Wednesday 13 February 2013

KETIKA MUSIBAH MENYAPA


KETIKA MUSIBAH MENYAPA

A.Musibah Untuk Hamba.
Allah SWT  Dzat yang memberikan kita kehidupan, setelah menetapkan hidup kita di dunia ini sebagai ujian. Allah berfirman:
“Dialah yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk mengujimu, siapakah di antara kamu semua yang baik amalnya. (Al Mulk:2).
“Sungguh, kami pasti akan mengujimu dengan sebagian dari rasa takut, lapar, serta kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”(Al baqoroh:155)
Musibah atau bencana adalah bagian dari kehidupan. Musibah satu berganti bencana  yang lain seperti iringan pena yang menggores kata demi kata sehingga menjadi sebuah puisi kehidupan. Jika Anda menharap kebahagiaan hakiki di dunia ini maka anda sulit sekali mendapatkannya karena seakan setiap langkah kita di kehidupan selalu dihadapkan dengan ujian demi ujian kemudian Allah memberi obat bagi kedukaan:
“(yaitu) Orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan “Inna lillahi wa inna ‘ilaihi raji’un (sesungguhnya Kita milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nya kita kembali) Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang semnpurna dan rahmat dari rabb mereka dan mereka itulah  orang-orang yang mendapat petunjuk (Al Baqoroh:156-157)
Jujunungan kita Nabi Muhammad SAW. Membrikan beberapa tips dalam meredam perihnya duka kehidupan:
“Tidak ada seorangpun tertimpa musibah lantas mengucapkan “innalillahi wa inna ilaihi rajiun, allahuma’ jurni fi musibati wa aklif li khoiron minha (sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nya kami kembali. Ya Allah berilah aku pahala  dalam musibahku dan berilah pula aku penngganti yang lebih baik darinya) Kecuali Allah pasti memberikan pahala kepadanya atas musibahnya itu dan memberinya pula pengganti yng lebih baik darinya (HR Ahmad)
Do’a dalam hadits di atas merupakan obat bagi kita yng tertimpa musibah. Jika anda merenungi do’a itu maka anda akan menemui penawar bagi segala macam musibah dan Anda pasti akan merasa terhibur.
Seorang hamba menyadari bahwa dia dan semua yang dimilikinya di dunia ini adalah pinjaman dari Allah dan ketika  Yang memiliki  mengambil pinjamannya maka sudah seharusnya ikhlas memberikannya. Kepemilikan hamba terhadapnya hanyalah kesenangan yang dipinjamkan dalam jangka waktu yang sudah ditentukan Nya. Hamba bukanla yang mengadakan dari ketiadaan dan tidak bisa menjaganya ketika ada dan juga tidak bisa mengekalkannya dalam kehendaknya sehingga secara hakiki kita tidak memilkanya . Dalam penggunannya ada batasan-batasan yang membatasi seperti seorang budak yang dipinjami sesuatu oleh majikannya sehungga tidak bisa menggunakan semaunya sendiri. Tempat kembali seorang hamba hamba adalah kepada tuanya yang sejati. Hamba akan dihadapkan kepada-Nya hanya bertemankan amalnya. Lalu apakah masih pantas seorang budak yang dipinjami sesuatu kemudian diambil pemiliknya merasa berhak menahannya.
Sesuatu yang telah ditakdirkan memnimpa dirinya tidak akan dihindari begitu pula apa yang ditakdirkan terhindar darinya tidak akan menimpanya. Allah SWT berfirman: “Tiada sesuatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (lauh mahfudz) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu )supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu.Dan Allah tidak menytukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.”(Al Hadid:22-23).
Musibah adalah sebuah keharusan dalam kehidupan kita. Setiap kesenangan kadang akan diikuti musibah yang bertubi-tubi. Jangan pernah mengeluh karena mengeluh tidak akan mengurangi kepedihan duka. Bersabarlah! Jangan sampai pahala kesabaran hilang dari hadapan Anda ketika musibah datang.
“Orang-orang pada hari kiamat berangan-angan andaikata dulu kulitnya digergaji di dunia karena (besarnya) pahala orang-orang yang terkena bala’ yang mereka lihat.”(HR Tirmidzi)
Musibah juga merupakan tungku penggodok untuk memilih siapa hamba yang ridho dan mencintai Allah.”Sesungguhnya ujian adalah tanda kecintaan Allah pada kita. Yang sebenarnya musibah adalah kemurkaan Allah.

