengikuti suara tersebut. setelah di ikuti ternyata ada seorang pencuri memanggul radio yang berbunyi. akhirnya di tangkaplah sang pencuri dan ternyata sang pencuri tuli sehingga dia tidak tahu kalau radio yang dia curi masih berbunyi.
he he he
http://garasiopa.com/wp-content/uploads/2012/06/RadioToshiba4-490x366.jpg
manusia adalah makhluk dengan begitu banyak kelemahan sehingga manusia sering seperti pencuri di atas melakukan kesalahan yang tidak diketahui di mana kesalahan itu akan membuat manusia celaka. kita lebih sering tidak tahu terhadap hakikat sesuatu walaupun kadang akal kita mampu menangkap suatu hakikat, namun keterbatasan akal jua yang kadang menyikap kelemahan dari akal manusia. oleh karena itu Allah menurunkan user guide berupa Al Quran, yang merupakan jalan untuk mendapatkan keselamatan, baik di dunia maupun di akhirat.
Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah membuat satu garis lurus, kemudian beliau bersabda, “ Ini adalah jalan Allah”. Kemudian beliau membuat garis-garis yang banyak di samping kiri dan kanan garis yang lurus tersebut. Setelah itu beliau bersabda , “Ini adalah jalan-jalan (menyimpang). Di setiap jalan tersebut ada syetan yang menyeru kepada jalan (yang menyimpang) tersebut. “ (H.R Ahmad 4142).(Lihat Jaami’ul Bayaan fii Ta’wiil Al Qur’an )
jalan lurus inilah yang setiap hari di minta oleh seorang muslim dalam sholatnya, shirotolmustaqim. lalu apakah shirotol mustakim itu, ulama menjelaskan tentangshirotol mustaqim ini.
Imam Abu Ja’far bin Juraih rahimahullah berkata, “ Para ahli tafsir telah sepakat seluruhnya bahwa shiratal mustaqim adalah jalan yang jelas yang tidak ada penyimpangan di dalamnya” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azim )
Imam Ibnul Jauzi rahimahullah menjelaskan bahwa ada empat perkataan ulama tentang makna shiratal mustaqim:
Pertama. Maksudnya adalah kitabullah . Ini merupakan pendapat yang diriwayatkan oleh sahabat ‘Ali dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam .
Kedua. Maknanya adalah agama Islam. Ini merupakan pendapat Ibnu Mas’ud, Ibnu ‘Abbas, Al Hasan, dan Abul ‘Aliyah
rahimahumullah.
Ketiga. Maksudnya adalah jalan petunjuk menuju agama Allah. Ini merupakan pendapat Abu Shalih dari sahabat Ibnu ‘Abbas dan juga pendapat Mujahid rahimahumullah .
Keempat. Maksudnya adalah jalan (menuju) surga. Pendapat ini juga dinukil dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma . ( Lihat Zaadul Masiir).
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di
rahimahullah mejelaskan : “ Shiratal mustaqim adalah jalan yang jelas dan gamblang yang bisa mengantarkan menuju Allah dan surga-Nya, yaitu dengan mengenal kebenaran serta mengamalkannya” (Taisirul Kariimir Rahman ).
Syaikh Shalih Fauzan hafidzahullah menjelaskan, “ Yang dimaksud dengan shirat (jalan) di sini adalah Islam, Al Qur’an, dan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam . Ketiganya dinamakan dengan “jalan” karena mengantarkan kepada Allah Ta’ala . Sedangkan
al mustaqim maknanya jalan yang tidak bengkok, lurus dan jelas yang tidak akan tersesat orang yang melaluinya” ( Duruus min Al Qur’an 54)
Perbedaan penjelasan para ulama tentang makna shiratal mustaqim tidaklah saling bertentangan satu sama lain, bahkan saling melengkapi. Dapat kita simpulkan dari penjelasan di atas bahwa shiratal mustaqim adalah agama Islam yang sangat jelas dan gamblang, yang harus diilmui dan diamalkan berdasarkan Al Qur’an dan As Sunnah, sehingga bisa menjadikan pelakunya masuk ke dalam surga Allah Ta’ala . Jalan inilah yang ditempuh oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya.
jalan inilah yang akan membebaskan manusia dari kecelakaan di dunia maupun di akhirat. semoga kita semua dimudahkan oleh Allah untuk menempuhnya.
Wallahu a'lam...

No comments:

Post a Comment

Penentuan Awal Ramadahan

Assalamu'alaikum ijin bertanya ketika memasuki bulan Ramadhan seringkali terjadi perbedaan penentuan Awal Ramadhan. Bagaiman...