B.Mengapa Diuji?
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahlu sebelum kamu. Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga sehingga berkatalah Rosul dan orang-orang yang beriman bersamanya:”kapankah datang pertolonganAllah?” Ingatr, sesungguhnya pertolongan Allah itru dekat(QS Albaqoroh:214)
Jika anda ditanya dimana tempat yang ingin anda tempati diakhirat kelak, pasti anda akan memilih surga sebagai tempat kembali. Mungkin anda juga masih tetap memeprtanyakan mengapa Anda masih diuji. Atau Anda akan memilih sabar tanpa menanyakan mengapa karena Anda yakin takdir Allah adalah takdir terbaik atau Anda melakukan keduanya?
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga padahal belum nyata bagi Allah ornag-orang yang berjihad di antaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar.”(QS Ali Imran:142).
Pembuktian. Mungkin kata itu akan menjawab pertanyaan Anda. Pembuktian tentang siapa Anda. Pembuktian apa yang ada pada diri sehingga layakkah anda mendapatkan balasan kemenangan. Sungguh indah seruan para Mujahid ketika berperang di jalan Allah:
“       Sesungguhnya kemenanganitu hanya hanya membutuhkan kesabaran sesaat!”
Kesabaranlah yang akan membuktikan siap yang berdiri terakhir. Gigitlah Alqur’an dan sunnah maka jangan bersedih jika musibah menimpa anda selama Allah bersama Anda. Kebersamaan (ma’iyyah) Allah seperti tertuli dalam firman Allah SWT:
“Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.”(Al Baqoroh:153)
“sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat baik.”(An Nahl:128)
“Dan sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat baik.”(QS Al ankabut:69)
C.                 Yang Tegar Menghadapi Musibah.
Ibrahim as mengahadapi cobaan yang berat tetapi dia tetap sabar karena meyakini keesaan Allah dan janji-Nya. Ketika tubuhnya dilempar ke dalam bara api yang besar , dia berkata: “cukuplah Allah sebagai penolongku, Dia adalah sebaik-baik pelindung.”
Ketika Allah memerintahkan menyembelih putranya maka, dengan sabar dia membaringkan Isma’il dan akhirnya diganti oleh Allah dengan seekor kambing.
Siang dan malam selama 950 tahun Nabi nuh As Berdakwah baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Tiada satu kesempatan yang dilewatkan oleh Nabu Nuh As.
Nabi ayub menderita penyakit yang membuat dia dikucilkan, namun janji Allah membuat dia dikucilkan, namun janji Allah membuat dia bersabar dan ridho terhadap takdirnya.
Nabi musa mengalami berbagai ancaman dan gangguan dari kaumnya dan juga kaum fir’aun, tetapi dia tetap bersabar sampai Nabi Muhammad SAW. memujinya.
“Semoga Allah merahmati Musa sesungguhnya dia telah disakiti dengan perlakuan yang lebih parah daripada ini namun dia tetap bersabar.”(HR Bukhari).
Penutup Para Nabi, Muhammad SAW. Sudah banyak sekali menerima gangguandari kaumnya. Mereka menuduhnya sebagai orang gila, tukang sihir, pendusta dan berbagai macam gangguan fisik maupun psikis.
Mereka membunuhi sebagian sahabat-sahabat dan menyiksa sebagian yang lain, bukankah sangat berat ketika melihat pengikut setianya disiksa dan dibunuh di depan matanya.Belau berjumpa dengan sebagian dari mereka yang disiksa dan tiada yang bisa dilakukannya kecuali bersabda:
“Bersabarlah wahai keluarga yasir, karena sesungguhnya pahala yang dijanjikan untuk kalian nanti di surga “
Beliau tetap sabar menghadapi cobaan demi cobaan dalam menyampaikan risalah tuhannya. Bahkan setelah hijrah ke Madinah tetap saja cobaan demi cobaan menghampirinya. Hingga akhirnya Allah mewafatkannya setelah sempurna risalah islam.
Demikian pula dengan sahabat-sahabatnya, seperti Bilal, Sumayyah, Shuhaib,’Ammar,Miqdad dan abu Bakar semoga Allah meridhoi mereka dan mencukupkan mereka dengan limpahan pahala dan balasan yang setimpal bagi mereka. Bilal disiksa di bawah terik matahari, sahabat lain yang bernama Habib bin Yazid r.a yang diutus pada musailamah al kadzab tetapi malah dibunuh lalu menyalibnya. Seorang wanita yang ditingal syahid oleh ayah, saudara dan suaminya tetap tegar menghadapi hidup meski begitu berat.
Begitu juga para tabi’in penerus para sahabat Abu Qibbah termasuk orang yang diuji di tubuh dan agamanya akhirnya meninggal setelah melarikan diri demi agamanya akhirnya mati dengan seluruh anggota tubuhnya tak berfungsi. Ahmad bin Nashr al Khuza’iy tetap tegar sampai dipancung demi mempertahankan keyakinannya. Imam Ahmad dipenjara juga demi memegang keyakinannya bahwa Al Qur’an adalah kalam Allah.
Semoga kita mendapatkan akhlak mulia seperti mereka dalam menghadapi ujian kehidupan. Amin

Benar & Jujur


Benar & Jujur.
Kebenaran disamping sebagai sesuatu yang harus dimiliki tapi kebenaran adalah penyempurna iman dan pelengkap keislaman, karena Allah memerintahkan dalam firman-Nya:
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah, dan hendaknya kalian bersama orang-orang yang benar. (AtTaubah:119)
“Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad SAW) dan, membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertaqwa (Az zumar:33)
Rasullah SAW. Juga bersbada:
“Hendaklah kalian benar, karena kebenaran membawa kepada kebaikan dan kebaikan membawa ke surga. Seseorang itu selalu benar dan memilih kebenaran hingga ia ditulis di sisi Allah sebagai orang yang benar. Tinggalkan oleh kalian kebohongan, karena kebohongan membawa keburukan dan keburukan membawa ke neraka. Seseorang selalu berbohong dan memilih kebohongan hingga ia ditulis di sisi Allah sebagai pembohong.”(HR Muslim).
Betapa mulianya kebenaran sehingga dapat mengantarkan pemiliknya ke surga. Mari kita jujur pada diri kita dan jujur terhadap segala hal sehingga Allah mencatat sebagai orang yang benar. Kejujuran adalah bekal mencari kebenaran dan kebenaran yang akan mengantarkan kita ke surga-Nya.

Adil


Adil
Adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya. Maka bagi orang muslim adil adalh sebuah keharusan. Muslim harus adil dalam ucapan, perbuatan dan bahkan dalm segala hal sehingga menjadi akhlak yang ada pada dirinya.
Firma Allah Ta’la:
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan.”(An-Nahl:90)
Bahkan Nabi SAW. Bersabda bahwa salah satu dari golongan yang akan dinaungi oleh AllahSWT dalam naungan-Nya  pada hari dimana tidak ada lagi naungan kecuali naungan Allah adalah pemimpin yang adil. Orang yang telah memiliki sifat adil maka dia tidak akan condong kepada nafsu dan syahwat dan juga tidak berbuat zhalim sehingga Allah akan mencintainya dan mendapat keridhaan Nya.
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya orang-orang yang adil di sisi Allah berada di mimbar-mimbar dari cahaya ,yaitu orang-orang yang adil dalam hukum mereka, keluarga mereka dan (amanah) yang diberikan kepada mereka.”(HR Muslim)
“Penghuni surga itu tiga golongan;pemimpin yang adil dan mendapat taufik, orang yang penyayang hatinya, lembut terhadap setiap kerabat dekat dan orang islam, dan orang yang hidup dengan bersih, berusaha untuk tetap bersih(dengan kerja keras) sedang ia memiliki tanggungan keluarga yang banyak.”(HR muslim).
Syeikh Abu Bakar jabir Al Jazairi menulis dalam minhajul muslimnya, bahwa adil memiliki fenomena-fenomena yang baik sekali, antara lain adalah:
1.                  Adil kepada Allah ta’la dengan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun dalam menyembah-Nya dan sifat-sifat-Nya,ta’at kepada-Nya, dzikir kepada-Nya dan syukur kepadanya.
2.                  Adil dalam memberikan keputusan hukum kepada manusia dengan memberikan hak kepada pemiliknya.
3.                  Adil diantara istri-istrinya dan anak-anak dengan dengan tidak melebihkan salah satu istri  atas istri-istri yang lain, atau salah satu anak atas anak-anak yang lain.
4.                  Adil dalam perkataan dengan tidak bersaksi dengan kesaksian palsu dan tidak dikatakan sebagai orang pembohong.
5.                  Adil dalam keyakinan dengan tidak meyakini kecuali kebenaran, kejujuran dan dirinya tidak dipuji dengan sesuatu yang tidak ada pada dirinya.
Semoga kita dapat berbuat adil pada diri kita,  setiap keputusan kita dan adil dalam segala perbuatan kita.

Penentuan Awal Ramadahan

Assalamu'alaikum ijin bertanya ketika memasuki bulan Ramadhan seringkali terjadi perbedaan penentuan Awal Ramadhan. Bagaiman...